5 Cara Menyikapi Situasi yang Memaksamu Berubah Jadi Orang Lain

Endah Wijayanti diperbarui 13 Jun 2022, 16:45 WIB

Fimela.com, Jakarta Kita selalu butuh orang lain dalam menjalani hidup. Meski bukan berarti kita bisa bergantung pada orang lain setiap waktu, tetap saja kita butuh interaksi dan menjalin hubungan dengan orang lain untuk bisa bertahan dalam hidup ini. Kita pun perlu melakukan sejumlah penyesuaian dan melakukan adaptasi untuk bisa menjalin hubungan baik dengan orang-orang di sekitar kita.

Hanya saja masalah bisa muncul saat kita berada dalam situasi atau hubungan yang mengharuskan kita berubah jadi orang lain. Seperti dalam hubungan cinta, ketika baru menjalin hubungan dengan seseorang lalu ternyata pasanganmu mulai memintamu berubah menjadi sosok yang sesuai standarnya, biasanya rasa dilema akan muncul. Haruskah memenuhi tekanan untuk berubah menjadi seseorang yang bukan diri sendiri? Atau mempertahankan jati diri apa adanya?

 

What's On Fimela
2 dari 6 halaman

1. Cari Tahu Apakah Ada Kebaikan yang Bisa Didapat

ilustrasi/Look Studio/Shutterstock

Sebagai contoh, kalau pasanganmu memintamu berubah jadi orang lain karena keegoisannya yang ingin mengatur seluruh hidupmu, maka ada baiknya untuk mulai mempertimbangkan perlu tidaknya hubungan tersebut dipertahankan. Kalau tuntutan dan tekanan untuk berubah malah membuat kualitas hidupmu makin buruk, mungkin ada baiknya mengakhiri hubungan yang ada. Apabila kebahagiaanmu malah terenggut saat kamu berubah mengikuti standar orang lain, ada baiknya untuk mempertahankan jati diri sendiri.

3 dari 6 halaman

2. Pahami Perbedaan Adaptasi dan Paksaan

ilustrasi/Shift Drive/Shutterstock

Mengutip buku How to Love, hidup sendirian saja tidak mudah, apalagi dua insan yang bertemu dan beradaptasi dengan dunia sebagai sebuah tim. Saat menjalin sebuah hubungan, diperlukan adanya adaptasi atau proses penyesuaian diri. Perubahan demi perubahan pun diperlukan agar hubungan bisa berjalan selaras. Jika perubahan yang dihadirkan masih dalam tahap untuk memudahkan proses adaptasi tanpa adanya paksaan, maka bisa coba dilakukan semampunya.

4 dari 6 halaman

3. Pertahankan Nilai-Nilai Baik yang Diyakini

ilustrasi./Amnaj Khetsamtip/Shutterstock

Kalau konteksnya dalam hubungan dengan kolega atau hubungan interpersonal dalam keseharian, ketika ada orang yang memaksamu berubah menjadi orang lain dan itu menyimpang dari nilai-nilai yang kamu yakini, boleh saja bersikap lebih tegas. Kita bisa mengomunikasikannya tanpa harus menyinggung perasaan orang lain. Kita bisa menghargai nilai-nilai yang dianut orang lain sama seperti kita juga punya hak untuk dihargai dengan baik pula.

 

5 dari 6 halaman

4. Sesuaikan dengan Peran yang Dijalani

ilustrasi/copyright by paulaphoto/Shutterstock

Di dunia pekerjaan dalam bidang tertentu, kita perlu menyesuaikan bahasa tubuh dan gestur tertentu untuk menjaga profesionalisma kerja. Atau ada aturan mengenakan baju dengan formalitas tertentu sesuai dengan pekerjaan yang dijalani. Di sini, kita bisa coba untuk menyesuaikan dengan peran kita di bidang pekerjaan tersebut. Sebab di situasi ini kita perlu berusaha beradaptasi untuk kebaikan bersama.

6 dari 6 halaman

5. Lakukan Hal yang Bisa Membuat Hati Nyaman

ilustrasi/photo created by lookstudio - www.freepik.com

Kenyamanan diri tetap hal yang utama. Menyikapi situasi yang memaksamu harus berubah bukan jadi dirimu sendiri memang tidak mudah. Saat belum bisa menemukan jalan yang terbaik atau solusi yang paling tepat, cobalah untuk tetap melakukan hal yang bisa membuat diri merasa nyaman. Kebahagiaan dan kenyamanan diri memiliki prioritas sendiri dalam hidup, jadi jangan lupa untuk tetap bahagia, ya.

Semoga beberapa cara sederhana di atas bisa cukup membantu. Kalau Sahabat Fimela punya saran atau cara lain, boleh juga berbagi di sini.

 

#WomenforWomen