Agency Tolak Bekerja Sama dengan Influencer yang Menggunakan Filter Mulai Mei 2022

Novi Nadya diperbarui 25 Apr 2022, 10:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Filter kecantikan telah membuat orang dapat mengubah tampilan fitur wajah mereka secara instan. Termasuk dipakai oleh para beauty influencer yang memiliki banyak follower di media sosial.

Agensi pemasaran influencer di Inggris, Ogilvy UK mengambil sikap untuk mengubah permainan. Mereka menyatakan untuk tidak lagi bekerja sama dengan influencer yang menggunakan filter atau membuat perubahan visual tertentu pada wajahnya.

Seperti mengubah warna kulitnya atau mengakhiri postingan fotonya dengan finishin airbrushed. Dan masih banyak lagi pilihan filter kecantikan yang bisa disebut mengubah bentuk identitas menyesatkan bagi banyak orang.

Kebijakan tersebut diambil Ogilvy UK setelah pemerintah Inggris memulai proses peninjauan 'Digitally Altered Body Images Bill' atau RUU Gambar Tubuh yang Diubah Secara Digital' pada bulan Maret 2022. RUU ini mengharuskan pengiklan, penyiar, dan penerbit menampilkan logo saat di mana terdapat gambar tubuh yang telah diedit dan diubah secara digital.

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Melihat Sisi Autentik

"Influencer marketing seharusnya menjadi sisi autentik untuk pemasaran. Tetapi sekarang kebanyakan menghasilkan konten yang berbahaya bagi siapa pun yang melihat di media sosial," ujar Head of Influencer Ogilvy Rahul Titus. Larangan pemakaian filter kecantikan tersebut juga direspons baik oleh para klien jenama perawatan tubuh dan wajah. Dan mendukung inisiatif tersebut untuk ikut gerakan menolak memakai jasa influencer yang mengubah secara digital bentuk tubuh dan wajahnya.  
3 dari 3 halaman

Larangan Resmi Diberlakukan pada Mei

Larangan tersebut secara resmi diterapkan mulai Mei 2022. Untuk mendeteksi apakah gambar yang digunakan influencer menggunakan filter, agensi mendeteksi dengan teknologi InfluenceO yang memungkinkan kita mendapatkan foto asli. 

Sebagai pioner dalam industri ini, Ogilvy berharap agar agensi lain bisa beradaptasi dengan bentuk baru perilaku di media sosial. Mereka berharap kembali di masa ketika era filter tidak ada, agar para perempuan dapat mengubah cara mereka melihat diri sendiri.

#WomenForWomen