Menurut Psikolog, Ini Cara Berdamai dengan Rasa Insecure Saat Pertama Kali Menjadi Ibu

Fimela Reporter diperbarui 03 Jul 2022, 12:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Masa-masa setelah melahirkan bagi seorang perempuan adalah fase-fase roler-coaster emosional bagi mereka. Momen ketika seorang perempuan pertama kali menjadi ibu tentunya sangat mengharukan. Tubuh yang kelelahan setelah berjuang beberapa waktu untuk melahirkan buah hati seakan terlupakan sejenak di saat melihat wajah dan tubuh mungil berganti jadi perasaan bahagia bercampur haru.

Selama masa kehamilan, hormon meningkat sepuluh kali lipat dari jumlah normal, dan hormon tersebut tidak langsung kembali seperti semula sedetik setelah bayi dilahirkan. Perempuan akan mengalami banyak tantangan emosional. Tidak hanya lelah secara fisik, sekarang mereka memiliki tanggung jawab baru untuk menjaga si kecil yang baru saja lahir. Beberapa waktu kemudian pikiran sang ibu dipenuhi banyak pemikiran dan kekhawatiran dan kecemasan.

Dalam Webinar yang diselenggarakan oleh Tentang Anak pada Jumat (17/6), yang membahas mengenai bagaimana cara kembali jadi diri sendiri setelah anak lahir, disebutkan bahwa ada beberapa proses besar yang terjadi saat transisi individu dewasa menjadi orangtua. Transisi ini sering kali menimbulkan perasaan cemas dan insecure bagi para orangtua.

What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Perasaan Insecure Ketika Pertama Kali Menjadi Ibu

Ilustrasi seorang ibu yang dilingkupi perasaan insecure. (Sumber foto: Pexels.com).

Kita semua tahu bahwa tidak ada perasaan sayang yang mampu menandingi sayang ibu pada anaknya. Namun, rasa sayang ini juga diiringi dengan rasa khawatir, takut serta stres. Sehingga seorang ibu mungkin merasa tidak mengenali dirinya lagi. Perubahan ini sering kali membuat ibu merasa lelah, terisolasi, mudah cemas, stres, dan insecure. Ibu terkadang merasa semuanya harus sempurna. Di saat yang sama ada tekanan dari lingkungan sosial dan media untuk menjadi seorang ibu yang cantik dan sukses menjaga bayinya.

Perasaan-perasaan itu berupa rasa khawatir dan takut apabila gagal merawat anaknya dengan baik, sering merasa berjuang sendiri dalam kekalutan yang dia punya, perubahan bentuk tubuh juga membuat rasa percaya dirinya terkikis, bertanya-tanya apakah bayinya akan menyayanginya, dan pikiran mengenai apakah pasangannya kecewa akan dirinya.

Apabila perasaan seperti ini dibiarkan banyak mempengaruhi ibu, maka akan berpengaruh pada kesehatan mentalnya dan bagaimana ia memperlakukan bayinya. Kita semua tahu anak yang bahagia datang dari orangtua yang bahagia pula, karena itu penting untuk selalu menyadarkan diri dan mendukung perempuan yang pertama kali menjadi ibu secara emosional ataupun fisik.

3 dari 4 halaman

Cara Melawan Rasa Insecure

Ilustrasi ibu yang bahagia. (Sumber foto: Pexels.com).

Psikolog Anak, Fathya Artha, mengungkapkan cara untuk kembali mengenai diri setelah melahirkan. Pertama, memakai mindset bahwa menjadi orangtua sama sekali tidak mengganggu sama sekali identitas yang sudah ada, melainkan menambah nilai baru pada diri atau memperkaya diri.

Menjadi ibu merupakan sebuah proses yang panjang, perempuan memang secara intuitif tahu bagaimana caranya merawat bayi, namun perempuan tetap harus belajar menjadi seorang orangtua:  bagaimana menjadi orangtua yang membuat diri nyaman dan menjadi ibu terbaik bagi anakmu yang unik. Latihan berbicara pada diri sendiri bisa menjadi salah satu cara untuk menemukan jawabannya.

Kedua, bertemu dengan ibu-ibu lain dan berbagi cerita dengan mereka. setiap ibu memiliki pengalaman unik yang mungkin mereka merasa pengalaman itu hanya terjadi pada dirinya. Namun, mungkin saja tidak, saat berbagi cerita dengan ibu yang lain sering kali yang dialami bukanlah yang yang tidak biasa namun juga dialami oleh ibu lainnya. Sehingga membuat ibu merasa tidak berjuang sendiri.

Ketiga, pastikan selalu menyediakan waktu bersama dengan pasangan. Perubahan ini perlu perhatian khusus, ketika dulunya kehidupan dalam rumah hanya ada dua orang dan menghabiskan waktu bersama, kini si kecil telah hadir menjadi bagian dari keluarga. Untuk menciptkan hubungan harmonis dalam keluarga, tetap penting untuk menjaga waktu bersama dengan pasangan, sehingga komunikasi tetap berjalan dan saling support dalam membesarkan buah hati.

“Ketika kita menjadi orangtua, sebenarnya kita tidak meninggalkan identitas diri kita yang lama, namun kita menambah nilai baru atau memperkaya identitas diri. Karena sebenarnya menjadi orang tua merupakan proses panjang untuk belajar mengenal dan mencintai diri, perjalanan ke dalam diri yang perlu dilakukan setiap hari secara perlahan dan butuh latihan,” jelas Fathya.

4 dari 4 halaman

Parenting Lebih Baik Bersama Aplikasi Teman Anak

Ilustrasi Ibu dan anak bermain bersama. (Sumber foto: Pexels.com)

Aplikasi Teman Anak merupakan ekosistem parenting yang mampu memudahkan orangtua dalam merawat anak-anaknya. Aplikasi ini banyak menyediakan informasi terkait pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Aplikasi parenting ini telah mencakup fitur menu MPASI lengkap dengan hitungan nutrisi, panduan aktivitas harian untuk si Kecil dalam bentuk video singkat, evaluasi tumbuh kembang,jadwal vaksinasi, hingga tanya jawab langsung dengan ahli setiap hari yang semuanya telah dipersonifikasi khusus sesuai kebutuhan si Kecil.

Penulis: Tasya Fadila

#Women for Women