Fimela.com, Jakarta Seorang netizen menulis utas berjudul Eril di akun Twitter @septiannrs98 pada Selasa (31/5/2022). Utasi ini mengisahkan interaksinya dengan anak Ridwan Kamil Emmeril Kahn Mumtadz saat keduanya kelas X SMA.
Delapan tahun silam, menjelang pulang sekolah, Eril meminjam sepatu Septian untuk kegiatan kaderisasi. Mereka pun bertukar sepatu, “Saya mau pulang Ril, lama tidak?” tanya Septian.
Sedangkan rumah Septian jauh dari sekolah, ia mencoba untuk mengontak Eril tapi tak dibalasa. Akhirnya Septian pulang pada pukul 5 sore. Balik ke rumah dengan sepatu Eril, ia tak henti memandangi sepatunya yang 'baru'.
“Setelah pukul 7 malam saya sampai rumah, pukul 8 Eril membalas line saya. Dia meminta untuk bertukar sepatu. Saya pikir: besok saja Ril, rumah saya jauh, apalagi dengan jarak rumah kamu, ujung ke ujung. Tapi, dia kekeuh mau sepatunya balik di hari itu juga,” ciut Septian.
What's On Fimela
powered by
Khawatir
“Eh jadi saya khawatir. Saya tahu dia tidak pakai sepeda motor, hanya membawa sepeda. Masa iya harus ke rumah saya, bolak balik dg jarak rumahnya jadi 35km bersepeda?” lanjut Septian.
Septian pun mengalah, keduanya pun janjian untuk bertemu di Metro Indah Mall. Pertimbangannya Eril mengayuh sepeda ke rumah Septian, bisa jadi tersesat lantaran kompleks hunian itu disebut serumit labirin.
“Menunggu saya bersama sepedanya yang khas, saya tau dia sudah lelah berkegiatan seharian penuh, ditambah lagi dengan kejadian ini, alasannya ternyata sepatu yang ia tukar dengan saya juga bukan sepenuhnya milik Eril? Mungkin milik saudaranya yg hanya ia pinjam untuk hari itu. Dari situ saya pikir, dia orang yang sangat bertanggung jawab,” tuturnya.
Kecemasan
Setelah sewindu berlalu, Septian mendadak teringat Eril setelah mendengar kabar sang sahabat hilang di sungai Aare, Swiss. Kabar tersebut makin menyakitkan lantaran kabar ini berbarengan dengan meninggalnya nenek Septian.
“Eril, kekhawatiran itu sekarang datang lagi ril. Hari jumat aku mendapatkan kabar telpon bahwa Yangti meninggal dunia, aku juga mendapat kabar kalau kamu hilang terseret arus di Aare. Eril, kenapa seperti ini? Saya masih ingin melihat kamu meneruskan langkah ayahmu yang hebat, dengan lebih hebat lagi Ril, pasti. Kamu bisa Ril. Pulang ya Ril, Eril?" tutup Septian.