Fimela.com, Jakarta Para ibu menyusui (busui) sangat sering mengalami payudara bengkak, utamanya pada saat baru melahirkan karena saluran ASI atau air susu ibu belum optimal. Meski demikian, busui tidak perlu panik sebab ini memang normal terjadi.
Terkait hal itu, busui pun perlu tahu soal cara mengatasi payudara bengkak dan sakit ketika menyusui agar tidak berkembang menjadi masalah yang berat.
Menurut Konsuler Menyusui Fenucaps Indonesia, Hana Maharani, setidaknya, ada beberapa penyebab pembengkakan payudara dan munculnya rasa sakit sewaktu menyusui.
“Pertama adalah produksi ASI yang tidak seimbang dengan pengosongan payudara. Adapun yang kedua, lantaran teknik menyusui yang tidak betul,” kata Hana Maharani.
Penyebab yang pertama, terang Hana Maharani, umumnya berlangsung pada hari ketiga pasca-melahirkan. Dalam kondisi ini, ASI yang dihasilkan oleh ibu sudah sangat banyak, sedangkan kebutuhan ASI bayi baru lahir belum terlalu banyak. Hal itulah yang kemudian membuat payudara ibu membengkak, keras, dan nyeri selama beberapa hari ke depan.
Yang kedua adalah teknik menyusui yang tidak betul alias tepat. Dengan teknik menyusui yang benar, keberhasilan menyusui pun bisa diraih dan busui akan terhindar dari kondisi pembengkakan payudara. Oleh sebab itu, busui memang mesti terus berlatih terus-menerus untuk melakukan teknik menyusui yang betul.
Di samping itu, imbuh Hana Maharani, antara penyumbatan saluran ASI (clogged duct) dengan mastitis (radang payudara) memang berbeda. Ia menerangkan, penyumbatan saluran ASI (clogged duct) terjadi saat adanya sumbatan dalam payudara.
Sebagai contoh, terdapat lemak yang menumpuk pada saluran ASI sehingga air susu busui tidak dapat mengalir. Di samping itu, hal ini pun dapat terjadi lantaran adanya produksi ASI yang tidak seimbang dengan air susu yang dikeluarkan dari payudara.
“Sementara mastitis lebih ke pembengkakan payudara yang terjadi akibat inflammation/ infeksi dalam payudara,” jelasnya.
Ia juga menerangkan, untuk clogged duct sendiri biasanya hanya terjadi low grafe fever, bengkak, dan terdapat benjolan kecil dalam payudara. Di lain sisi, pada mastitis terjadi high grade fever seperti flu,nyeri tulang, dan lain-lain.
Hana Maharani menambahkan, kedua kondisi itu juga ikut membuat bayi kian sulit untuk menyusu, di samping menjadikan ibu tidak nyaman dan kesakitan saat menyapih.
Tips mengatasi masalah busui
Maka dari itu, Hana Maharani pun memberikan beberapa tips untuk mengatasi kedua kondisi tersebut. Tips pertama adalah dengan sering memompa ASI dari payudara. Hal ini perlu rutin dilakukan supaya bengkak makin berkurang dan payudara busui bakal sembuh sepenuhnya. Kemudian, tambahnya, kompres dinginlah payudara dan memijatnya.
Sebelum menyusui, mengompres dan mandi air hangat bagi busui bisa memperlancar ASI yang keluar dari payudara. Sementara itu, kompres payudara dengan air dingin selepas menyusui bisa mengurangi rasa sakit dan pembengkakan yang terjadi.
Selanjutnya, memijat payudara secara perlahan juga dapat mengurangi pembengkakan maupun mastitis yang terjadi. Pemijatan ini dilakukan dari area yang nyeri ke arah puting payudara. Tips berikutnya adalah dengan memperbaiki pola dan teknik menyusui bagi busui.
Caranya adalah dengan memberikan ASI sesering mungkin. Sementara itu, dengan menyusui bayi lebih dari satu posisi alias berganti-ganti posisi, akan membuat nyeri lantaran bengkak di payudara dapat mereda.
Kata Hana Maharani lagi, busui pun disarankan untuk memakai bra yang nyaman. Dalam hal ini, sangat disarankan untuk memakai ukuran bra yang pas agar tetap nyaman.
Di samping itu, busui pun mesti menghindari penggunaan bra kawat atau yang terlalu ketat sebab justru bakal menambah rasa sakit. Lebih jauh, Hana Maharani bilang bahwa tips lainnnya adalah dengan meminum pereda nyeri.
“Dalam hal ini, produk yang disarankan adalah Lecicaps. Produk ini merupakan suplemen pelancar asi dari lecithin. Setelah pemakaian Lecicaps, pada ibu menjadi lebih nyaman, ASI menjadi sangat lancar,” paparnya.
Menurut busui, efek yang paling dirasakan adalah payudara menjadi tidak bengkak/meredakan pembengkakan dengan cepat dan tepat. “Lecicaps ini bukan booster asi, namun pelancar asi yang membantu membuka saluran asi secara optimal sehingga pengosongan payudara menjadi lebih baik,” ulasnya.
Lebih jauh, Lecicaps akan membantu membuka saluran isi Busui dan juga bisa dikonsumsi sejak kehamilan 7 bulan keatas untuk persiapan menyusui. Selain itu, kandungan lecithin dalam Lecicaps juga tinggi akan zat kolin (yang terbiasa terdapat dalam kuning telur) ini sangat bermanfaat untuk perkembangan otak janin karena tinggi DHA.
#women for women