Fimela.com, Jakarta Bagi perempuan lajang yang sudah berusia akhir 20an atau sudah di 30an, status belum menikah sering dijadikan cibiran atau sindiran orang-orang. Ketika sudah menginjak usia yang dianggap tidak lagi muda dan belum menikah, kita akan makin sering mendengar suara-suara sumbang dan menyudutkan kita.
Tekanan dan tuntutan menikah pun akan makin sering kita dapatkan. Terlepas dari pencapaian lain, kita rentan jadi sasaran cibiran orang-orang di sekitar kita kalau masih belum menikah di usia yang katanya sudah seharusnya berumah tangga. Menyikapi hal tersebut, kita bisa berupaya untuk tetap tenang dan bahagia dengan cara kita sendiri.
What's On Fimela
powered by
1. Rangkai Impian Sendiri
Usia menghadirkan pengalaman dan kebijaksanaan, yang memberimu lebih banyak alasan untuk mengejar impian dan melakukan apa yang selalu diinginkan. Kita bisa merangkai dan mencapai impian sendiri. Belum menikah bukan berarti terlambat atau tertinggal dari orang lain, melainkan kita punya perjalanan dan perjuangan kita sendiri.
2. Hargai Kehidupan yang Ada
Kita diberi kesempatan untuk hidup, maka hargai dan syukuri. Di usia yang sudah dibilang tidak muda bukan berarti kita kehilangan kesempatan untuk mencoba hal-hal baru. Justru kita bisa mencoba lebih banyak hal baru dan lebih menghargai kehidupan ini. Syukuri saja semua yang ada. Banyak bersyukur dibutuhkan untuk menumbuhkan pikiran positif dan optimis terhadap kehidupan dan kenyataan.
3. Terima Perbedaan
Orang lain mungkin menganggap kita tertinggal hanya karena belum menikah di usia yang dianggap sudah waktunya berumah tangga. Namun, kita meyakini bahwa segala sesuatunya punya waktu terbaiknya sendiri. Isi kepala kita dan isi kepala orang lain tak pernah sama. Pikiran kita dan pikiran orang lain pastinya berbeda. Hal ini pun memengaruhi ucapan atau tindakan masing-masing individu. Kalau ada orang yang menyudutkan kita karena belum menikah di usia matang, anggap saja karena dia punya pemahamannya sendiri.
4. Jaga Pola Hidup Sehat
Biar tidak gampang stres menghadapi tuntutan dan tekanan orang lain, kita bisa lebih mengutamakan menjaga pola hidup yang lebih sehat. Salah satunya adalah dengan cara berolahraga. Mengutip buku Hello, Habits, John Ratey yang merupakan seorang guru besar psikiatri dari Harvad Medical School menjelaskan bahwa olahraga bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi otak. Dalam buku yang ia tulis, Spark: The Revolutionary New Science of Exercise and the Brain, ia mengemukakan secara gamblang bahwa olahraga membuat kita merasa segar kembali karena darah terpompa, menyebabkan otak melakukan fungsinya yang terbaik.
5. Tersenyum Hadapi Ketidakpastian Hidup
Terima ketidakpastian hidup, termasuk soal kapan menikah dan kapan perlu fokus pada prioritas lain. Mengutip buku Apa yang kita Pikirkan ketika Kita Sendirian, "Ada sesuatu yang menghibur dalam ketidakpastian ini, ketika kita tidak mengetahui dengan pasti tentang realitas kehidupan, alam semesta, dan semua seluk beluknya, dan bahkan mempertanyakan jawaban yang dikemukakan orang-orang, tidak peduli seberapa meyakinkannya jawaban itu. Karena ketidakpastian ini membuat semua kemungkinan dapat dibayangkan. Tidak ada yang benar-benar hitam atau putih, tetapi semuanya merupakan bauran warna yang saling menyatu."
Jadi daripada makin stres dengan pandangan orang lain terhadap kita, mending kita memperbanyak senyuman. Hadirkan hal-hal baik dalam hidup sebab bisa berjuang dan bertahan sampai sekarang sudah merupakan pencapaian sendiri yang luar biasa.
#WomenforWomen