Fimela.com, Jakarta Di bulan Juni ini, Fimela mengajakmu untuk berbagi cerita tentang keluarga. Untuk kamu yang seorang ibu, anak, mertua, menantu, kakak, atau adik. Ceritakan apa yang selama ini ingin kamu sampaikan kepada keluarga. Meskipun cerita tak akan mengubah apa pun, tapi dengan bercerita kamu telah membagi bebanmu seperti tulisan kiriman Sahabat Fimela dalam Lomba My Family Story: Berbagi Cerita tentang Sisi Lain Keluarga berikut ini.
***
Oleh : yangnd
Sebelum menikah, arti sebuah keluarga tak seperti yang kupahami sekarang. Kini aku sudah berkeluarga dan menyadari betul bahwa apa yang diajarkan oleh orangtua di masa lalu merupakan bekal yang sangat penting dalam mengarungi rumah tangga, terutama dalam hal mendidik anak-anak. Seperti tidak memaksakan kehendak orangtua kepada anak, memberikan kebebasan untuk mengemukakan pendapat tapi tetap dengan cara yang sopan. Dan satu hal yang paling aku sukai adalah kesukaan ayah dan ibu bercerita.
Ayah dan Ibu sangat suka bercerita. Mereka memiliki banyak sekali cerita rakyat yang tidak habis-habisnya untuk diceritakan. Aku sangat suka mendengar cerita mereka. Terkadang sambil mencari uban ayah atau tidur dipangkuan ibu sambil ibu membelai rambut panjangku.
What's On Fimela
powered by
Melalui Cerita Rakyat
Melalui cerita rakyat, ayah dan ibu menyisipkan banyak nasihat untuk anak-anaknya. Misalnya kisah rakyat Si Pahit Lidah dimana kita harus berhati-hati dalam bertutur kata, atau kisah Batu Belah Batu Bertangkup yang menyiratkan pesan agar senantiasa menuruti nasihat orangtua dan lain sebagainya.
Tidak hanya lewat cerita-cerita rakyat saja, tapi juga kejadian sehari-hari. Misalnya mengisahkan tentang saudara-saudara ibu, di mana ibu sangat menghormati saudaranya. Ibu pun berpesan, apa pun yang terjadi, seburuk apa pun perlakukan saudara-saudaramu, itu adalah keluarga. Harus ikhlas dan harus mau memaafkan. Apabila ada ucapan yang menyakitkan, jangan dibalas, lebih baik diam. Karena apa pun permasalahannya, jangan terpancing emosi yang dapat memicu perpecahan di antara saudara.
Pola pengasuhan dari orangtua, ternyata membawa pengaruh besar dalam caraku mendidik anak-anak terutama dalam hal bercerita. Bagiku, dikenalkan oleh ayah dan ibu akan dunia literasi membuatku menyukai dunia menulis.
Sedangkan untuk anak-anakku, sejak masih dalam kandungan, aku terbiasa membacakan mereka buku cerita anak. Ketika mereka kanak-kanak dan kini menjadi remaja, aku pun suka menyisipkan nasihat dari tiap kisah yang kusampaikan kepada mereka. Dan cara ini ternyata sangat bagus bagi perkembangan mereka, terutama mereka lebih terbuka dalam mengutarakan isi hati kepada orangtua.
Melanjutkan Pola Pengasuhan Orangtua
Keluargaku adalah keluarga sederhana. Ayah dan Ibu selalu mencontohkan kehidupan yang sederhana. Tidak pamer atas status sosial ataupun materi yang dimiliki. Mereka adalah orangtua yang selalu ramah pada siapa pun dan sangat menghargai orang lain.
Di penghujung tahun 2017, ayah berpulang ke Rahmatullah. Kini tinggallah ibu sendirian. Tapi meski ayah sudah berpulang, sosok ayah serta wejangannya selalu kuingat dan membuatku selalu ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Pun ibu selalu menceritakan tentang ayah. “Ayahmu itu orangnya baik. Kepada Ibu, kepada siapa pun ayahmu selalu baik.” Rona wajah ibu selalu tampak bahagia bila bercerita tentang ayah. Hal ini membuatku semakin kagum atas hubungan ayah dan ibu yang selalu harmonis hingga maut memisahkan.
Tulisan ini kupersembahkan untukmu, ayah. Terima kasih telah menjadi seorang ayah yang sederhana dan disiplin.
Terima kasih telah memberiku seorang Ibu yang bijaksana. Terima kasih telah memberiku saudara-saudara yang mewarnai kehidupanku hingga sekarang.
Terima kasih telah membangun keluarga indah ini dan menjadikanku bagian daripadanya. Semoga Allah SWT memberikan tempat yang terindah bagimu di sana. Dan semoga Allah juga senantiasa melindungi keluarga kita. Aamiin.
#WomenforWomen