Fimela.com, Jakarta Hari raya identik dengan hidangan lezat penggugah selera mulai dari yang manis, gurih, atau pedas. Dorongan untuk melahap semua hidangan untuk menghadiahi diri sendiri setelah satu bulan berpuasa dapat membahayakan kesehatan tubuh. Tak bisa dipungkiri makanan yang disajikan pada Hari Raya biasanya bersifat tinggi kalori, tinggi kolesterol dan mengandung garam, gula, dan lemak yang juga tinggi.
Perlu diwaspadai juga, hal ini tidak hanya berdampak pada usia lanjut, tetapi juga kalangan muda di usia produktif. Makanan berkolesterol tinggi berisiko menyebabkan penumpukan plak pada pembuluh darah, sehingga pembuluh darah mengeras, kaku, dan menyempit. Hal ini dapat mengganggu aliran darah, jantung dipaksa untuk bekerja lebih keras agar dapat mengalirkan darah ke seluruh tubuh.
What's On Fimela
powered by
Tips Agar Tetap Sehat di Hari Raya
- Perbanyak asupan buah dan makanan berserat.
-
Hindari makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi seperti gorengan dan daging merah yang dimasak terlalu lama.
-
Pilih makanan dengan kandungan Omega-3 tinggi seperti ikan, telur, kacang kenari, dan biji chia.
- Jika tidak bisa dihindari, maka kurangi makanan berkolesterol tinggi dengan memakan hanya satu saja hidangan jenis ini. Misalnya hanya makan opor ayam di hari pertama Lebaran, tanpa semur daging, dan rendang di satu hari yang sama.
-
Makan dengan piring kecil. Piring kecil tentunya memuat lebih sedikit makanan dibanding piring besar, sehingga porsi makanan yang kita makan tidak terlalu banyak. Piring kecil juga menimbulkan ilusi bahwa kita sudah memakan satu piring penuh, sehingga mencegah kita untuk makan secara berlebihan.
- Hindari atau kurangi makanan manis berkalori tinggi seperti aneka kue yang mengandung banyak gula, tepung dan mentega.
-
Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung serat larut seperti wortel, ubi, alpukat, brokoli, lobak, apel, dan kacang merah.
46 Persen Orang Dewasa yang Mengidap Hipertensi dan Tidak Menyadarinya
WHO menyebutkan bahwa sekitar 46 persen orang dewasa yang mengidap hipertensi tidak menyadari bahwa dirinya memiliki tekanan darah tinggi.Memonitor tekanan darah secara berkala dapat membantu kita mengetahui kondisi kesehatan jantung dan pembuluh darah. Tekanan darah yang normal menunjukkan bahwa suplai darah yang berisi oksigen dan makanan ke seluruh organ tubuh terjaga dengan baik. Jika hasil pengukuran menunjukkan hal yang tidak normal, maka kita bisa berkonsultasi dengan dokter. Dengan memanfaatkan catatan pengukuran tekanan darah yang dilakukan secara berkala, dokter akan lebih mudah dalam melakukan diagnosa sehingga penanganan yang dilakukan dapat lebih presisi.
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara mandiri menggunakan OMRON Blood Pressure Monitor yang sudah diakui dan dipercaya oleh dokter-dokter di Indonesia. OMRON juga berinvestasipada inovasi teknologi seperti InteliWrap Cuff dan Bluetooth Connection with aplikasi Omron Connect,sehingga setiap orang bisa memonitor tekanan darah secara mandiri dengan lebih nyaman danmenginformasikan kepada dokter mereka secara real time untuk mendapatkan lebih banyak informasidan keputusan yang lebih baik.
Penulis : Saffa Sabila
#Woman For Woman