Fimela.com, Jakarta Bulan Ramadan senantiasa menghadirkan banyak kenangan dan kisah yang berkesan. Baik itu suka maupun duka, haru atau bahagia, selalu cerita yang sangat lekat dengan bulan suci ini. Cara kita memaknai bulan Ramadan pun berbeda-beda. Tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories bulan April dengan tema Light Up Your Ramadan ini pun mengandung hikmah dan inspirasi yang tak kalah istimewa.
***
Oleh: Febriani Azzahra
Jangan pernah berhenti bermimpi dan berputus asa dalam meraih mimpi. Teruslah berdoa dan berusaha untuk mewujudkannya. Yakinlah setiap mimpi dan niat baik itu pasti akan dikabulkan oleh Sang Maha Baik suatu hari kelak walaupun tidak segera tapi di waktu terbaik menurut-Nya. Aku akan bercerita tentang warna lain yang mengisi Ramadhanku tahun ini.
Ada sebuah mimpi yang telah lama tenggelam dalam anganku yaitu berkunjung ke Danau Toba di Sumatera Utara. Dahulu saat aku masih menuntut ilmu di bangku kuliah, kami satu angkatan pernah mengagendakan untuk field trip ke Sumatera Utara yang memang menjadi sentra tanaman sayuran dan buah. Di dalam daftar kunjungan kami pun terdapat jadwal mengunjungi Danau Toba yang merupakan danau terbesar di Indonesia dan juga danau vulkanis terbesar di dunia. Danau Toba juga merupakan danau terdalam kedua di Indonesia.
Kala itu, anganku pun telah melayang ke Danau Toba membayangkan keindahannya seperti yang pernah aku lihat di buku atau pun televisi. Tapi karena suatu hal, tujuan kami pun diubah yaitu hanya mengunjungi Pagar Alam yang merupakan sentra sayuran untuk Provinsi Sumatera Selatan.
What's On Fimela
powered by
Berlibur ke Danau Toba
Bertahun-tahun telah terlewati, mimpi melihat Danau Toba secara langsung itu tetap ada walaupun tidak terlalu kuat. Sempat beberapa tahun silam, seorang teman mengajak untuk berkunjung ke Medan dan aku tetap saja tidak bisa ikut.
Bulan Maret 2022 aku mulai merencanakan untuk berkunjung ke Medan dan memang memilih bulan April 2022 tepatnya tanggal 15-17 April 2022 yang merupakan long weekend dan dalam suasana ramadhan.
Rencana awal, aku akan liburan hanya berdua dengan seorang teman yang tinggal di Tangerang dan belum pernah bertemu muka. Kami hanya berinteraksi melalui obrolan online. Wisata kuliner dan religi menjadi agenda kami.
Sebenarnya Danau Toba menjadi magnet untuk dikunjungi tapi karena suasana puasa serta membayangkan perjalanan jauh maka keinginan itu kami redam. Temanku ini ternyata memiliki teman yang asli pribumi dan tinggal di Medan. Ia menawarkan bantuannya untuk menemani kami ke Danau Toba. Dari grup traveling, ada seorang teman yang berasal dari Bali ingin bergabung dengan kami. Alhasil, kami berangkat dari Jakarta bertiga.
Setelah menempuh perjalanan dua jam lebih via udara, kami pun tiba di Bandara Kualanamu lalu perjalanan kami lanjutkan menggunakan kereta bandara untuk menuju kota Medan yang ditempuh lebih kurang 40 menit. Tiba di Medan, kami telah dijemput teman menuju Danau Toba.
Sebenarnya ini bukan kali pertama aku merasakan puasa di bulan ramadhan tidak di kota kelahiranku tapi ini adalah kali pertama aku merasakan puasa yang benar-benar liburan dan sangat jauh dari kampung halaman.
Setengah perjalanan telah kami lalui sebelum sampai ke tujuan. Mentari sudah mulai beranjak pergi menandakan sebentar lagi azan maghrib akan berkumandang. Alhamdulillah kami sangat beruntung ditemani oleh seorang teman yang sangat paham dengan kondisi daerah yang kami kunjungi.
Maklum saja, muslim merupakan penduduk minoritas di sini jadi harus benar jeli dalam memilih tempat singgah dalam mencari makan. Setelah memilih rumah makan yang halal, kami pun bersiap menunggu azan maghrib untuk berbuka. Alhamdulillah, puasa hari itu pun terlewati walaupun tubuhku sebenarnya tidak normal dikarenakan masuk angin juga kurang tidur.
Kami pun melanjutkan perjalanan kurang lebih masih 4,5 jam lagi. Di pasar Brastagi, kami pun berhenti sejenak di sebuah rumah makan yang memang dipastikan menjual makanan halal. Empat buah nasi bungkus pun dipesan sebagai bekal sahur esok harinya dan tidak lupa juga kami membeli air minum beserta sedikit cemilan disebuah mini market.
Perjalanan pun kembali kami lanjutkan. Tepat pukul 23.45 WIB kami tiba di villa yang berada di Kecamatan Simalungun. Udara terasa lebih dingin.
Rencana awal, kami tadinya ingin camping. Teman asal Medan pun telah membawa peralatan camping tapi setelah mempertimbangkan banyak hal, rencana pun diubah dan kami pun menyewa sebuah kamar untuk tidur beberapa jam.
