Fimela.com, Jakarta Tulisan Sahabat Fimela.
***
Oleh: Alin Yon
Beranjak dewasa hal yang paling aku tunggu ketika berada pada bangku SMA kelas 12, serasa ingin cepat-cepat berada pada fase pintar dalam segala hal. Karena menurutku dewasa itu bisa mengetahui dan mengatur segala sesuatu dengan mudah bahkan yang aku tahu ada satu hal yang wajib aku coba ketika dewasa nanti.
Menginjak 20 tahun sudah umurku, berada pada semester 6 di kejurusan S1 keperawatan, aku bertemu dan berteman bahkan membuat geng dalam pergumulanku tidak terlupa bahwa akupun ditemani seseorang dari 2019 hingga 2022 ini yang kuanggap rumah ternyaman, tempat curhat, tempat sedih maupun senangku pada waktu itu.
Semua berlalu begitu saja karena terkadang waktu yang sudah aku lalui begitu banyak memori yang tidak akan terlupakan. Hingga suatu momen yang membuatku ingin mengakhiri semuanya dengan begitu saja tanpa berpamitan satu kata pun kepada orang-orang yang aku sayangi.
Malam mendekati pukul 23.45, suatu kenikmatan yang aku ingin coba sewaktu duduk di bangku SMA kini terjadi padaku. Kini aku merasakan semuanya, bersentuhan, berpelukan, berciuman, hingga membuatku lupa diri.
Tanpa berpikir kesalahan dan dosa besar yang telah kubuat, aku mengulangi hal yang sama lagi dan mengikuti hasratku. Aku dan pacarku mersakan kenikmatan pada tengah malam yang sunyi ketika semua penghuni dunia telah terlelap dibawa mimpi.
Titik Balik
Keesokan harinya pada sore hari aku mengajak pacarku pergi menikmati sunset sembari berbincang mengenai ketakutan yang aku rasakan pada malam itu hingga sore ini, satu kata terucap dari mulut pacarku yaitu suatu keputusan yang bulat ia sampaikan bahwa akan membiarkanku menjalani hari-hariku sendiri dan akan menjauh dariku bahkan meninggalkanku jika aku hamil. Jauh hari telahku tebak dan aku artikan bahwa ia tidak akan bertanggung jawab ketika mengetahui aku hamil.
Hujan yang membawa sejuta memori pada sore itu mengingatkanku bahwa semuanya sedikit lagi berakhir.
Waktu berlalu. Yang tadinya kukira aku akan hamil ternyata hanya terlambat datang bulan. Namun, itu jadi titik balik hidupku.
Menangis tersedu-sedu melegakanku, terlintas di benakku untuk membaca Alkitab dan berdoa kepada Tuhan. Semua telah kukatakan kepada Tuhan, cerita awal hingga akhir sampai ingin menenggelamkan diriku di pantai waktu itu. Aku katakan kepada Tuhan agar memberikanku jalan yang benar dan tidak lagi mengulang kesalahan yang sama.
#WomenforWomen