Fimela.com, Jakarta Membuka sebuah toko buku kuno sebagai perangkap untuk memancing pembunuh istri dan anaknya, itulah yang dilakukan oleh Profesor Yoo Myeong Woo. Ia dikenal sebagai pakar sastra sekaligus pengajar di Universitas Shimin. Tak hanya itu saja, ia juga kolektor buku kuno dan aktif membahas buku-buku menarik di TV dan YouTube. Lima belas tahun lalu, ia mengalami kejadian yang membuat hidupnya jungkir balik. Demi bisa menangkap sendiri pembunuh yang disebut Pemburu, ia membuat rencananya sendiri.
Sosok yang disebut Pemburu merupakan sosok yang sangat misterius. Bahkan polisi tak bisa melacak keberadaannya. Profesor Yoo Myeong Woo membuka toko buku kuno yang diberi nama Memory Bookstore karena tahu Pemburu menyukai buku kuno. Bahkan ada sebuah buku kuno yang didapatnya dari lima belas tahun lalu yang ia yakini bisa memancing si Pemburu datang. Profesor Yoo Myeong Woo sengaja mengumumkannya terang-terangan soal keputusannya pensiun dan membuka toko buku tersebut di televisi. Tujuannya agar si Pemburu terpancing dan langsung datang ke toko bukunya.
Novel Karya Choung Myung Seob
Judul: Memory Bookstore
Penulis: Choung Myung Seob
Penerjemah: Dwita Rizki
Penyunting: Arif Bagus Prasetyo
Pemeriksa Aksara: Fidyastria S.
Penata isi: @nurhasanahridwan12
Perancang sampul: Sahrul Bintoro
Penerbit BACA
Cetakan I: April 2022
Profesor Yoo Myeong Woo adalah seorang dosen ternama sekaligus publik figur yang terkenal gemar mengoleksi buku kuno. Suatu hari, Profesor Yoo Myeong Woo mengumumkan secara tiba-tiba bahwa dia ingin pensiun, baik dari pekerjaannya sebagai dosen maupun pengisi acara di TV dan radio. Sebagai gantinya, dia akan membuka sebuah toko buku bernama Memory Bookstore untuk menjual buku-buku kuno koleksinya.
Ternyata, Memory Bookstore adalah perangkap yang sengaja dibuat untuk memancing pembunuh berjulukan Pemburu yang menghabisi nyawa istri dan anaknya, serta menyebabkan kakinya harus diamputasi 15 tahun lalu. Saat peristiwa itu terjadi, Profesor Yoo Myeong secara
tidak sengaja mengetahui kecintaan Pemburu terhadap buku kuno, sehingga dia yakin Pemburu akan mendatangi toko bukunya.
Melalui toko yang hanya dapat dikunjungi setelah membuat janji, Profesor Yoo Myeong Woo menemui berbagai calon pembeli yang empat di antaranya diduga sebagai Pemburu. Tersangka pertama adalah seorang pengrajin kayu bernama Kim Seong Gon yang jelas-jelas memperlihatkan kecintaannya terhadap buku. Tersangka kedua adalah Jo Se Joon, seorang Youtuber yang kelihatannya tidak menyukai buku kuno dan hanya datang untuk mengajaknya menulis buku tentang tragedi 15 tahun lalu. Tersangka ketiga adalah Kim Sae Byeok yang mengaku tidak tertarik terhadap buku kuno, serta memberikan kesan janggal dan memperlihatkan gelagat mencurigakan. Terakhir adalah Oh Hyeong Shik, sosok yang terlihat seperti ayah penyayang, tetapi sebenarnya suka memukuli putranya yang berusia lima atau enam tahun.
Lalu, apakah keputusannya tepat? Apakah Pemburu memang bersembunyi di balik topeng salah satu tersangka yang semakin terlihat mencurigakan itu?
***
"Buku harus dibaca dan disayangi. Jangan sampai hanya diberi label harga, disimpan di brankas, atau dijadikan benda pameran." (hlm. 79)
Pemburu bermimpi kembali ke masa lalu. Hari saat dia menyadari dirinya seorang pemburu. Kondisi keluarganya sangat malang. Ibunya meninggal waktu dia masih kecil, sementara ayahnya terobsesi kepada alkohol dan mengoleksi buku kuno. (hlm. 122)
"Buku adalah aset wawasan bersama yang luar biasa. Artinya, buku tidak boleh dimiliki oleh satu orang tertentu hanya karena dia punya uang dan ilmu. Sebab, buku adalah media yang dibuat agar dapat dibaca khalayak ramai." (hlm. 237)
Profesor Yoo Myeong Woo menerapkan aturan khusus bagi pengunjung atau calon pembeli bukunya, yaitu harus membuat janji lebih dahulu. Sehingga ia bisa dengan seksama memperhatikan tiap pengunjung dan menemukan sosok Pemburu. Ada tiga orang utama yang paling dicurigai Profesor Yoo Myeong Woo: seorang pengrajin kayu, YouTuber, dan seorang ayah yang mengajak putranya.
Lima belas tahun bukan waktu yang sebentar untuk membuat rencana matang demi bisa menangkap Pemburu. Profesor Yoo Myeong Woo mempertaruhkan segalanya untuk bisa menangkapnya. Aksi penyelidikan pun dilancarkan dengan strategi yang sudah dipikirkan matang-matang.
Membaca novel ini kita akan diajak untuk ikut menebak siapakah sosok Pemburu yang sebenarnya. Ikut pula merasakan kengerian aksi yang dilakukan Pemburu. Serta merasakan kesedihan dan kegetiran hidup Profesor Yoo Myeong Woo. Ada penyesalan, amarah, hingga dendam yang dirasakan oleh Profesor Yoo Myeong Woo.
Yang menarik dari novel ini adalah kita juga akan mendapat wawasan soal beberapa buku kuno dalam sastra Korea. Ada beberapa hal menarik tentang kenapa sebuah buku bisa dihargai begitu mahal, bahkan sampai diburu oleh para kolektor.
Toko buku Memory Bookstore menjadi perangkap sekaligus menjadi tempat yang menyimpan rahasia sebenarnya dari Profesor Yoo Myeong Woo. Cerita dalam novel ini lebih didominasi aksi penyelidikan mencari sosok Pemburu. Ada plot twist yang cukup tak terduga dalam upaya penemuan si Pemburu. Bagian akhir cerita pun membuat kita ikut merasakan kengerian sekaligus tercengang.
Bagi penyuka novel terjemahan Korea atau cerita misteri, novel ini bisa jadi rekomendasi bacaan yang menarik. Temukan kejutan di bagian akhir cerita ini. Happy reading!
#WomenforWomen