Hari Kartini: Bukan Sekadar Kebaya dan Sanggul

Ayu Puji Lestari diperbarui 21 Apr 2022, 11:12 WIB

Fimela.com, Jakarta Setiap tanggal 21 April beberapa dari kita pasti sibuk mencari kebaya dan sanggul. Hayo, mengaku saja berapa dari kita yang sibuk membongkar isi lemari untuk mencari kebaya? Hingga tanpa kita sadari Hari Kartini menjadi selebrasi pesta kostum dengan tema kebaya. Belum lagi anak-anak sekolah yang diminta untuk memakai kebaya.

Kita pun terjebak dengan mengadopsi ‘Kartini’ pada kebaya dan sanggulnya semata. Sehingga lupa apa esensi yang ingin diperjuangkan oleh Kartini. Di masa sekarang masih banyak yang koar-koar tentang;

“Ngapain sekolah tinggi-tinggi, nanti juga di dapur.”

“Jadi perempuan, jangan mengejar karier semata. Suami dan anak diperhatikan.”

“Buruan menikah, jangan sibuk ngejar karier. Nanti enggak ada laki-laki yang mau.”

Dan sebagainya. Mirisnya, ucapan itu diucapkan oleh perempuan. Jadi seakan women support women hanya sebatas pemanis semata.

2 dari 3 halaman

Semangat Kartini: Berdaya Tanpa Menjatuhkan yang Lain

ilustrasi perempuan presentasi/Urbanscape/Shutterstock

Gaung tentang emansipasi, feminisme dan pergerakan perempuan semakin jelas terdengar. Emansipasi adalah pembebasan. Bebas melakukan apapun yang menjadi pilihannya, tidak dianggap remeh atau meremehkan pilihan orang lain.

Emansipasi adalah membebaskan diri, tidak hanya pada diri sendiri tapi juga orang lain. Jika sesama perempuan saja kita sulit untuk menghargai, bagaimana mungkin orang lain mau menghargai hak dan kepentingan kita? Sementara kita terlalu sibuk memberikan 'label' kepada orang lain.

Memahami emansipasi sebagai kebebasan akan membuat kita lebih bijak. Emansipasi tidak hanya menyoal tentang tuntutan kita untuk dipandang sama dengan pria dalam berbagai aspek kehidupan. Ada yang lebih penting dari itu. Emansipasi adalah membebaskan, tidak hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk orang lain.

3 dari 3 halaman

Menghargai Pilihan yang Berbeda

ilustrasi teman perempuan/copyright by metamorworks (Shutterstock)

Seberapa sering kita memperdebatkan dan menyalahkan pilihan orang lain? Kita tidak pernah tahu alasan seseorang untuk melakukan satu hal. Karena yang paling paham adalah diri kita sendiri, bukan orang lain.

Mencoba untuk memakai kacamata orang lain akan membuat kita lebih bijak. Maka, sudah saatnya kita berhenti menghakimi pilihan orang lain. Menganggap pilihanmu adalah yang terbaik. Dan yang paling penting berhenti meremehkan kepentingan orang lain. Bisa jadi yang menurut kita remeh sebaliknya sangat penting bagi orang lain. Tentu kamu tidak ingin apa yang menjadi kepentinganmu diremehkan orang lain. Tidak perlu sibuk menghakimi, setiap orang memiliki pilihan yang berbeda. Yang kamu anggap baik dan benar belum tentu terbaik.

Jadilah perempuan tangguh yang tidak menjatuhkan pilihan orang lain. Hargai perempuan lain seperti kamu ingin dihargai. Berhenti menganggap remeh pilihan perempuan lain, karena perempuan hebat tidak akan menganggap dirinya lebih baik dari perempuan lain. Jadi, selamat memaknai Kartini di balik semua aktivitasmu saat ini. Entah dengan kebaya terbaikmu atau dengan baju rumah yang membuatmu nyaman. Karena, perempuan itu istimewa apapun pilihannya.