Fimela.com, Jakarta Berani mencoba tantangan baru memang menjadi salah satu kunci kesuksesan dalam melakukan apapun. Nggak terkecuali saat ingin membangun bisnis sendiri. Hal ini juga yang dialami oleh I Gede Indra Cahyadi Suteja saat merancang bisnis kuliner Pia Dewata di Bali yang prosesnya dimulai di awal tahun ini.
Mengaku tidak memiliki basic sama sekali di bidang pastry, tapi kemauan untuk belajar dan kerja kerasnya berhasil menjadi bukti bahwa nggak ada hal apapun yang tidak mungkin di dunia ini asalkan dilakukan dengan sungguh-sungguh. Gimana sih cerita perjalanannya membangun Pia Dewata?
Ide yang Datang Saat Menjadi Dropshipper
Indra mengaku bahwa ide membangun bisnis kuliner yang fokus pada pia datang padanya saat ia masih aktif menjadi dropshipper. "Pia Dewata dibangun di awal tahun ini, tapi saat awal pandemi kami membuat usaha oleh-oleh dengan sistem dropshipper. Lalu saya menemukan ide untuk membuat pia," ungkapnya saat diwawancarai tim ManisdanSedap.com.
Pia Dewata menjadi nama usaha yang dipilihnya bersama istri. Awalnya mereka membuat beberapa nama, lalu terpilihlah Pia Dewata yang menurutnya menjadi nama yang sangat identik dengan Bali.
Kerja Keras Menjadi Faktor Utama
Selama membangun Pia Dewata, Indra mengaku ada banyak tantangan yang dihadapinya. Namun, hal paling berat menurutnya adalah karena tidak memiliki basic di bidang pastry. Ia pun harus bekerja keras untuk mewujudkannya.
"Tantangan terberatnya kami tidak memiliki basic dalam bidang pastry, tapi kami memberanikan diri untuk menjual pia yang menurut kami susah dibuat. Jadi, kami berusaha belajar semuanya secara otodidak seperti menonton di Youtube atau membaca artikel, lalu kemudian menggabung-gabungkan resep di dalamnya sehingga terciptalah Pia Dewata," cerita Indra.
Berbagai Varian Rasa Pia yang Jadi Andalan
Pia Dewata menghadirkan oleh-oleh pia khas Bali dengan cita rasa yang khas dan kekinian. Ada berbagai varian rasa yang bisa dipilih sesuai selera, yaitu Cokelat, Keju, Kacang Hijau, dan Cokelat Kacang. Rasa yang menjadi best seller sendiri adalah cokelat.
Indra mengaku untuk sementara ini dirinya masih menggunakan sistem pre order, sehingga pembeli harus melakukan pemesanan terlebih dulu maksimal H-1. Tidak ada minimal order untuk pembelian Pia Dewata, produk ini pun cocok menjadi oleh-oleh karena memiliki daya tahan yang lumayan lama.
"Pia cokelat memiliki daya tahan 3 minggu. Sementara untuk keju, kacang, dan kacang hijau sekitar 2 minggu. Pengirimannya sudah pernah ke Jakarta, Jawa, Medan," lanjut Indra.
Ciptakan Varian Berbeda dari Pia Lainnya
Indra mengaku menghadirkan pia yang berbeda dari seller lainnya. Menurutnya, Pia Dewata relatif lebih murah. Selain itu ada juga rasa cokelat kacang yang jarang ada dan mereka pun akan mengembangkan varian rasa-rasa kekinian yang disukai masyarakat saat ini.
Ia pun memiliki harapan terhadap usaha yang sedang dikembangkannya ini agar bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat di sekitar. “Harapan terbesar kami adalah bisa membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya dan dapat memulihkan ekonomi kreatif di Bali,” pungkas Indra.
Harapan untuk mengembangkan usahanya ini pun mendapatkan dukungan dari ManisdanSedap.com, platform yang menjadi bagian dari KLY (KapanLagi Youniverse) sebagai Digital Media Network yang menaungi Liputan6.com, Merdeka.com, KapanLagi.com, Dream.co.id, Brilio.id, Fimela.com, Bola.com, Bola.net, dan Otosia.com. Kehadirannya nggak hanya membantu para pencinta kuliner yang ingin melakukan pre order makanan favorit saja, tapi juga memberikan dukungan kepada seller UMKM lokal karena berperan sebagai ‘etalase’ yang memajang produk jualan mereka.
Dilengkapi dengan tombol order, tinggal klik saja untuk melakukan pemesanan. Nantinya kamu akan terhubung ke nomor WhatsApp sang penjual langsung, sehingga transaksi dilakukan di luar platform. Praktis banget kan!