Review Buku Novel Wizard Bakery Karya Gu Byeong-Mo

Endah Wijayanti diperbarui 01 Jun 2022, 15:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Dalam kepanikannya karena sebuah kejadian yang sangat menyakitkan di rumah, seorang anak laki-laki berusia 16 tahun kabur dan menuju Wizard Bakery. Toko roti Wizard Bakery menjadi satu-satunya tempat yang terpikirkan olehnya sebagai tempat untuk bersembunyi sekaligus mencari perlindungan. Meskipun, ia sendiri tahu bahwa pemiliknya sangat misterius bahkan sempat bersikap ketus padanya ketika hendak membeli roti di sana.

Siapa sangka Wizard Bakery ternyata menyimpan banyak keajaiban. Bahkan pemilik toko tersebut bukan sosok biasa. Dia adalah seorang penyihir. Melalui situs yang dibuatnya, ia menjual kue dan roti yang mengandung sihir. Semua bisa dipesan secara daring. Si anak laki-laki yang kabur ke toko itu pun diberi tugas untuk mengurus situs selama persembunyiannya.

Bisa dibeli di sini.

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Novel Wizard Bakery

Review Buku Novel Wizard Bakery./Copyright Endah

Judul: Wizard Bakery

Penulis: Gu Byeong-Mo

Alih bahasa: Iingliana

Editor: Juliana Tan

Ilustrator sampul: Staven

Cetakan kedua: Januari 2022

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Karena ayahnya menikah lagi setelah ibunya meninggal dunia, seorang anak laki-laki berumur 16 tahun terpaksa tinggal serumah dengan ibu tiri dan adik tirinya. Hubungannya dengan ibu tirinya tidak pernah baik, jadi ketika ia mendadak dituduh melakukan pelecehan terhadap adik tirinya, ia pun kabur. Di tengah kepanikannya, ia berlari ke toko roti yang ada di dekat rumahnya. Ia sama sekali tidak menduga bahwa dunia penuh keajaiban menunggunya di sana. Sekilas pandang, Wizard Bakery terlihat seperti toko roti biasa, tetapi sebenarnya tempat ini menjual roti dan kue yang mengandung sihir. Sementara anak laki-laki itu berada di sana, ia menyaksikan sikap egois orang-orang yang ingin memiliki kekuatan sihir demi kepentingan pribadi. Walaupun Tukang Roti dan asistennya, Burung Biru, sering mengomeli anak laki-laki itu, mereka juga memberinya hiburan, berbeda dengan keluarganya sendiri. Namun, ketika polisi mulai menyelidiki toko roti itu, anak laki-laki itu pun sadar bahwa waktunya kembali ke kenyataan semakin dekat.

***

Situs ini menjual berbagai produk mistis dan mencurigakan, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud. Kupikir toko ini hanya berskala kecil dan tersembunyi, seperti binis forum internet, namun ternyata banyak orang yang melakukan pesanan di sini, memposting pertanyaan-pertanyaan, dan memberikan ulasan pascapembelian. (hlm. 49)

"Menangislah. Kau akan merasa lebih baik setelah menangis." (hlm. 64)

Hidup bersama seorang ibu yang hanya berupa cangkanng sama saja seperti hidup tanpa ibu sama sekali. (hlm. 93)

"Hubungan anatra takdir dan fenomena bagaikan ayam dan telur. Jika kita memandangnya dari sudut pandang religius, kita bisa berkata bahwa semua orang dan benda ada karena suata alasan. Begitu pula semua kejadian terjadi karena suatu alasan... ." (hlm. 102-103)

"Mana mungkin ada orang yang bisa memilih jawaban yang benar seumur hidupnya? Memangnya kau sendiri tidak pernah mengambil pilihan yang salah?" (hlm. 113)

Emosi yang membara tidak terlihat oleh mata dan bisa terus melambung tinggi seperti balon berisi hidrogen. Persamaan antara emosi dan balon adalah mereka meledak di tempat yang tak terlihat. (hlm. 118)

Siapa sangka ternyata novel ini mengangkat isu yang cukup berat, yaitu kekerasan dalam rumah tangga hingga pelecehan seksual. Kejadian yang menimpa si anak laki-laki sungguh menyedihkan. Setelah ibu kandungnya meninggal dunia, dia tinggal bersama ayah dan ibu tiri serta seorang adik tiri perempuan. Hanya saja bukan kebahagiaan dan kehangatan yang ia dapat, malah dia jadi sasaran atas sebuah kejadian tidak menyenangkan. Bahkan ayahnya sendiri tidak bersikap sebagaimana yang ia harapkan.

Pemilik Wizard Bakery adalah seorang penyihir. Banyak kue dan roti yang ia jual mengandung bahan-bahan aneh dan tidak biasa. Jenis kue pun berbeda-beda tergantung dari sihir atau mantra yang terkandung di dalamnya. Hanya saja ia selalu mewanti-wanti pada para pembeli atau calon pembelinya untuk senantiasa berhati-hati dalam menggunakan roti dan kue sihirnya. Kalau gegabah atau tidak paham dengan konsekuensinya, maka sihir yang ada bisa berbalik dan malah menjadi bumerang.

Membaca novel ini akan membuat perasaan kita ikut teraduk-aduk. Ada rasa sedih, marah, kesal, hingga rindu yang bisa dirasakan dari alur ceritanya. Dituturkan melalui sudut pandang orang pertama, kita seakan bisa menyatu dengan sosok si anak laki-laki dan ikut merasakan lapisan demi lapisan pengalaman dan perasan yang berkecamuk di dalamnya.

Ada banyak petikan dan kutipan yang sangat menyentuh sekaligus menginspirasi di novel ini. Soal kehidupan dan pilihan serta konsekuensi yang menyertainya menjadi topik yang cukup dominan dituangkan dalam novel ini.

Wizard Bakery, mungkin bukan novel fantasi yang menghadirkan keceriaan dan warna-warni indah. Ada kegelapan dan rasa kelam yang menyelimuti tokoh-tokoh dalam novel ini, tetapi ada banyak hal bijak dan hikmah yang bisa dipetik dari ceritanya. Bagi yang ingin mendapatkan pengalaman membaca novel fantasi yang berbeda dari biasanya, novel ini bisa jadi rekomendasi bacaan yang menarik.

#WomenforWomen