Fimela.com, Jakarta Kasus cacar monyet atau dikenal dengan monkeypox menjadi salah satu penyakit yang wajib diwaspadai. Kali ini, sudah ada 3.335 kasus penyakit yang sudah menyebar secara global. Di Indonesia sendiri kasus ini belum terdeteksi. Namun sejumlah upaya tengah dilakukan pemerintah untuk mencegah dan mendeteksi monkeypox di Indonesia.
Dikutip dari Liputan6.com, "Untuk di Indonesia, alhamdulilllah kasusnya belum ada ya," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Muhammad Syahril dalam konferensi pers di Jakarta secara daring pada Jumat, 24 Juni 2022. Di Indonesia sendiri, ada sejumlah kasus yang dicurigai sebagai cacar monyet, namun untungnya hal tersebut bukan cacar monyet.
Hal ini terjadi di singkawang. Sejumlah orang dikira mengalami cacar monyet, namun setelah diteliti lebih lanjut, hal ini rupanya cacar air biasa. "Kemarin yang ramai di Singkawang itu ya, ternyata sudah dikonfirmasi pasien itu alami varicella atau cacar air. Jadi, ada sembilan yang kita curigai tapi tenryata bukan cacar monyet," lanjut Syahril.
What's On Fimela
powered by
Pemerintah siapkan laboratorium
Ada dua laboratorium yang disiapkan oleh pemerintah untuk mendeteksi dini monkeypox. Pertama Lab Pusat Studi Satwa Primata LPPM IPB Bogor. Kedua, Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Sri Oemiyati, BKPK, Jakarta.
"Jadi di 2 tempat ini ditempatkan untuk mendeteksi apabila ada dugaan kasus cacar monyet."
Tentang Cacar Monyet
Cacar monyet adalah penyakit zoonosis atau bersumber dari hewan. Penularan bisa terjadi dari hewan ke hewan dan dari hewan ke manusia.
“Kalau dari hewan ke manusia penularannya melalui kontak langsung antara hewan dan manusia,” kata Syahril.
Penularan dari hewan ke manusia melalui cairan tubuh terutama bagian tubuh yang ada cacar seperti di sekitar muka atau tubuh hewan. Selain itu juga penularan ke manusia bisa melalui daging hewan tersebut yang tidak dimasak secara matang.
Sedangkan penularan dari manusia ke manusia bisa melalui udara, cairan tubuh atau cacar yang ada di muka, mulut, tangan maupun di badan. Kalau kontak langsung juga ada melalui saluran napas atau terjadi droplet.
“Ini juga bisa menjadi sumber penularan dan juga ada penularan dari ibu ke bayi melalui transmisi atau plasentanya,” ucap Syahril.
#Women for Women