Kamu Habis Bepergian Jauh atau Berada di Kerumunan? Satgas: Segera Tes COVID-19

Fimela Reporter diperbarui 12 Mei 2022, 22:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 berharap masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan saat bepergian ke luar. Sehabis melakukan perjalanan jauh atau berkunjung ke lokasi keramaian, masyarakat diminta untuk segera melakukan tes Covid-19.  

Apalagi, apabila masyarakat sudah mulai merasakan gejala Covid-19. Terlebih, jika warga mulai merasakan gejala Covid-19. Dikutip dari Liputan6.com, Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito dalam konferensi persnya Selasa (10/5/2022) menyarankan hal ini.

Ia berharap masyarakat sadar bahwa pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia. Masyarakat perlu ingat bagwa ada kelompok tertentu yang rentan dan harus dilindungi dari penularan Covid-19 ini.

"Tak henti saya ingatkan, jangan sampai kita tertular dan menjadi sumber penularan bagi orang di sekitar kita. Terutama kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan penderita komorbid," tegasnya.

2 dari 3 halaman

Masa transisi pandemi menuju endemi

Ilustrasi jalanan yang dipenuhi oleh warga saat pandemi Covid-19 melanda. Credits: pexels.com by Ryutaro Tsukata

Wiku membeberkan, indikator pengendalian Covid-19 di Indonesia memperlihatkan tren positif. Ia mengkonfirmasi beberapa indikatornya, seperti positivity rate, keterisian tempat tidur rumah sakit, hingga kasus kematian akibat Covid-19.

Ia mengatakan, Indonesia cenderung sudah melewati masa krisis dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Ia berkata, saat ini Indonesia sudah memasuki fase transisi dari pandemi menuju endemi. 

Menurut data terbaru, angka rawat inap pasien Covid-19 menurun drastis hingga 97 persen. Saat ini, tingkat hunian tempat tidur rumah sakit hanyalah 2 persen. Selanjutnya, kasus kematian pun menurun hingga 98 persen dan positivity rate nasional hanya sebesar 0,7 persen.

Wiku menjelaskan, menurunnya efek Covid-19 terhadap perilaku sosial dan ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap kondisi Indonesia mulai bertransisi menuju endemi. Contohnya, pertumbuhan ekonomi meningkat, angka pengangguran menurun, indeks belanja, serta mobilitas masyarakat keluar rumah meningkat.

"Ingat, bukan karena kondisi terkendali maka pengendalian Covid-19 tidak dilakukan. Ingat, pengendalian serta pengawasan akan tetap dijalankan dalam bentuk menyesuaikan dengan situasi dan kondisi terkini," imbuhnya.

3 dari 3 halaman

Pandemi Covid-19 pasti berakhir

Ilustrasi tempat ramai yang sering dikunjungi oleh warga saat pandemi Covid-19. Credits: pexels.com by Jimmy Liao

Walaupun sudah menunjukkan kondisi membaik, Wiku menegaskan pemerintah tetap menjalankan kebijakan pengendalian Covid-19. Ia menyebutkan bahwa pemerintah akan tetap menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis level dan kewajiban memakai masker.

"Penggunan masker masih tetap diwajibkan sebagaimana arahan WHO bahwa masker masih menjadi bagian strategi pencegahan Covid-19 yang komprehensif," ujarnya.

Wiku juga menegaskan bahwa pandemi Covid-19 pada akhirnya akan selesai. Ia merujuk pada sejumlah kasus pandemi serupa yang sudah terjadi di dunia. Meski begitu, ia mengingatkan bahwa di beberapa negara, lonjakan kasus masih terjadi, seperti di Jepang dan Taiwan.

Tak hanya itu, saat ini di Afrika Selatan ditemukan subvarian baru Covid-19 berjenis BA.4 dan BA.5. Wiku menyatakan, varian baru kerap menjadi penyebab peningkatan kasus Covid-19 baru.

"Ingat, kasus Covid-19 tidak mengenal batas wilayah untuk menginfeksi. Namun bukan berarti tidak bisa diantisipasi," pungkasnya.

 

*Penulis: Ersya Fadhila Damayanti.

#Women for Women