Melihat Pergeseran Politik dan Kelas Sosial di Era 70an Lewat Karya Lukisan S. Sudjojono di Museum Macan

Vinsensia Dianawanti diperbarui 13 Mei 2022, 09:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Era 70an menjadi masa di mana Indonesia mengalami pergeseran politik dan kelas sosial dari Orde Lama ke Orde Baru. Budaya dan sistem politik yang jauh berbeda memberikan pengaruh pada kehidupan masyarakat secara menyeluruh termasuk dunia seni.

S. Sudjojono dikenal sebagai seniman lokal yang kerap memberikan pandangan politik secara lisan maupun karya lukisan. Salah satu karya lukisannya yang cukup terkenal berjudul Pose yang dibuat 1975.

Popularitas dari karya lukisan Pose ini menginspirasi Museum Macan untuk menghadirkan pameran dengan judul yang sama. Pameran yang mulai dibuka pada 30 April 2022 tidak hanya menampilkan karya S. Sudjojono saja melainkan juga menampilkan deretan karya yang memang sudah dimiliki oleh Museum Macan yang mengandung makna politis pada masanya.

Pameran Pose ini menjadi bagian dari kerja sama Museum Macan dan Museum Seni Rupa dan Keramik yang menampilkan pengalaman kritis atas pergelaran kelas sosial, tuntutan akan kenyamanan hidup golongan elite akibat pergeseran kuasa negara, keterhubungan pasar, dan budaya konsumerisme.

 

2 dari 4 halaman

Menampilkan karya ikonis S. Sudjojono

Museum Macan menggelar pameran bertajuk Pose yang menggambarkan kehidupan politik dan kelas sosial di era 70an (Museum Macan)

Sejumlah karya bersejarah yang penting dari koleksi Museum Seni Rupa Keramik (MSRK) turut ditampilkan dalam pameran ini, termasuk Maka lahirlah angkatan ‘66 (1966) karya S. Sudjojono. Karya ini berkaitan dengan demonstrasi mahasiswa yang menandai lahirnya masa Orde Baru.

Pameran ini juga menampilkan Tulisan Putih (1972) karya A. D. Pirous, salah satu pemenang pameran besar seni lukis Indonesia pada tahun 1974, yang menandai peristiwa ‘Desember Hitam’ dan awal mula Gerakan Seni Rupa Baru.

Ada juga sejumlah karya dari koleksi Museum MACAN oleh perupa yang mengamati perubahan dan pergeseran sosial di masyarakat; dari Jepang, Cina, Amerika Serikat, dan Britania Raya, serta menampilkan karya dari A. D. Pirous, Ahmad Sadali, But Muchtar, Damien Hirst, David LaChapelle, I Nyoman Masriadi, Jeff Koons, Keith Haring, Liu Ye, Richard Prince, S. Sudjojono, Srihadi Soedarsono, Takashi Murakami, Tang Zhi Gang, Wang Guangyi, Wang Xin, Yue Minjun, dan Yoshitomo Nara.

 

3 dari 4 halaman

Hadirkan koleksi milik Museum Macan

Museum Macan menggelar pameran bertajuk Pose yang menggambarkan kehidupan politik dan kelas sosial di era 70an (Museum Macan)

Untuk mendukung pameran, Museum akan menggelar sejumlah program publik di antaranya wicara seni, sesi mendongeng, dan tur daring. Wicara seni akan berfokus pada warisan abadi S. Sudjojono pada dunia seni kontemporer Indonesia, sementara pandangan yang lebih luas mengenai sejarah seni rupa modern Indonesia akan dieksplorasi dalam sesi mendongeng.

Museum MACAN juga akan menyajikan galeri virtual 360° yang dikembangkan melalui kolaborasi dengan Festivo. Galeri virtual ini hadir sebagai platform untuk membawakan tur daring yang melibatkan siswa, pendidik, dan mitra sekolah, juga publik secara luas.

Pameran Pose merupakan salah satu dari dua pameran yang menjadi hasil dari kerja sama Museum Macan dan Mowilex. Mowilex digandeng sebagai mitra resmi cat yang digunakan Museum Macan untuk pameran Kembara Biru dan Pose.

 

4 dari 4 halaman

Kerjasama dengan Mowilex

Museum MACAN menghadirkan instalasi yang mendorong aktivitas fisik pada anak menggunakan kertas karbon

Kerjasama dengan Mowilex dimulai dengan pembukaan Ruang Seni Anak Komisi UOB Museum MACAN Theresia Agustina Sitompul: Kembara Biru pada bulan April 2022, di mana seluruh ruangan dicat dengan warna Deep Blue Sea (2B-5C45) dari Mowilex agar menyerupai langit biru di angkasa.

Untuk pameran POSE yang dibuka pada tanggal 30 April 2022, warna Olive Hills (9A-3B2) yang keemasan digunakan untuk dinding utama pameran yang menonjolkan tiga lukisan karya S. Sudjojono.