Diary Fimela: Jatuh Bangun Membangun Bisnis Sablon dan Konveksi di Masa Pandemi

Fimela Reporter diperbarui 14 Apr 2022, 12:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Belum pernah terbayangkan di benak Alwin bahwa ia akan menggeluti usaha konveksi hingga saat ini di awal terjun ke dunia bisnis. Alwin Jalliyani, mahasiswa sekaligus pendiri TopTopi, membagikan ceritanya merintis bisnis sablon

Ketika mendengar kata “TopTopi”, mungkin kamu akan terbayangkan sebuah usaha yang menjajakan topi. Namun, kamu tidak sepenuhnya salah. Pasalnya, nama “TopTopi” memang Alwin ambil berdasarkan produk yang ia jual, yakni topi custom.

Sebelum menjalani usaha konveksi, TopTopi melayani pemesanan topi sesuai pesanan pelanggan atau custom. Berdiri sejak 2015, TopTopi awalnya hadir menawarkan berbagai pilihan jenis topi, mulai dari topi trucker hingga baseball. 

Seiring berjalannya waktu, tren pun bergeser dan berdampak pada peluang bisnis. Hal ini lah yang menggerakkan Alwin untuk merombak bisnisnya. Ia menyusun ulang strategi bisnisnya yang akhirnya melahirkan TopTopi di masa kini.

Saat ini, TopTopi hidup untuk melayani pembuatan berbagai kebutuhan komunitas dan kelompok. Lebih spesifiknya, TopTopi menjadi penyedia “identitas” bagi banyak komunitas melalui kaos custom, jaket, merchandise, dan kartu identitas. 

2 dari 4 halaman

Berusaha On Track dengan Tren

Alwin Jalliyani, pendir bisnis sablon dan konveksi TopTopi. /instagram.com/alwin_jalliyani

Pemilihan target pasar dan produk yang dijajakan pun bukan tanpa alasan. Alwin menganggap, pembuatan kaos sablon dan konveksi akan selalu menjadi tren.

“TopTopi menyediakan product by demand dan by order, bukan musiman atau tren. Di mana ada komunitas organisasi, kelompok, komunitas pasti membutuhkan identitas di dalamnya. Hingga akhirnya, aku memutuskan untuk memilih bidang ini untuk digeluti,” terang Alwin saat diwawancarai langsung oleh Fimela.com.

Mahasiswa yang tengah menjalani studi di Universitas Padjadjaran ini juga memaparkan alasan di balik pemilihan target pasarnya. Target pasar TopTopi berfokus kepada kelompok, komunitas, dan organisasi di tingkat mahasiswa maupun sekolah. Alwin menyebut, banyak kegiatan yang dilakukan mahasiswa dan pelajar membutuhkan seragam panitia. 

Meskipun demand terbanyak berasal dari organisasi tingkat kampus dan sekolah, TopTopi enggan menutup kesempatan bekerja sama dengan stakeholder lain. Alwin menyatakan, TopTopi membuka lebar gerbang kerja sama dengan pemerintah, perusahaan, dan kelompok lainnya. 

3 dari 4 halaman

Berjuang untuk Bertahan di Kala Pandemi

Contoh produk sablon hasil produksi TopTopi./instagram.com/id.toptopi

Alwin juga membagikan kisah perjuangannya mempertahankan usaha konveksi ini. Pandemi turut memukul usahanya, menjadikan TopTopi untuk terus beradaptasi dengan keadaan. 

“Biasanya, acara offline seperti pensi, paskibra, itu identik dengan kaos panitia, ID card, merchandise, tapi mendadak tiba-tiba berhenti. Banyak project dibatalkan dan itu challenging untuk TopTopi bisa survive di masa pandemi,” bebernya

Pandemi ini, menurutnya, membentuk dirinya bersama TopTopi untuk terus mencari strategi mempertahankan bisnis. Tantangan switching menemukan strategi saat kemandekan event itulah yang membuat TopTopi terus berinovasi.

4 dari 4 halaman

Tak Hanya Hubungan Transaksi dengan Pelanggan

Pendiri bisnis sablon dan konveksi, TopTopi./instagram.com/alwin_jalliyani

Pengalaman lain yang Alwin rasakan selama berbinis pun tak kalah menarik. Selain menjadi sumber penghasilan, TopTopi nyatanya membantu Alwin menambah relasi. 

Sejak dahulu, ia banyak bertemu dan berkomunikasi dengan pelanggan dari banyak latar belakang. 

“Dari dulu, Toptopi menjadi sarana aku untuk membangun jejaring atau relasi. Ketika bertemu dengan orang saat cash on delivery (COD) atau calon pelanggan yang bertanya, (hal ini) bikin nambah relasi dan (akhirnya) menjadi teman,” tuturnya.

Alwin selalu memperlakukan pelanggan layaknya teman, bukan hanya hubungan transaksional antara penjual dan pembeli belaka. Ia selalu mengupayakan silaruahmi tetap terjalin meskipun transaksi telah usai. 

Hingga kini, Alwin dan TopTopi telah banyak mengumpulkan berbagai prestasi dan pencapaian. Sebut saja, di tahun 2020 lalu, ia berhasil mendapatkan penghargaan Unpad Awards untuk kategori mahasiswa dengan pencapaian wirausaha terbaik. 

Saat ini, TopTopi juga telah mengantongi izin usaha dari pemerintah. Jadi, calon pembeli bisa semakin yakin untuk bertransaksi dengan aman. Kerennya lagi, di usianya yang masih belia, Alwin dengan TopTopi-nya berhasil menyentuh omset 100 juta di tahun lalu. Sungguh menginspirasi, bukan?

Penulis: Ersya Fadhila Damayanti

#Women for Women