Fimela.com, Jakarta Setelah munculnya varian Omicron, saat ini dunia telah melaporkan adanya penemuan varian Covid-19 baru. Varian tersebut pertama kali terdeteksi di Inggris pada 19 Januari 2022.
Varian terbaru Covid-19 tersebut bernama varian Omicron XE. Mengutip dari Liputan6.com, saat ini Inggris telah melaporkan 637 kasus varian XE. Varian ini merupakan rekombinan yang terdiri dari dua materi genetik dari dua strain, yaitu BA.1 serta BA.2
Varian XE menjadi sorotan sebab disinyalir lebih menular dari Omicron BA.2. Hal ini juga diprediksi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di mana memprediksi varian XE 10 persen lebih menular daripada BA.2. Walau demikian, gejala Omicron XE dikabarkan mirip seperti flu.
Meskipun begitu, prediksi tersebut masih harus dikonfirmasi lebih lanjut melalui penelitian. Melalui laporannya, WHO menyebut XE termasuk ke dalam varian Omicron dengan tingkat keparahan yang ringan.
What's On Fimela
powered by
Gejala lebih ringan
Berdasarkan gejalanya, varian ini tergolong lebih ringan dibandingkan berbagai varian Covid-19 sebelumnya. Laporan WHO menyebut pasien varian XE tidak kehilangan penciuman dan perasa. Selain itu, tidak ada laporan yang menyebut demam sebagai salah satu gejala varian ini.
Umumnya, gejala yang timbul pada varian XE mirip seperti flu biasa. Mengutip inews UK, gejala yang paling dominan meliputi sakit tenggorokan, pilek, serta bersin-bersin.
Menurut Pelayanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris gejala lain yang patut diwaspadai adalah sesak napas, lelah, kehilangan nafsu makan, badan pegal, sakit kepala, hidung tersumbat dan berair, hingga diare.
Varian rekombinan bukan hal luar biasa
Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) terus memantau perkembangan varian XE bersama dengan varian rekombinan lainnya, yakni XD dan XF. Rekombinan XD dan XF sendiri merupakan kombinasi varian Delta dan BA.1.
Hingga saat ini, UKHSA belum bisa memastikan tingkat pertumbuhan varian XE karena masih sangat bervariasi. Susan Hopkins, Penasihat Medis UKHSA menyebut, kehadiran varian rekombinan bukanlah hal baru.
"Varian rekombinan bukanlah kejadian luar biasa, terutama terjadi ketika ada beberapa varian yang beredar. Beberapa telah diidentifikasi selama pandemi hingga saat ini," kata Hopkins, dikutip dari inews UK melalui Liputan6.com.
*Penulis: Ersya Fadhila Damayanti.
#Women for Women