Pukul 03.30 kami telah bangun untuk sahur. Setelah shalat subuh, aku pun tidak tidur lagi dan menikmati pemandangan Danau Toba yang ada di depan mata dengan diterangi cahaya bulan hampir purnama dan perlahan ia tenggelam digantikan cahaya mentari.
"Subhanallah walhamdulillah walaillaha illallah, allahu akbar," itulah kalimat yang terucap ketika pemandangan indah tersaji di depan mata layaknya sebuah lukisan. Rasanya ingin berlama-lama tapi waktu kami yang terbatas dan masih banyak destinasi yang akan kami kunjungi. Pukul 10.00 WIB kami check out untuk turun dan mengunjungi air terjun Sipiso-piso tapi sayangnya kami tidak bisa turun, hanya setengah perjalanan karena hujan mulai turun.
Kebun Kurma yang ditanam secara tumpang sari dengan Buah Naga pun menjadi tujuan kami berikutnya. Di sini kami dapat melihat pohon kurma yang berbuah lebat juga buah naga yang sedang berbuah. Dua buah kurma segar setengah masak untuk masing-masing orang menjadi buah tangan.
Setelah puas dan hari pun beranjak petang, kami melanjutkan perjalanan ke kota Medan untuk menginap di hari terakhir liburan. Qodarullah ternyata mobil teman pun bermasalah, masih dua jam lagi dibutuhkan untuk sampai ke kota Medan.
Alhamdulillah ada bengkel mobil tidak jauh dari tempat kami menepi. Setelah menunggu hampir satu jam, bapak pemilik bengkel pun tiba. Akhirnya kami pun harus menunggu 3-4 jam mobil diperbaiki. Jam di tangan telah menunjukkan pukul 17.30 WIB.
Pengalaman dan Perjalanan Tak Terlupakan
Kami belum menunaikan shalat fardu dzuhur dan ashar sedangkan satu jam lagi akan maghrib. Berbekal gawai, kami pun mencari masjid terdekat dan dengan berjalan kaki akhirnya shalat jamak qasar pun dapat kami laksanakan.
Menemukan sebuah masjid ditempat yang minoritas muslim adalah suatu kebahagiaan. Ada rasa syukur tak terhingga yang diibaratkan tersesat dan akhirnya bisa kembali ke rumah dengan selamat.
Saat kami shalat, tidak ada orang lain selain kami. Ketika selesai, aku dan teman tadinya ingin mencari warung guna membeli air mineral sebagai membuka dan penghilang dahaga tapi ternyata ada seorang ibu yang berjilbab.
"Bu, maaf, warung makan yang penjualnya orang muslim dan halal di mana ya?" tanyaku.
"Oh yang di simpang alhamdulillah semuanya muslim, ibu kenal semua dengan mereka tapi jika ingin makan pilih warung yang itu," ibu itu menjelaskan ciri-ciri warung yang dimaksud.
"Dari mana? Buka aja bareng-bareng di sini. Ini saya bawa teh dan makanan yang banyak untuk pembuka," tawar ibu itu pada kami.
Aku dan teman menjelaskan asal usul kami juga musibah yang kami alami. Alhamdulillah kami berbuka di Masjid Al Muttaqin Desa Tongkoh Kecamatan Tiga Panah Provinsi Sumatera Utara. Setelah menunaikan shalat maghrib, kami pun pamit dan mencari rumah makan yang direkomendasikan ibu. Perut telah terisi dan kami kembali ke bengkel.
Hampir pukul setengah sepuluh malam, mobil pun selesai diperbaiki dan kami pun melanjutkan perjalanan. Mendekati pukul dua belas malam kami tiba di penginapan dan segera beristirahat.
Hampir saja kami melewatkan sahur karena capek dan begitu lelap tidurnya. Aku dan teman bergegas turun dan mencari rumah makan terdekat dan hanya ada satu yang buka dengan lauk yang sudah hampir habis. Sahur hari itu pun berjalan lancar sebagai bekal puasa esok hari yang merupakan hari kepulangan ke kampung halaman masing-masing.
Kami pun mempergunakan waktu yang tersisa untuk mengunjungi dua buah icon kota Medan yaitu Istana Maimun dan Masjid Raya Al-Mashun sekalian shalat. Membeli makanan online menjadi pilihan sebagai bekal untuk berbuka di bandara nanti. Selepas ashar, kami bergegas menuju Bandara Kualanamu untuk kembali ke Jakarta dilanjutkan ke kota masing-masing.
Setiap ramadhan pasti memiliki cerita tersendiri dan inilah warna ramadhanku tahun ini yang memberikan begitu banyak kenangan juga kesan. Di ramadhan kali ini, salah satu mimpiku diijabah Allahu Robbi. Di ramadhan kali ini teman dan keluarga baruku bertambah.
Walaupun tujuan awal yaitu ingin mencicipi makanan khas ramadhan di kota Medan tidak terwujud tapi aku begitu bersyukur ternyata diberi sesuatu dari yang ku bayangkan yaitu melihat Danau Toba, Air Terjun Sipiso-piso dan Kebun Kurma secara langsung. Alhamdulillah.
Untuk sahabat fimela, warnai ramadhanmu tahun ini dengan caramu. Teruslah bermimpi dan yakinlah suatu hari mimpi itu akan terwujud. Semoga ramadhan kita masih bisa berjumpa dengan ramadhan di tahun depan. Aamiin.
#WomenForWomen