Ada Hepatitis Akut pada Anak, Pemerintah Kekeuh Sekolah Tidak Ditutup

Vinsensia Dianawanti diperbarui 21 Mei 2022, 15:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Kasus hepatitis akut pada anak terus bertambah. Meski demikian pemerintah menyebut belum ada rencana untuk menutup kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menjelaskan hingga kini belum ada kebijakan jika terjadi kasus hepatitis di sekolah.

"Kita sama sekali tidak ada kebijakan untuk kalau nanti ada kasus hepatitis akut di sebuah sekolah kemudian sekolahnya kita tutup," kata Nadia mengutip dari Liputan6.com.

Lebih lanjut, Nadia menjelaskan, tidak adanya kebijakan karena tida ada pola dan kecepatan penularan hepatitis akut. Berbeda dengan COVID-19 yang punya pola dan penularannya cepat.

2 dari 4 halaman

Alasan sekolah belum ditutup

Ilustrasi hepatitis akut misterius pada anak. Foto: Pixabay

Menurut Nadia, hepatitis akut pada anak akan lebih mudah ditangan dengan mengenali gejala dan deteksi dini.

Di Indonesia, penyebaran hepatitis akut masih relatif terkendali. Berdasarkan data kasus di Indonesia dari Kemenkes, tercatat tujuh di antara 14 kasus hepatitis akut terjadi pada usia di bawah lima tahun, tiga orang dengan usia 11-16 tahun, dan empat orang berusia 5-10 tahun.

"Risiko anak di bawah lima tahun lebih besar. Jadi kami merasa tidak perlu melakukan evaluasi pembelajaran tatap muka (PTM)," tutur Nadia.

Untuk mengurangi penyebaran hepatitis akut di sekolah, Kemenkes akan berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terkait program edukasi di sekolah.

3 dari 4 halaman

Terapkan pola hidup bersih

"Kita akan mengeluarkan informasi serta program bagaimana edukasi yang bisa dilakukan sekolah dalam mengantisipasi hepatitis akut, termasuk memperkuat program UKS," kata Nadia.

Pihak sekolah pun juga akan diminta bekerja sama dengan puskesmas setempat untuk menjalankan surveilans. Sehingga ketika ada kasus bisa langsung dilakukan tracing dan tidak perlu menutup sekolah.

Masyarakat pun diminta untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan rajin mencuci tangan, tidak makan sembarangan, serta tidak berbagi alat makan dengan orang lain.

4 dari 4 halaman

Potensi jadi pandemi?

Terkait potensi hepatitis akut menjadi pandemi, Nadia menjelaskan kecil kemungkinan penyakit ini menjadi pandemi seperti COVID-19. Namun tetap perlu diwaspadai meski tidak menyebabkan terganggunya aktivitas masyarakat.

WHO sendiri memperingatkan penyakit hepatitis akut ini mungkin bisa menjadi KLB alias Kejadian Luar Biasa. Sehingga penting untuk mewaspadai setiap gejala yang mirip dengan hepatitis A.