Selebrasi Budaya, Musik dan Persaudaraan di Jazz Gunung Bromo 2022

Nizar Zulmi diperbarui 26 Jul 2022, 07:47 WIB

Fimela.com, Jakarta Jazz Gunung Bromo 2022 menjaga konsistensinya untuk memberi suguhan festival musik dengan experience menarik. Digelar di tengah pandemi, pihak penyelenggara berhasil mengundang para pengunjung untuk merasakan bersama dua hari pertunjukkan di panggung terbuka Jiwa Jawa Resort Bromo, 22-23 Juli 2022 kemarin.

Diadakannya festval ini jadi komitmen PT Jazz Gunung Indonesia (JGI) untuk berkontribusi di sektor ekonomi kreatif. Momen tersebut sekaligus menjadi selebrasi budaya dan pariwisata dalam balutan musik jazz yang luwes bersanding dengan berbagai genre lainnya.

JGI ingin memberikan contoh kepada pelaku sektor ekonomi kreatif yang lain untuk tidak menyerah dengan keadaan. “Ini merupakan momentum merayakan bersama-sama, terkait kebangkitan ekonomi setelah pandemi,” tutur Sigit Pramono dalam Press Conference yang diadakan di Ruang Papua Jiwa Jawa Resort, Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (22/7).

Ciri khas Jazz Gunung sejak 14 tahun lalu tetap dipertahankan, yakni menjadi ruang kolaborasi budaya dan musisi lintas generasi yang tampil di ketinggian lebih dari 2000 mdpl. Ada juga keterlibatan penampil internasional yang makin membuatnya spesial.

Achmad Albar di Jazz Gunung Bromo 2022 (Bambang E Ros/Fimela.com)

“Yang berbeda dari Jazz Gunung Bromo 2022 kali ini yakni adanya Ahmad Albar dan Ian Antono. Kami disini tidak hanya sebagai band pengiring Blue Fire Project, kami juga ada panjak/pengrawit Angkulung Banyuwangi,” tutur Bintang Indrianto selaku Kurator Jazz Gunung Bromo 2022. 

Sejumlah penampil di antaranya Pusakata, Duo Weeger, Irsa Destiwi & Nesia Ardi, SweetSwingNoff, Duo Weeger, Ring of Fire Project feat. Jogja Hiphop Foundation, Andien, Komodo Project (Gilang Ramadhan, Ivan Nestorman, Adi Darmawan), Andre Dinuth and Band, dan Aditya Ong Trio juga menjadi semarak tersendiri di Jazz Gunung tahun ini.

Pusakata berhasil membuat atmosfer arena pertunjukkan terasa begitu syahdu dan suara Achmad Albar menggelegar dan membuat penonton ikut hanyut dalam nomor Panggung Sandiwara, Kehidupan, Semut Hitam, Zakia, dan Rumah Kita.

2 dari 3 halaman

Keberagaman dan Persaudaraan

Ring of Fire feat Jogja Hip Hop Foundation (Bambang E Ros/Fimela.com)

Sementara itu Komodo Project (Gilang Ramadhan, Ivan Nestorman & Adi Darmawan) membuat panggung Jazz Gunung Bromo 2022 terasa syahdu dengan ragam komposisi yang dimainkan. Meski baru terbentuk Komodo Project terbukti punya core yang kuat untuk mengangkat ciri khas budaya Indonesia lewat aransemen mendekati magis.

Tak ketinggalan Ring of Fire Project feat. Jogja Hiphop Foundation membawa misi persaudaraan. Mereka bahkan sampai membuat Butet Kartaredjasa naik panggung dan bernyanyi bersama, merayakan keberagaman Tanah Air dengan segala yang tinggal di dalamnya.

Penerapan protokol kesehatan yang ketat menjaga berlangsungnya Jazz Gunung Bromo 2022 tetap aman dan nyaman. Penyelenggara melakukan pengecekan suhu, mengimbau penggunaan masker serta menyediakan fasilitas kesehatan untuk penanganan jika terjadi sesuatu. Syukurnya, acara berlangsung semarak, hangat dan membangkitkan optimisme untuk acara-acara berikutnya.

 

3 dari 3 halaman

Mengenang Donny Suhendra

Jazz Gunung Award untuk Donny Suhendra, diwakili Gilang Ramadhan (Dok. Jazz Gunung Indonesia)

Jazz Gunung Bromo juga selalu jadi momen untuk mengenang para musisi hebat yang meninggalkan jejak luar biasa. Terdapat Jazz Gunung Award yang jadi apresiasi kepada para pelaku industri musik Jazz Indonesia yang telah berkontribusi semasa hidupnya.

Tahun ini penghargaan itu diberikan kepada almarhum Donny Suhendra. Menurut Bintang Indriarto dan Dewa Budjana selaku kurator Jazz Gunung Bromo 2022, dipilihnya beliau sebagai penerima award karena kiprah beliau di dunia jazz sangat kuat sejak tahun 70’an hingga akhir hayatnya.

“Secara karya, beliau termasuk gitaris yang sejak awal sudah membuat karya sendiri, bukan hanya sebagai sessionist player. Dan beliau pun mengembangkan Jazz Fusion dan permainan gitar yang modern saat eranya banyak bermain rock,” jelas Budjana.

Penerimaan award di malam kedua Jazz Gunung Bromo 2022 diserahkan langsung oleh Sigit Pramono kepada perwakilan teman satu band beliau saat di Krakatau, Gilang Ramadhan.

“Kami di grup Krakatau beru pertama kali merasakan kehilangan sahabat, keluarga, begitu lamanya kami bermain musik dengan beliau. Kami sebagai sahabat Donny Suhendra mendoakan sebaik-baiknya di alam lain di sana yang saya yakin lebih bahagia. Kami semua personel dari Krakatau berterima kasih telah memberikan penghargaan ini,” ungkap Gilang Ramadan.