Diary Fimela: Kisah Eks Pegawai Bank Banting Setir Jadi Pengusaha Madu Demi Berdayakan Peternak Lebah

Hilda Irach diperbarui 30 Jun 2022, 15:12 WIB

Fimela.com, Jakarta Tidak banyak orang yang berani mengambil keputusan untuk keluar dari zona nyaman. Apalagi jika sudah memiliki pekerjaan tetap di kantor dengan penghasilan yang terjamin.

Ialah Andoni Pridatama, pria asal Malang, Jawa Timur ini memilih keluar dari pekerjaanya sebagai banker dan memberanikan diri banting setir untuk membuka usaha madu yang diberi nama Sarang Maduku.

Pria yang akrab disapa Doni ini mengatakan, dirinya sudah lama ingin menjadi wirausaha. Niat tersebut kemudian semakin mantap ketika ia berkunjung ke area peternakan lebah.

Di sana, dia bertemu peternak lebah yang bercerita kalau penghasilannya tidak menentu karena belum memiliki kerja sama dengan pelaku usaha. Berawal dari situ, Doni pun ingin membuka usaha madu agar dapat secara langsung memberdayakan komunitas peternak lebah.

“Ketika saya ke peternakan lebah, saya bertemu peternak lebah dan mereka bercerita mengenai kendala mengembangkan produksi madu. Biasanya, hasil produksi madu mereka itu dikumpulkan dulu dari sesama peternak, lalu baru dijual. Melihat ada peluang bisnis yang baik sekaligus dapat membantu para peternak lebah, akhirnya saya tawari untuk kerja sama dengan saya,” jelas Doni.

 
What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Memanfaatkan Teknologi Digital

Beranikan diri keluar dari zona nyaman, eks pegawai bank ini sukses jadi pengusaha madu dan mampu berdayakan peternak lebah dari Pulau Jawa hingga Kalimantan. (Dok/Sarang Maduku).

Melihat semangat peternak lebah untuk membantu Doni memulai mengembangkan usahanya, membuat Doni gencar mempelajari strategi penjualan yang tepat di era serba digital ini.

Dia mencari berbagai informasi seputar bisnis digital, hingga seorang teman merekomendasikannya untuk memulai membuka usaha melalui Shopee. Awalnya, Doni hanya berani memesan madu 25 kg untuk 1 bulan ke peternak.

“Saat itu tahun 2019 saya mulai usaha dan langsung buka toko di Shopee. Saya juga mempelajari bagaimana strategi berjualan di Shopee dari berbagai sumber di internet,” ungkapnya.

Keseriusannya dalam memaksimalkan penjualan online ini pun membuahkan hasil. Doni mulai menemukan ritme dan strategi penjualan yang tepat untuk Sarang Maduku.  Berbagai strategi penjualan online dilakukannya. Seperti memaksimalkan program-program yang dihadirkan e-commerce.

3 dari 3 halaman

Banjir Orderan

Beranikan diri keluar dari zona nyaman, eks pegawai bank ini sukses jadi pengusaha madu dan mampu berdayakan peternak lebah dari Pulau Jawa hingga Kalimantan. (Dok/Sarang Maduku).

Setahun berjalan, jumlah orderan terus meningkat. Di tahun 2020, Doni mulai kebanjiran order. Dia lalu meningkatkan permintaan madu kepada peternak lebah untuk menyediakan minimal 3 ton madu dalam satu bulan.

“Saat itu kebetulan pandemi datang. Berbagai informasi pentingnya menjaga imun tubuh dengan konsumsi madu cukup banyak disorot media dan berdampak positif pada penjualan yang meningkat drastis,” ungkap Doni.

Tak hanya mengutamakan strategi pemasaran pada toko online Sarang Maduku, Doni juga terus menjaga hubungan baik dengan mitra dan karyawan. Doni memberlakukan membeli madu dengan harga spesial untuk peternak lebah. Dia juga perlahan menambah jumlah karyawan.

“Dari hanya satu karyawan, sekarang sudah ada 13 karyawan yang merupakan warga sekitar,” jelasnya.

Untuk mengembangkan usahanya, Doni mengungkapkan bahwa Sarang Maduku terus berinovasi untuk dapat memenuhi kebutuhan pembeli. Dari yang mulanya hanya menyediakan madu alami dengan rasa original, hingga menambah sejumlah varian rasa yang juga diolah secara alami.

Doni pun menambah mitra peternak lebah. Dari yang mulanya hanya dari wilayah Malang dan Jawa, kini dia juga mengajak peternak dari luar Pulau Jawa, seperti Sumatra dan Kalimantan.

Menurut Doni, setiap daerah memiliki jenis lebah yang berbeda, dan hal itu memengaruhi madu yang dihasilkan. Kini, sebanyak 7 peternak lebah telah bermitra untuk memenuhi kebutuhan menyuguhkan 30 varian rasa madu di Sarang Maduku.

#Women for women