Amal dan Kebaikan Eril, Ridwan Kamil: Seandainya Bisa Bertukar Tempat

Musa Ade diperbarui 06 Jun 2022, 20:24 WIB

Fimela.com, Jakarta Walaupun sudah ikhlas melepas kepergian Emmeril Khan Mumtadz atau yang disapa Eril, Ridwan Kamil dan keluarganya masih dalam suasana duka. Melalui akun media sosialnya, ia menuliskan surat yang membuat haru banyak orang.

Dalam postingan terbarunya, Ridwan Kamil menceritakan kebaikan dari almarhum Eril semasa hidupnya. "Izinkan saya selaku ayahanda Eril, untuk memberi kesaksian atas kiprah dan semangat hidupnya selama ini. Saya tahu betul, Eril jika masih ada, pasti tidak terlalu senang jika amal atau kebaikannya diceritakan. Namun sesuai saran ulama, ini adalah kewajiban saya selaku ayah, dan ini adalah hak dari Eril yang sudah berpulang yang wajib ditunaikan," tulisnya.

"Inilah berjuta alasan juga, kenapa kami sudah sangat mengikhlaskan kepergiannya. Semoga berkenan dan semoga semua bisa memetik hikmahnya. Jazakallah. Hatur Nuhun." tutur Ridwan Kamil.

2 dari 3 halaman

Bikin Haru

Catatan penuh haru Ridwan Kamil tentang kebaikan putranya, Eril. Mulai dari memberikan THR Pada satpam hingga beli baju lebaran untuk anak yatim. (Instagram/dheoramdana).

Tulisan Ridwal Kamil yang berjudul Kapan Kita Pulang? ini berhasil mencuri perhatian netizen di Instagram. Mulanya Ridwan Kamil menuliskan tentang hidup adalah sebuah perjalanan dan kita harus mempersiapkan bekal sebelum sampai di tujuan.

"Hidup di dunia ini sesungguhnya adalah tentang perjalanan bukan tujuan. Dan seperti cerita setiap perjalanan, kisah selalu dimulai dari sebuah titik awal. Dan kisah akan selesai di sebuah titik akhir. Dan untuk setiap yang datang, pasti akan ada saatnya untuk kembali pulang. Agar perjalanan selamat, maka petunjuk jalan dan bekalnya harus kita siapkan. Petunjuk jalan adalah keimanan. Bekal perjalanan adalah anfauhum linnas, yaitu tas berisi pahala amal-amal kebaikan kita," ungkapnya.

3 dari 3 halaman

Hancur

Atalia Praratya dan Eril (Sumber: Instagram/ataliapr)

Ridwan Kawil juga mengaku jika hatinya hancur berkeping-keping. Walaupun sudah ikhlas melepas kepergian Eril, akan tetapi ia tetap ingin bertukar posisi untuk menggantikan Eril.

"Seandainya kami bisa bertukar tempat. Seandainya. Pastilah itu yang setiap orangtua akan lakukan. Namun logika manusia tidak sama dengan ketetapan takdir. Dan jika terdengar cucuran tangis ibunya setiap malam dan raungan tak bersuara ayahnya, itu semata karena hati kami hancur berkeping-keping. Saat ini kami sedang menggapai tali keimanan dan keikhlasan, agar bisa memandu kami beradaptasi terhadap takdir ini," jelasnya.