Kolaborasi Sun Eater dan WIR Group Bawa Musik ke Dunia Metaverse

Nizar Zulmi diperbarui 22 Apr 2022, 22:31 WIB

Fimela.com, Jakarta Perkembangan industri musik memasuki digitalisasi yang makin pesat, termasuk di Indonesia. Para pelaku musik pun ditantang untuk bisa beradaptasi dengan teknologi untuk bisa bersaing di era digital.

Terlebih dengan adanya pandemi, panggung musik beralih ke dunia virtual selama dua tahun terakhir. Di sisi lain kondisi ini juga membuka peluang baru untuk mengembangkan karya sesuai perekmbangan zaman.

Sebuah kolaborasi menarik datang dari label rekaman Sun Eater dan WIR Group, perusahaan teknologi berbasis Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) dan Artificial Intelligence (AI). Mereka membawa pemasarn musik ke dunia metaverse lewat kerja sama ini. Penandatanganan nota kesepahaman kolaborasi digital ini ditandatangani bersama oleh Kukuh Rizal CEO Sun Eater dan Gupta Sitorus, Chief Marketing Office WIR group di Jakarta, Jumat (22/4).

“Bagi kami, sebagai perusahaan label rekaman dan perusahaan musik, inovasi serta pengembangan kreativitas sangat diperlukan untuk menentukan perkembangan musisi yang dinaunginya. Bergabungnya kami di platform metaverse merupakan suatu terobosan sekaligus lompatan digital untuk menjadikan Sun Eater sebagai perusahaan label rekaman yang terdepan dalam kompetisi industri musik di Indonesia untuk menghadirkan pengalaman terbaik bagi penikmat musik di Tanah Air,” kata Kukuh Rizal CEO Sun Eater dalam siaran pers yang diterima FIMELA.

 

2 dari 3 halaman

Langkah Inovatif

Kolaborasi Sun Eater dan WIR Group menuju Metaverse (Dok. JavaPR)

Sun Eater yang menaungi beberapa musisi seperti .feast, hindia, dan Agatha Pricilla melihat langkah ini sebagai inovasi untuk mengembangkan diri. Mereka juga ingin memperluas jangkauan dengan memperkenalkan karya di dunia metaverse yang luas.

“Melalui platform metaverse, Sun Eater dapat membawa pembaharuan dan angin segar bagi industri musik dan rekaman, yang memungkinkan kami melakukan berbagai inovasi dan kreativitas di bidang pemasaran dan distribusi karya-karya musik maupun proses rekaman, sehingga dapat mendukung pengembangan industri musik itu sendiri. Misi kami, industri musik Indonesia tidak hanya bisa dinikmati oleh pendengar di Tanah Air, namun juga dunia. Ini tentunya menjadi tantangan bagi kami," tambahnya.

Gupta Sitorus, Chief Marketing Officer WIR Group mengatakan, Industri musik di Indonesia sangat siap untuk mengadopsi teknologi tinggi seperti platform metaverse, mengingat platform ini dapat meningkatkan kapabilitas dan daya saing mereka dalam pengembangan industri ini. Pengunaan media sosial, konser online, dan animasi sudah umum digunakan dalam pemasarannya.

"Kami meyakini metaverse mampu menjadi kekuatan pendorong untuk menciptakan generasi baru dalam bentuk ekosistem digital. Platform metaverse yang kita bangun ini merupakan kontribusi dari kami yang telah berkarya di bidang AR (Augmented Reality), VR (Visual Reality) dan AI (Artificial Intelligence) sejak 2009. Kami berharap Sun Eater dapat membawa industri rekaman dan musisi Indonesia pada suatu era baru bagi industri kreatif di Tanah Air melalui teknologi metaverse yang kami kembangkan,’ ujar Gupta.

3 dari 3 halaman

Musik dan Metaverse

Kolaborasi Sun Eater dan WIR Group menuju Metaverse (Dok. JavaPR)

Gupta berharap dengan masuknya pasar musik Indonesia ke dunia metaverse dapat meningkatkan daya saing global, baik bagi perusahaan label maupun para musisi yang dinaunginya, serta menjangkau pemasaran dan distribusi yang lebih luas melalui inovasi dan pengembangan kreativitas tanpa batas.

“Kolaborasi ini merupakan satu bagian dari rangkaian kerja sama yang telah dijalin WIR Group dengan beberapa industri kreatif untuk membangun dan memperkaya platform metaverse yang tengah dikembangkan. Kerja sama dengan Sun Eater menghadirkan tantangan tersendiri bagi WIR Group agar dapat selalu terdepan untuk memberikan kontribusi positif dalam pengembangan perekonomi digital di Indonesia melalui sektor industri kreatif,” tandas Gupta.