Orang yang Terkena COVID-19 di Akhir Kehamilan, 7 Kali Lebih Berisiko Melahirkan secara Prematur

Annissa Wulan diperbarui 26 Jul 2022, 07:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Penelitian baru dari Tel Aviv, Israel menunjukkan sesuatu yang dtakuti oleh para ahli medis sejak awal pandemi COVID-19. Terinfeksi COVID-19 baru di akhir kehamilan bisa secara serius meningkatkan risiko kelahiran prematur.

Penelitian yang melacak hasil kehamilan lebih dari 2.700 perempuan yang terinfeksi COVID-19 saat hamil, dibandingkan dengan sampel serupa dari perempuan hamil yang tidak terinfeksi, menemukan bahwa infeksi COVID-19 yang terjadi setelah minggu ke 34 kehamilan, dikaitkan dengan peningkatkan 7 kali lipat kelahiran prematur. Ini benar, terlepas dari seberapa parah gejala orang hamil saat mereka sakit.

Yang cukup menarik, tidak ada hubungan antara infeksi COVID-19 akhir kehamilan dan keguguran, lahir mati, atau kelahiran dengan berat badan kurang. Perlu juga dicatat bahwa peserta yang terinfeksi COVID-19 selama 6 bulan pertama kehamilan mereka atau sebelum minggu ke 27, tidak mengalami risiko kelahiran prematur yang lebih besar, seperti dilansir dari sheknows.com.

 

 

2 dari 3 halaman

Ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 di akhir kehamilan berisiko tinggi melahirkan secara prematur

Ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 di akhir kehamilan berisiko tinggi melahirkan secara prematur.

Studi dari Israel ini datang dengan beberapa peringatan. Para peneliti tidak memperhitungkan status vaksinasi peserta, mereka juga tidak mengikuti kehamilan pria transgender atau orang yang tidak sesuai gender.

Temuan ini juga agak bertentangan dengan penelitian sebelumnya tentang topik ini, yang memang menunjukkan korelasi antara infeksi COVID-19 pada kehamilan, keguguran, dan kelahiran mati. Menurut Pat O'Brien, Wakil Presiden untuk Keanggotaan di UK's Royal College of Obstetricians and Gynaecologists, studi ini mennambah bukti kuat yang mereka miliki tentang risiko tertular COVID-19 saat hamil dan betapa pentingnya perempuan hamil untuk divaksinasi.

3 dari 3 halaman

Ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 di akhir kehamilan berisiko tinggi melahirkan secara prematur

Ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 di akhir kehamilan berisiko tinggi melahirkan secara prematur.

Selain itu, penulis penelitian merekomendasikan agar semua orang yang hamil setelah 34 minggu berlatih menjaga jarak sosial dan bernapas menggunakan masker kelas medis. CDC sendiri saat ini telah merekomendasikan agar semua orang di atas usia 6 tahun mendapatkan vaksin COVID-19, termasuk yang sedang hamil, menyusui, atau mencoba hamil.

Jadi, jika ada ketakutan bahwa vaksin akan memengaruhi kesuburan, bukan ini masalahnya. Faktanya, divaksinasi saat hamil atau setelah melahirkan dapat secara signifikan mengurangi risiko penyakit parah akibat COVID-19.