Update Hepatitis Akut di DKI Jakarta Total jadi 24 Kasus 24, 5 Orang Meninggal

Fimela Reporter diperbarui 19 Mei 2022, 22:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat, 24 orang diduga menderita hepatitis akut misterius, hingga Rabu 18 Mei 2022 dan 5 orang di antaranya meninggal dunia. Jumlah tersebut tersebar di seluruh wilayah kota Jakarta, terkecuali di Kepulauan Seribu. 

 

Dikutip dari Liputan6.com, Berdasarkan pada data 18 Mei 2022, jumlah pasien yang probable sebanyak 3 orang, dan kasus yang pending sebanyak 20 orang, lalu 1 orang dianggap suspek. Namun, belum ada indikator yang menjadi rujukan utama untuk mengonfirmasi hepatitis akut misterius itu. 

Jika SGOT/SPT pasien berada di atas 500 maka pasien diduga hepatitis akut misterius. Indikator lainnya, jika penderita hepatitis terkonfirmasi menderita Hepatitis A, B, C atau G.

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

6 Provinsi yang Tersebat Dugaan Kasus Hepatitis Akut

Ilustrasi anak yang menunjukkan salah satu gejala hepatitis akut. Credits: pexels.com by Cottonbro

DKI Jakarta

  • 1 probable
  • 7 pending classification
  • 10 discarded

Sumatera Utara

  • 1 pending classification

Sumatera Barat

  • 1 pending classification

Kalimantan Timur

  • 1 discarded

Jawa Timur

  • 3 pending classification
  • 2 discarded

Jambi

  • 1 pending classification.

 

3 dari 3 halaman

Hampir Semua Pasien yang Tiba, Sudah dalam Kondisi Kejang

Ilustrasi anak yang rentan terserang penyakit seperti hepatitis akut. Credits: pexels.com by RF._.studio

Hampir semua pasien hepatitis akut misterius yang tiba dirumah sakit dalam keadaan terlambat. Ada pasien yang sudah tiba di rumah sakit dalam keadaan kejang dan kesadaran sudah menurun. Menghadapi kondisi tersebut, pihak rumah sakit tidak memiliki waktu yang cukup untuk melakukan tindakan pertolongan lebih lanjut. 

Gejala awal yang berkaitan dengan hepatitis akut berupa sakit perut, mual, muntah, dan diare. Tak hanya itu, hepatitis akut juga memiliki gejala lanjutan seperti area mata dan kulit yang menguning, perubahan warna feses menjadi putih atau seperti dempul, dan perubahan warna air kencing hingga berwarna pekat seperti teh. Sebagai bentuk dari kepedulian terhadap kasus tersebut, para orangtua diminta untuk tidak menunggu anak menunjukkan gejala yang sudah parah seperti adanya gejala kuning, kejang, bahkan tidak sadar baru membawa anak ke dokter. 

 

Penulis : Saffa Sabila

#Woman For Woman