Menghina Fisik Anak Bisa Meningkatkan Risiko Depresi Pada Sang Ibu

Mimi Rohmitriasih diperbarui 26 Jul 2022, 15:12 WIB

Fimela.com, Jakarta “Mom, anaknya kok hidungnya pesek. Padahal Mom dan ayah hidungnya mancung.” “Kulit baby kok tidak seputih Mom, sayang ya. Kalau seputih Mom pasti lebih cantik deh. Pasti lebih menggemaskan dan secantik Mommynya.”

Pernahkah Sahabat Fimela mendengar ada orang yang menghina fisik seorang anak seperti hal di atas? Atau jangan-jangan Sahabat Fimela juga pernah melakukannya. 

Melansir dari laman parents.com, menghina fisik anak tidak hanya menurunkan rasa percaya diri anak. Ini juga bisa menurunkan rasa percaya diri Mom. Lebih parahnya lagi, ini bisa meningkatkan risiko depresi bahkan risiko sang ibu tidak lagi memiliki rasa kasih sayang tulus ke anak. Hinaan terhadap fisik anak bisa membuat sang ibu rentan menyalahkan diri sendiri akan hal yang terjadi pada anak. Ini rentan membuat ibu merasa sangat bersalah dan gagal sebagai seorang ibu.

2 dari 2 halaman

Hinaan Terhadap Fisik Anak Memicu Depresi pada Ibu

Ilustrasi ibu menggendong bayi/copyright freepik.com/freepic-diller

Para ahli menemukan jika hinaan yang dilakukan orang lain terhadap fisik seorang anak bisa memicu depresi pada ibu anak. Ketika orang lain menghina fisik anak, ini sama saja dengan menghakimi sang ibu yang dianggap kurang berhasil dalam merawat, menjaga dan memiliki anak yang sempurna. 

Penelitian menemukan jika baby shaming biasanya tidak lepas dari mom shaming. Besar kemungkinan sang ibu akan merasa kecewa, terluka, sakit hati bahkan bersalah dengan memiliki anak yang dianggap tidak sempurna. Menyedihkan lagi, beberapa ibu bisa saja merasa gagal menjadi ibu yang baik untuk anak-anaknya apalagi saat sang anak kerap dihina, direndahkan atau dinilai buruk oleh orang lain. 

Ibu yang baru melahirkan dan menyusui, ditambah adanya hinaan terhadap fisik anak, ini lebih rentan membuat ibu mengalami baby blues. Ibu juga sangat rentan mengalami depresi karena pasca melahirkan ibu akan merasa sangat lelah secara fisik. Ketika psikisnya juga bertambah lelah, inilah yang memicu dirinya mengalami depresi lebih buruk lagi. 

Well Sahabat Fimela, pastikan untuk tidak pernah melalukan baby shaming maupun mom shaming karena ini begitu berat risikonya. Semoga informasi ini bermanfaat dan semoga kita semakin bijak dalam bersosialisasi dengan sekitar terutama dengan ibu yang baru melahirkan.

#WomenForWomen