Mengenal Lepet, Sajian Khas Hari Raya yang Mirip dengan Ketupat

Mimi Rohmitriasih diperbarui 26 Apr 2022, 12:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Tak terasa Ramadan tinggal beberapa hari lagi. Umat muslim pun sudah semakin dekat dengan Hari Raya Idul Fitri. Mengenai Hari Raya Idul Fitri, ada beragam hal dan tradisi menarik di dalamnya. Di Indonesia sendiri ada beragam tradisi unik yang hanya ada di Hari Raya. Salah satunya adalah tradisi membuat sajian khas lebaran berupa lepet. 

Di Jawa, lepet menjadi sajian khas lebaran yang ikonik. Konon katanya, sajian ini sudah ada sejak lama yakni sejak zaman Sunan Kalijaga. Banyak yang bilang bahwa lepet merupakan sajian yang mirip dengan ketupat, lemper atau pun lontong. Bedanya dengan aneka makanan tersebut, lepet memiliki cita rasa yang lebih gurih karena ada campuran kacang dan santan di dalamnya.

2 dari 3 halaman

Lepet Terbuat dari Beras Ketan yang Gurih

ilustrasi lepet/copyright shutterstock.com/Tantri Setyorini

Jika ketupat dan lontong terbuat dari beras nasi, lepet terbuat dari beras ketan. Hal ini membuat tekstur lepet lebih lengket. Lepet adalah sajian yang menggugah selera dan sangat populer pada masyarakat Jawa maupun masyarakat Sunda. 

Lepet biasa di sajikan saat Hari Raya Idul Fitri. Namun bagi masyarakat yang memiliki tradisi syawalan, lepet akan disajikan saat hari ke 7 setelah puasa syawal sebanyak 6 hari.

3 dari 3 halaman

Makna Makanan Bernama Lepet

ilustrasi kue bungkus daun pisang/Thanaphum Chamnanprai/Shutterstock

Melansir dari laman sonora.id, pada masyarakat Jawa lepet memiliki makna silep kang rapet atau tertutup rapat. Artinya adalah setelah melakukan lepat (salah) dan bermaaf-maafan, seseorang tidak boleh melakukan kesalahan lagi atau menyakiti orang lain lagi. 

Dalam setiap komponen pembuatan lepet juga memiliki arti masing-masing. Beras ketan yang lengket menggambarkan ikatan pertemanan yang kuat, kelapa parut atau santan menggambarkan perasaan halus dan sopan lagi santun, garam menggambarkan keseimbangan dalam bermasyarakat, janur atau daun kelapa muda memiliki arti jatining nur yang bermakna sucinya hati manusia setelah Hari Raya dan saling bermaaaf-maafan. Sedangkan tali bambu menggambarkan ikatan kuat dalam kelompok masyarakat. 

Ketika seseorang makan lepet, harapannya seseorang bisa memaknai lepet dengan baik dan menjadi pribadi yang lebih baik, menjadi manusia yang kembali fitri di Hari Raya Idul Fitri. Semoga informasi ini bermanfaat.

#WomenForWomen