Fimela.com, Jakarta Vogue Inggris merilis daftar para petenis perempuan dengan gaya paling memesona di lapangan. Daftar ini seiring dengan penyelenggaraan Wimbledon 2022 yang merupakan turnamen tenis tertua di dunia.
Dalam daftar yang dirilis Vogue tersebut, ternama nama Yayuk Basuki yang merupakan petenis senior asal Indonesia. Kiprah Yayuk Basuki di dunia tenis mencapai kejayaannya di tahun 90-an.
"Semua petenis hebat telah menghiasi Wimbledon selama bertahun-tahun, dan banyak yang menampilkan pendekatan unik pada gaya di lapangan," tulis Vogue.
Gaya Yayuk Basuki saat di lapangan tenis yang disoroti Vogue saat dirinya bertanding di Wimbledon Championship 1996. Tidak banyak perubahan pada pertandingan yang dijalani Yayuk Basuki.
Patuh akan dresscode
Yayuk Basuki cenderung mengikuti dresscode pertandingan yang telah ditentukan. Ia tampil dengan white on white yang terdiri dari atasan lengan pendek V-Neck yang dihiasi dengan motif tiga garis tebal khas Adidas pada bagian kerah. Logo Women's Tennis Association juga tersemat di outfit Yayu Basuki.
Biasanya, Yayuk Basuki memadukan atasan tersebut dengan rok pendek. Namun ada kalanya ia memakai celana pendek dan tetap masih dengan warna putih. Ia pun memakai topi dan sepatu rilisan Adidas. Sentuhan feminin diaplikasikan Yayuk dengan mengenakan anting-anting.
Bersanding dengan bintang tenis dunia
Nama Yayuk Basuki bersanding dengan bintang tenis lainnya. Sepeerti Lea Pericoli, bintang tenis asal Italia yang mengungguli Anne Boleyn karena memadukan minidress Teddy Tinling dengan ikat kepala.
Maria Sharapova dan Serena Williams juga masuk di daftar yang sama bersama sponsor bersama mereka, Nike. Untuk kedua bintang tenis ini, Nike menyediakan busana tenis kontemporer yang dikenakannya untuk Final Tunggal Putri Wimbledon 2004. Momen ini juga menjadi momen kemenangan Sharapova di ajang tersebut.
Aturan dresscode dalam Wimbledon
Turnamen Wimbledon telah memiliki aturan dan standar yang jelas soal outfit yang digunakan oleh para atlet. Secara resmi, turnamen tenis itu memakai standar yang ditetapkan di era Victoria dengan mengenakan pakaian putih demi kesopanan.
Penggunaan warna putih dinilai akan mengurangi tampilan keringat saat bertanding. Dikutip dari Time, pada abad-abad berikutnya, aturan berpakaian Wimbledon semakin ketat untuk mencegah para pemain mencoba menantang tradisi.
Dalam aturan tersebut juga tertulis trim non putih diperbolehkan, warna pop harus berada di garis leher, ujung lengan atau jaitan luar celana, rok, atau celana pendek. Lebarnya pun hanya boleh di bawah satu sentimeter.
Sama halnya dengan outfit, aksesori seperti topi, ikat kepala, bandana, gelang, dan kaus kaki" semuanya harus mematuhi aturan serba putih yang sama, dengan trim satu sentimeter diperbolehkan. Sepatu harus benar-benar putih, tanpa sol berwarna, dan pakaian dalam yang mungkin "terlihat saat bermain" juga harus berwarna putih.