Fimela.com, Jakarta Demam berdarah dengue adalah penyakit yang bisa menyebabkan seseorang mengalami sakit parah. Penyebaran dengue adalah melalui nyamuk pembawa virus dengue, yang saat ini belum ditemukan pengobatan spesifiknya.
Penurunan kasus COVID-19 saat ini bisa menjadi kesempatan untuk melihat kembali dengue. PT. Takeda Indonesia baru saja menggelar Diskusi Media untuk meningkatkan kesadaran publik dalam mengantisipasi dan mencegah penyebaran dengue.
Takeda Indonesia menggandeng Kementerian Kesehatan Indonesia, Ikatan Dokter Anak Indonesia, dan Komunitas Dengue Indonesia, sejalan dengan komitmen untuk berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan, melindungi masyarakat yang berisiko terkena dengue. Masyarakat diajak untuk berpartisipasi dalam upaya waspada demam berdarah dengue dengan melakukan posting foto Jentik Jari.
Jentik Jari dijadikan penanda bahwa kesadaran akan bahaya dengue perlu ditingkatkan dan bahw dengue ada di sekitar kita. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, jumlah kasus demam berdarah dengue sejauh ini masih tergolong tinggi.
Kunci mencegah penyebaran demam berdarah dengue di tengah pandemi COVID-19
Jumlah kasus dengue di Indonesia dari awal tahun hingga bulan April 2022 mencapai 32.213, dengan jumlah meninggal dunia mencapai 323 orang. Sedangkan di tahun 2021, jumlah kasus mencapai 73.518, dengan jumlah kematian sebanyak 705 kasus.
Pemerintah sendiri telah menargetkan penurunan angka kematian akibat dengue menjadi 0,5% pada tahun 2025, dari 0,9% di tahun 2021. Pemerintah terus melanjutkan kampanye pencegahan dengue lewat program 3M; Menguras, Menutup, Mendaur Ulang, serta berbagai aktivitas pencegahan lainnya, seperti memelihara ikan pemakan jentik, memasang kawat di pintu dan ventilasi, dan larvasida di penampungan air.
Tantangan terbaru saat ini adalah miripnya gejala dengue dan COVID-19, seperti demam tinggi, nyeri di sejumlah bagian tubuh, lesu, dan muncul ruam. Menurut Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K) yang juga Ketua Komunitas Dengue Indonesia, pandemi COVID-19 yang belum usai menyebabkan kita menghadapi double burden.
Kunci mencegah penyebaran demam berdarah dengue di tengah pandemi COVID-19
Double burden adalah di mana ada 2 msalah infeksi yang hadir pada waktu bersamaan. Sehingga penting untuk kita semua lebih pintar dalam mencegah demam berdarah dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang bahaya, serta pencegahan demam berdarah.
Setiap anggota keluarga diharapkan bisa mengenali jenis nyamuk Aedes aegypti yang menularkan dengue. Sejauh ini, pemerintah telah memetakan penanganan dengue lewat Strategi Nasional Penanggulangan Dengue 2021-2025 yang berfokus pada 6 langkah.
Salah satunya adalah pengembangan vaksin dengue yang aman dan bisa melindungi populasi anak, serta orang dewasa yang berisiko terhadap dengue. Hal ini sesuai dengan rekomendasi WHO, bahwa ketersediaan vaksin dengue bisa mendorong keberhasilan pengendalian penyakit tersebut.