5 Bukti Kesedihanmu Saat Ini Cuma Bersifat Sementara

Endah Wijayanti diperbarui 26 Mei 2022, 14:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Jujur saja saat merasa sedih, yang kita lihat hanya kegelapan. Segalanya serba suram. Semua yang kita lihat dan rasakan terasa begitu muram. Dunia seakan tidak memberi harapan apa-apa lagi. Bahkan semangat untuk hidup pun perlahan lenyap.

Saat merasa sedih kadang kita menganggap segalanya sudah berakhir. Seakan-akan kesedihan itu akan menetap selamanya. Seolah-olah kita sudah tak punya harapan untuk memiliki kehidupan yang lebih baik. Bahkan seakan sudah tak ada peluang untuk kembali bahagia. Namun, disadari atau tidak kesedihan yang sedang kita rasakan saat ini sifatnya hanya sementara. Buktinya bisa dilihat dan dirasakan melalui hal-hal berikut ini.

 

2 dari 6 halaman

1. Masih Punya Keinginan untuk Melanjutkan Hidup

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/Svetlana+Sokolova27

Henri Bergson, seorang filsuf Prancis punya nasihat menarik. Nasihatnya, "Manusia tidak cukup sadar bahwa masa depan berada di tangan mereka sendiri. Tugas mereka pertama-tama adalah menentukan apakah mereka ingin melanjutkan hidup atau tidak. Lalu mereka harus menentukan apakah ingin sekadar hidup ataukah melakukan upaya lebih keras untuk memenuhi peran yang esensial dari alam semesta." Ketika kita bersedih tapi masih memiliki keinginan untuk melanjutkan hidup, maka yakinlah bahwa ke depannya hidupmu akan lebih berwarna lagi. Kesedihan ini hanya sebuah fase yang perlu dilewati supaya ke depannya siap menyambut fase baru yang lebih baik lagi.

3 dari 6 halaman

2. Bisa Menikmati Privasi dan Kesendirian

Ilustrasi./Copyright pexels.com/@mentatdgt-330508

Saat bersedih kadang kita sengaja mengucilkan diri dari segalanya. Ya, ini hal yang sangat wajar sebab kita butuh waktu dan ruang untuk menenangkan diri. Albert Camus, seorang filsuf abad ke-20 yang lahir di Aljazair mengungkapkan kita perlu menikmati privasi dan kesendirian. Bukan berarti kita jadi anti-sosial atau menolak dunia, melainkan untuk kembali bernapas dan menjadi diri sendiri. Saat kita masih bisa menerima diri kita dalam kesendirian, maka yakinlah akan ada kekuatan baru yang muncul dari dalam diri kita untuk menghadapi dunia.

 

4 dari 6 halaman

3. Ada Harapan yang Digenggam

ilustrasi./copyright by atiger/Shutterstock

Kita masih memiliki harapan. Harapan untuk hari yang lebih baik. Saat ini kita memang sedang terpuruk atau berada di titik terendah. Namun, di lubuk hati yang paling dalam kita masih punya harapan. Memiliki secercah harapan ini sudah menjadi pertanda bahwa kesedihan ini hanya sementara, sebab ke depannya akan ada kebahagiaan yang hadir menggantikannya.

5 dari 6 halaman

4. Rela Menerima Realitas yang Ada

ilustrasi./copyright by TimeImage Production/Shutterstock

Situasi buruk dan tidak menyenangkan saat ini memang membuat kita harus menelan pil terpahit dalam hidup. Walau sulit, hati kita perlahan sudah lebih rela dan ikhlas dalam menerima realitas yang ada. Alih-alih protes atau mengeluh terus menerus, kita mengizinkan diri bersedih secukupnya karena dengan begini kita akan lebih siap menghadapi tantangan baru yang akan hadir di depan.

 

 

6 dari 6 halaman

5. Tidak Melukai Diri

ilustrasi perempuan tersenyum/dewasa/Shutterstock

Justru kita perlu meluangkan waktu lebih banyak untuk diri sendiri ketika kita merasa sedih. Kita perlu lebih fokus memulihkan diri sendiri. Selama kita tidak melukai diri, maka yakin saja bahwa kesedihan ini hanya sementara. Sedih dan bahagia akan datang silih berganti dalam hidup, jadi kita perlu senantiasa menjaga diri sebaik-baiknya untuk bisa menyambut semua itu dengan tangan terbuka.

Apa pun kesedihan yang sedang kamu rasakan saat ini, semoga kondisimu bisa lekas membaik dan pulih, ya. Setelah tangis dan air mata, yakinlah akan ada senyum dan tawa yang akan menghiasi wajahmu.

 

#WomenforWomen