Dari Iritasi hingga Gejala Omricon, Kenali 7 Penyebab Ruam Kulit Memerah yang tidak Gatal

Fimela Reporter diperbarui 02 Okt 2023, 11:36 WIB

Fimela.com, Jakarta Ruam merah sering muncul pada kulit yang mengalami iritasi atau melepuh. Ruam sering kali diikuti dengan rasa perih dan gatal. Warna yang ditimbulkan di tiap warna kulit bisa saja berbeda.

Ruam akan terlihat kemerahan di kulit terang dan berwarna keunguan, abu, atau putih di kulit yang cenderung gelap. Tapi apa yang sebenarnya terjadi apabila kulit mengalami ruam tapi tidak terasa gatal?

Kondisi kulit sendiri sebenarnya bisa sulit untuk diidentifikasi apakah itu gejala iritasi kulit atau gatal-gatal, jerawat atau infeksi, sebab untuk mengobati ruam membutuhkan cara tertentu. Jika tidak tahu pasti akan keadaan kulit dengan gejalanya, ketika mencoba mengobatinya bisa saja ruam makin menjadi-jadi bukannya berkurang.

“Dengan sebagian besar kondisi kulit, Anda memiliki kecenderungan genetik terhadapnya atau tidak. Mereka dapat diperburuk oleh stres - baik emosional atau lingkungan, seperti alergi,” kata Ranella Hirsch, MD, dokter kulit bersertifikat yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, dikutip dari everydayhealth.com.

Berikut 7 penyebab ruam tanpa rasa gatal yang dikutip dari skinvision.com.

2 dari 5 halaman

Rosacea

Ilustrasi kulit bagian dada. (Sumber foto: Pexels.com).

Rosacea merupakan kondisi kulit wajah yang ditandai dengan kulit memerah disertai bintik-bintik seperti jerawat. Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja, akan tetapi lebih sering menyerang wanita berkulit terang dengan usia paruh baya. Penyakit ini dapat menyebabkan kulit di wajah menebal dan pembuluh darah di wajah membengkak.

Penyebab pasti dari penyakit ini belum diketahui namun dugaan para ahli menyebutkan bahwa faktor genetik dan lingkungan berperan dalam memicu penyakit ini. Faktor tersebut yaitu, terpapar sinar matahari, perubahan suhu ekstrem, mengonsumsi obat-obatan yang melebarkan pembuluh darah, olahraga berat , dan stres.

Ruam karena iritasi akan zat tertentu

Jenis ruam ini disebabkan oleh kontak fisik dengan sesuatu yang menyebabkan iritasi kulit atau reaksi alergi. Penyebab ruam jenis ini juga disebut dengan dermatitis kontak. Ruam ini tidak disebabkan oleh hal-hal yang berkaitan dengan masalah imun, namun dipicu karena eksposur berlebihan atau berulang pada zat seperti sabun, deterjen, asam, zat diudara, tanaman, atau pupuk dan pestisida.

3 dari 5 halaman

Keratosis Pilaris

Ilustrasi kulit wajah yang mengalami ruam. (Sumber foto: Unsplash.com).

Penyakit ini juga disebut dengan kulit ayam karena kondisi kulit yang berbintik-bintik merah dan terasa kasar yang disebabkan oleh penyumbatan pori-pori karena penumpukan keratin. Kondisi ini sebenarnya tidak membahayakan namun cukup mengganggu penampilan. Keratosis Pilaris bisa menyerang semua kelompok usia, namun kebanyakan remaja dan anak-anak yang rentan menderita penyakit ini.

Untuk pengobatan keratosis pilaris sendiri tidak memiliki pengobatan spesifik, sebab penyakit ini kebanyakan secara alami sembuh dengan sendirinya. Namun, untuk mengurangi penampakan keratosis pilaris yaitu dengan melakukan perawatan diri, menggunakan obat-obatan  yang di anjurkan dokter, dan terapi.

Biang keringat

Biang keringat merupakan ruam kemerahan yang bisa saja terasa gatal ataupun tidak, namun tidak jarang biang keringat disertai rasa pedih di kulit. Biang keringat disebabkan oleh penyumbatan kelenjar keringat. Beberapa gejala dari biang keringat adalah bintil-bintil merah terutama di area keringat banyak diproduksi.

4 dari 5 halaman

Pitiryasis Rosea

Ruam kemerahan pada kulit. (Sumber foto: Shutterstock)

Penyakit kulit ini ditandai dengan ruam merah yang bersisik dan sedikit menonjol. Terkadang ia muncul dengan rasa gatal dan juga bisa tidak. Penyakit ini cenderung menyerang orang dengan usia 10 hingga 35 tahun dan bukanlah penyakit menular dan akan sembuh dengan sendirinya.

Virus diduga menjadi penyebab dari pernyakit ini, terutama virus dari golongan virus herpes. Pitiryasis rosea cenderung lebih sering terjadi saat cuaca panas. Sebelum ruam muncul, penderita pityriasis rosea biasanya akan merasakan gejala berupa demam, nafsu makan menurun, lemas, nyeri tenggorokan, nyeri sendi, atau sakit kepala. Ia dapat bertahan selama 2 hingga 12 minggu, bahkan 5 bulan. Bekas dari penyakit ini akan menghitam.

5 dari 5 halaman

Ruam kulit Chilblain gejala Omricon

Omricon memicu gejala kulit beruam. (Sumber: Instagram/dewiperssikreal)

 Sebuah studi dari ZOE COVID Symptom App menemukan bahwa varian omricon memiliki gejala pada kulit. Ruam chiblain bercirikan bercak berwarna merah atau ungu  serta berbentuk bentol-bentol di kulit. Dari data mereka ditemukan bahwa orang berusia muda lebih sering mengalami gejala ini. Ruam ini tidak terasa gatal, namun terasa nyeri di kulit.

Dermatitis Intertriginosa

Ini merupakan jenis ruam yang menyerang area lipatan kulit. Area lipatan cenderung lebih sering mengalami gesekan dengan kelembapan berlebih sehingga kulit bagian ini lebih gampang rusak, akibatnya memicu munculnya ruam.

Ciri dari dermatitis intertriginosa adalah kulit meradang  dan tampak memerah. Tidak hanya itu, kulit juga akan terlihat basah, pecah-pecah, dan mengelupas. Kulit akan mengeluarkan bau tidak sedap apabila bagian kulit meradang dan lembap ini terinfeksi bakteri. Penyakit ini sering dijumpai pada bagian sela jari, ketiak, paha bagian dalam, dan bagian lipatan lainnya.

 

*Penulis: Tasya Fadila.

#Women for Women