7 Alasan Seseorang Mempertahankan Status Jomblonya

Fimela Reporter diperbarui 09 Mei 2022, 13:46 WIB

Fimela.com, Jakarta Apakah kamu pernah bertemu atau mengenal seseorang yang masih mempertahankan status jomblonya dalam waktu lama? Atau jangan-jangan, kamu adalah salah satu orang tersebut? Jika iya, maka tidak apa. Setiap orang memiliki fase dan proses kehidupannya masing-masing.

Tetapi, seringkali muncul pertanyaan "Mengapa seseorang bisa begitu lama mempertahankan status jomblonya?". Padahal mungkin kamu atau orang itu adalah seseorang yang menarik baik secara penampilan maupaun kepribadian. Berikut adalah beberapa alasan seseorang masih mempertahankan status jomblonya dalam waktu yang lama.

1. Tidak percaya dengan cinta

Sangat normal bagi seseorang untuk tidak percaya dengan cinta saat ia memiliki pengalaman menyakitkan ketika mencintai seseorang. Setelah mendapatkan pengalaman menyakitkan tersebut, seseorang berhak untuk merasa sedih, marah, dan tersakiti, tetapi mereka juga berhak untuk belajar dan bangkit dari pengalaman menyakitkan tersebut. Saat seseorang terjebak dengan rasa sakit dan trauma yang ditimbulkan oleh pengalaman menyakitkan saat mencintai orang lain, hal tersebut hanya akan membatasi mereka untuk bertemu dan menjalin hubungan dengan orang baru.

2 dari 3 halaman

2. Standar yang tidak realistis

Ilustrasi jomblo

Sebagian besar dari kalian pasti pernah menemukan foto atau video pasangan di media sosial yang membuat kalian mengharapkan hal sama terjadi pada kalian saat menjalin sebuah hubungan. Sangat normal bagi seseorang untuk memiliki harapan dan ekspektasi terhadap pasangan maupun hubungan yang diidam-idamkan. Tetapi, perlu diingat bahwa tidak ada manusia yang sempurna dan sebuah hubungan tidak akan selalu berjalan mulus. Jadi, daripada berusaha mencari sosok pasangan yang sempurna dan membuat hubungan sesempurna mungkin, akan lebih baik jika kamu dan calon pasangan untuk sama-sama berusaha menjadi versi terbaik dari diri kalian agar tercipta hubungan yang sehat.

3. Belum sembuh dari trauma

Sama seperti alasan pertama, trauma masa lalu dapat memengaruhi perilaku seseorang saat harus membuka hati dan menjalin hubungan dengan orang baru. Beberapa bentuk trauma yang dapat berpengaruh pada perilaku seseorang saat menjalin hubungan diantaranya adalah hubungan yang berakhir dengan tidak baik, hubungan yang tidak sehat, serta masa kecil yang kurang baik. Ingatan yang buruk dan luka emosional yang dihasilkan dari trauma tidak bisa sembuh dalam waktu yang singkat. Ketika seseorang belum sembuh dari trauma dan membawa trauma tersebut bersamanya, hal tersebut mampu menghambatnya membangun hubungan dengan orang lain. Jadi, sebelum seseorang menjalin hubungan dengan orang lain, akan lebih baik jika ia mampu berdamai dan menyelesaikan trauma yang masih ada pada dirinya agar tercipta hubungan yang sehat.

4. Rendah diri

Kutipan “Kamu tidak bisa mencintai orang lain sebelum mencintai dirimu sendiri.” tidak sepenuhnya salah. Saat seseorang yang merasa rendah diri mencintai orang lain, maka sebenarnya mereka hanya menyakiti satu sama lain. Mereka akan terus dipenuhi rasa takut dan khawatir akan ditinggalkan oleh pasangannya karena mereka merasa tidak berharga dan tidak pantas dicintai. Tetapi di sisi lain, mereka tetap membutuhkan pasangannya sebagai bukti bahwa masih ada yang mampu melihat nilai dalam dirinya dan mencintai dirinya. Jika terus dilanjutkan, hubungan seperti ini akan membuat kedua belah pihak lelah dan akhirnya berujung pada hubungan yang tidak sehat. Oleh karena itu, sebelum kamu mencintai orang lain, pastikan dulu bahwa kamu sudah mencintai dirimu sendiri.

3 dari 3 halaman

5. Takut merasa bahagia

Ilustrasi jomblo

Manusia adalah makhluk yang unik dan kompleks. Ketakutan merasa bahagia bukan serta merta dimaknai bahwa mereka takut untuk tertawa, tetapi muncul kekhawatiran akan munculnya hal buruk jika mereka merasa bahagia. Selain itu, seseorang yang takut merasa bahagia juga memiliki kekhawatiran jika hubungan yang membawa kebahagiaan tersebut akan berakhir tragis. Sehingga, mereka menghindari hubungan dengan ikatan emosional yang intens untuk menghindari rasa sakit yang akan muncul setelah mereka merasakan masa-masa bahagia bersama.

6. Masalah kepercayaan

Kepercayaan adalah salah satu fondasi utama dari sebuah hubungan. Hubungan tanpa rasa percaya satu sama lain hanya akan berakhir menyakitkan untuk kedua belah pihak. Oleh sebab itu, seseorang yang memiliki masalah kepercayaan biasanya akan menghindari hubungan yang melibatkan komitmen atau ikatan emosional yang intens. Mereka paham betul rasa sakit apa yang akan muncul jika kepercayaan mereka dikhianati oleh pasangan. Oleh sebab itu, mereka menghindari untuk menjalin hubungan dengan orang baru.

7. Merasa kehilangan kemandirian saat menjalin hubungan

Sebuah hubungan seringkali digambarkan dengan kedua belah pihak yang saling bergantung satu sama lain, mereka saling melengkapi satu sama lain. Hal tersebut tentu terlihat menakutkan bagi mereka yang sudah terbiasa melakukan berbagai hal sendiri. Bergantung pada orang lain hingga akhirnya merasakan sakit hati karena orang tersebut tentu akan menjadi pilihan yang sangat besar bagi seseorang yang sangat mandiri untuk menjalin sebuah hubungan. Ketakutan akan kehilangan kebebasan dan kemandirian saat menjalin sebuah hubungan menjadi hal yang paling dihindari oleh mereka. Oleh sebab itu, seseorang yang sangat mandiri cenderung menunda waktu untuk menjalin sebuah hubungan.

Apapun statusmu yang membuatmu bahagia adalah dirimu sendiri. Semoga informasi ini bermanfaat.

 

Ditulis oleh: Savitri Anggita Kusuma Wardani