Fimela.com, Jakarta Dalam memberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) kepada si kecil tidak boleh sembarangan, harus dilihat dengan benar nutrisi dalam makanan tersebut. Hal ini dikarenakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak sangat menentukan tumbuh kembangnya.
Dokter spesialis anak IPDA dr. Harun Albar, M.Kes, SpA menyampaikan Orangtua menjadi sosok utama terhadap pemenuhan gizi di 1000 HPK anak, guna mencegah terjadinya stunting atau kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis yang menyebabkan anak terlalu pendek untuk usianya.
Ia mengatakan kekurangan gizi bisa terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir, kondisi stunting baru terlihat setelah bayi berusia dua tahun.
“Jika tidak memenuhi nutrisi di 1000 HPK, tinggi badan sebenarnya masih bisa diperbaiki, namun kecerdasan kognitif dan imunitas sudah sulit diperbaiki apalagi jika sudah di atas 2 tahun. Apalagi saat mulai masuk sekolah sudah sulit diperbaiki kecerdasanya. Sebab 1000 HPK periode emas untuk perkembangan otak anak,”ujar dr Harun dalam acara Mothercare Hadirkan Alat Pengolah Makanan dan Peralatan Makan dari Twistshake, Senin (20/5).
Selain ASI, faktor yang memengaruhi terjadi stunting tidak memberikan MPASI dengan benar. Maka penting pada periode MPASI, para orangtua perlu memperhatikan dengan baik terhadap strategi pemberiannya.
Lalu bagaimana strateginya? Berikut penjabaran dr. Harun.
1. Tepat waktu
Berikan saat anak sudah berusia enam bulan, dengan ciri-ciri leher sudah tegak, bisa meraih makanan dan memasukannya ke dalam mulut, karena telah ada koordinasi yang baik antara mata, mulut, dan tangannya.
Duduk sendiri tanpa bantuan dan dapat menegakkan kepala. Mampu membuka mulut dengan baik untuk mengambil makanan dari sendok. Dapat menelan makanan dan tidak mengeluarkannya kembali dari mulut.
“Jadi jangan kurang dari enak bulan agar lambunh atau usus anak tidak luka, jangan juga lebih dari enam bulan sebab akan ketinggalan nutrisi yang ia butuhkan,” paparnya.
2. Adekuat perbanyak protein dibanding serat
MPASI mencakup karbohidrat, protein utamakan sumber hewani, buah dan sayur, serta lemak bisa dari minyak, santan, margarin atau butter.
dr. Harun juga menyampaikan jika batasi penggunaan bahan makanan yang mengandung serat, gula, dan garam.
“Gula dan garam hanya penambah rasa, sebenarnya rasa itu sudah ada pada bahan makanan si kecil,” jelas dr. Harun.
Sedangkan untuk serat, si kecil belum membutuhkan hanya bersifat dikenalkan saja. “Serat diperkenalkan sesekali tapi nggak berlebihan,” katanya.
dr. Harun menyampaikan jika serat diberikan berlebihan justru memicu masalah di sistem pencernaannya.
"Serat cukup diperkenalkan di bawah usia 2 tahun. Sebab jika berlebihan akan membuat kembung, sering kentut, rewel. Nggak semua serat bikin buang air besar lancar. Justru ada bikin sembelit pada anak, atau ada yang halangi absorbsi dari mikronutrien," tambahnya.
3. Aman dan higienis
MPASI dapat dibuat secara homemade atau dibuat sendiri oleh orangtua agar lebih fresh dan alat yang digunakan lebih higienis.
Twistshake brand Swedia yang kini hadir di Mothercare menawarkan mengolah masakan MPASI dan menyajikannya dengan alat yang aman dan higienis. Dibuat bebas BPA dan telah memenuhi semua peraturan keselamatan terkait bahan makanan.
“Produk dari Twistshake, dibuat dengan berbagai fungsi yang memudahkan kinerja ibu agar lebih praktis dan cepat saat menyiapkan makanan, hingga tampilan yang menarik pada rangkaian alat makan untuk membantu sang buah hati semakin tertarik pada makanan yang disajikan,” ujar Ingga Gloriana, General Manager Mothercare Indonesia.
Produk pengolahan makanan, Twistshake Food Processor menawarkan keunggulan multi 6 in 1 dimulai dari fungsi mengukus - memasak daging, buah, sayuran, dan lainnya, fungsi mencampur makanan untuk membuat pure atau smoothie, fungsi pemanasan - untuk menghangatkan botol susu dan makanan, fungsi sterilisasi - mensterilkan botol minum dan dot, fungsi menghangatkan - dapat digunakan untuk menyimpan makanan atau botol agar terjaga hangat, dan terdapat descaling system untuk memudahkan ibu saat membersihkan alat sehingga bebas dari kerak.
4. Diberikan secara responsif
Jadi saat anak makan buka hanya kenyang, tapi terjadi interkasi orangtua dan anak untuk tumbuh kembang dan stimulasi yang baik.
Dan saat anak ASI sudah tidak mencukupi di masa MPASI, dr. Harun menyarankan tidak langsung memberikan susu formula. Baiknya perbanyak waktu MPASI.
“Susu formula bukan pengganti asi, jadi klo ASI kurang baik tambah Mpasi, seperti biasanya 2x jadi 3x ditambah camilan,” paparnya.
5. Ketika Anak Sulit Makan
Berikan makanan rumah yang sehat, baik untukmakanan sehari-hari maupun makanan selinganTawarkan selalu jenis-jenis makanan yang baru.
Terkadang makanan baru butuh ditawarkan 10-15 kali untuk dapat diterima dan dimakan dengan baik oleh anak. Sajikan jenis-jenis makanan yang baru bersama dengan makanan yang disukai oleh anak.
Hindari asumsi bahwa anak tidak akan suka denganjenis-lenis makanan tertentu. Tawarkan finger foods (makanan yang dapat digenggamoleh anak) yang sehat sehingga anak dapat belajarmakan secara mandiri.
“Sulit makan dan menolak makan adalah hal yang wajah terjadi pada anak. Hal tersebut bisa jadi meru-pakan cara mereka untuk menunjukkan diri merekasebagai individu,” papar dr . Harun.
Lalu jangan pernah memaksa anak untuk makan, karena anak tahu berapa banyak makanan yang dibutuhkan oleh tubuhnya. Memaksa makan dapat mengganggu kemampuan alaminya, untuk mengetahui tanda-landa lapar dan kenyang pada anak.
#women for women