6 Tips Mengendalikan Emosi yang Berlebihan, Jangan Sampai Dipendam!

Gayuh Tri Pinjungwati diperbarui 26 Jul 2022, 08:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Kemarahan adalah emosi dasar dan kuat. Kemarahan adalah sebuah ekspresi, namun jika tidak dikendalikan maka itu akan membuat kemarahan yang negatif. Kemarahan bisa menjadi sesuatu yang normal. Namun, perlu kamu ketahui bahwa, kemarahan pelu diatasi dan dikendalikan.

Nah, untuk itu beberapa tips ini mungkin dapat membantumu untuk mengendalikan kemarahan agar tidak menjadi kemarahan yang negatif. Penasaran? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini.

1. Ketahui Perbedaan Antara Bereaksi dan Merespon

Melihat lebih dekat kedua kata ini menunjukkan betapa sangat berbedanya keduanya. Sebuah reaksi cepat dan instan serta tidak memerlukan banyak pemikiran. Seseorang yang bereaksi tidak mempertimbangkan konsekuensi berbahaya dari apa yang dia katakan atau lakukan. Di sisi lain, responsnya lambat, bijaksana, dan tidak mengancam, karena mempertimbangkan kebahagiaanmu dan orang-orang di sekitarmu. Menanggapi membuatmu merasa lebih bisa mengendalikan diri dan memberi ruang yang sangat sedikit bagi pemicu kemarahan untuk memprovokasimu lebih jauh.

2. Visualisasi

Visualisasi situasi yang memicu kemarahan dalam pikiran akan membantu melatih respons kemarahanmu untuk ekspresi akhir. Tuliskan deskripsi kemarahanmu secara rinci, semakin kaya deskripsi, semakin efektif kamu melakukan latihan, sertakan juga pikiran marah dalam deskripsi untuk lebih jelas. Kamu bisa mulai dengan adegan yang paling tidak membuatmu marah dan melanjutkan ke adegan kemarahan paling menjengkelkan yang bisa dibayangkan.

2 dari 3 halaman

3. Bersikaplah Asertif daripada Agresif

Ilustrasi/copyrightshutterstock/maroke

Respons asertif bersifat tenang, lugas, dan to the point. Pernyataan bebas dari pernyataan atau kata-kata kasar dan mengintimidasi, seringkali cukup untuk menunjukkan belas kasih yang tulus, dan memicu minat pada topik yang sedang dibahas. Keadilan dan mutualitas adalah inti dari ketegasan. Menyadari pikiran marah dan kesalahpahamanmu akan membantumu membuat pernyataan tegas.

4. Relaksasi dan Meditasi

Detoksifikasi dengan latihan pernapasan dalam, meditasi mindfulness terpandu, relaksasi otot progresif, dan pernapasan yang dikendalikan isyarat, ini adalah cara paling sederhana untuk memulai. Setiap kali kamu melakukan salah satu latihan di atas, perhatikan respons tubuh, dan bandingkan dengan respons tubuh saat marah, ini akan membantumu memahami perbedaan antara keadaan tubuh yang rileks dan gelisah. Yoga juga telah terbukti menjadi alat yang ampuh untuk menjernihkan pikiran, tubuh dan jiwa dari efek stres yang merupakan pemicu utama kemarahan.

3 dari 3 halaman

5. Aktivitas Fisik

ilustrasi olahraga di rumah/BUNDITINAY/Shutterstock

Latihan fisik dapat meredakan kemarahan, itu itu membantumu mengurangi kelebihan energi yang disebabkan oleh kemarahan. Olahraga melepaskan hormon bahagia dalam tubuh dan memberikan perasaan rileks secara instan. Manjakan dirimu dengan olahraga favorit atau latihan aerobik dasar seperti jalan cepat, lari, jogging selama 30 menit 4 kali seminggu untuk menuai manfaatnya.

6. Tidur

Pernahkah kamu memperhatikan betapa mudah tersinggung, kesal, dan marah yang kamu rasakan pada harimu kurang tidur? Ini karena kualitas tidur yang buruk adalah alasan di balik suasana hati yang kacau. Tidur dikaitkan dengan regulasi emosional yang sehat dan sangat penting untuk kualitas tidur yang baik setiap hari. Tidur menurunkan tingkat stres dan mendetoksifikasi otak, sehingga membuatmu energik dan ramah. Selanjutnya, hindari nikotin, kafein dan alkohol sebelum tidur karena dapat mengganggu tidur.

Well, jangan sampai kamu memendam amarah itu, justru carilah cara untuk mengelola emosi yang berlebihan tersebut. 

#WomenforWomen