Gejala Khas Cacar Monyet yang Harus Diwaspadai, Demam hingga Muncul Benjolan di Leher

Hilda Irach diperbarui 01 Agu 2022, 08:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Wabah cacar monyet atau monkeypox yang terjadi di sejumlah negara menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat dunia. Tak terkecuali Indonesia.

Apalagi belum lama ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meningkatkan status cacar monyet sebagai Darurat kesehatan Global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada Sabtu 23 Juli 2022. Ini tentu membuat banyak orang lebih waspada.

Nah, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Ri Mohammad Syahril mengungkapkan sejumlah gejala khas cacar monyet yang patut diwaspadai. Apa saja? Yuk, kita simak penjelasannya selengkapnya di bawah ini.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Gejala Khas Cacar Monyet

Meski kasus cacar monyet di Indonesia masih nihil, Kemenkes peringatkan gejala khas cacar monyet yang harus diwaspadai. (pexels/anna shvets).

Syahril mengungkapkan, saat seseorang terinfeksi cacar monyet akan terjadi dua periode. Periode awal yakni masa invasi dari nol sampai lima hari yang ditandai dengan gejala demam tinggi, pusing, pembesaran kelenjar di leher, ketiak dan selangkangan.

“Jadi apa gejala khasnya? Ya  ini, demam tinggi biasanya di atas 38 derajat Celcius, sakit kepala berat atau pusing sekali dan ada benjolan di leher, ketiak, selangkangan serta nyeri otot,” kata Syahril dalam konferensi pers pada Rabu (27/7/2022), dikutip dari Liputan6.com.

Setelah itu, seseorang yang terinfeksi tersebut akan memasuki masa erupsi atau kondisi 1-3 hari usai demam tinggi. Biasanya gejala khas yang muncul adalah lesi atau ruam pada kulit. Sekitar 95 persen ruam terjadi pada wajah, telapak tangan, kaki, mukosa, alat kelamin, serta selaput lendir mata.

“Cacar monyet disampaikan bisa sembuh sendiri, setelah 2-4 minggu ruam-ruam pecah dan mengering,” lanjut Syahril.

3 dari 3 halaman

Cacar Monyet Bukan Penyakit Baru

Simak cara membedakan cacar monyet dan cacar ular dengan gejala yang hampir sama. (pexels/andrea piacquadio).

Sebagai informasi, cacar monyet sendiri bukanlah penyakit baru. Sebelumnya, cacar monyet pertama kali terdeteksi pada tahun 1958. Bahkan pada 1970, cacar monyet sempat menjadi endemi di negara-negara Afrika Barat dan Afrika Tengah.

Namun, terdapat perbedaan yang signifikan antara cacar monyet dahulu dengan sekaran. Cacar monyet sebelumnya terjadi pada segala kategori usia, termasuk pada anak-anak. Namun sekarang, cacar monyet lebih banyak terdeteksi pada orang dewasa. Diketahui, virus ini banyak terjadi pada pria biseksual dan gay.