Fimela.com, Jakarta Skincare hingga kosmetik setiap hari digunakan oleh perempuan. Tanpa disadari wadah yang biasanya berbahan plastik tertumpuk begitu saja hingga terbuang dan berakhir di tempat pembuangan sampah.
Sayangnya, jika tidak dikelola atau didaur ulang secara benar, bekas wadah kosmetik bisa menjadi masalah lingkungan.
Silviana Chandra, Tim Kampanye Waste4Change mengatakan saat ini total sampah kemasan plastik dari industri kecantikan sudah mencapai 6,8 juta ton. Sementara, 70 persen dari sampah tersebut juga tidak terolah dengan baik sehingga berakhir di Tempat Pembuangan Sampah (TPA), terbakar, terkubur di tanah, hingga terbawa ke laut yang akan memengaruhi kehidupan.
Bahkan, Indonesia merupakan negara dengan produksi sampah plastik yang besar. Data Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton) pada 2021 menunjukkan, Indonesia menghasilkan sekitar 8 juta ton sampah plastik tiap tahun, di mana hanya 3 juta ton di antaranya yang dapat diolah. Melihat fakta tersebut, Blibli memperkuat komitmennya dalam melestarikan lingkungan melalui upaya daur ulang sampah yang ditunjukkan dalam partisipasinya di Surabaya X Beauty.
Sepanjang penyelenggaraan acara selama tiga hari lalu, Blibli berhasil mengumpulkan lebih dari 12,000 kemasan produk kecantikan serta hampir 5.000 kardus kemasan produk kecantikan dari ribuan orang yang mengunjungi instalasi Blibli Cinta Bumi.
“Kampanye Blibli Cinta Bumi, sekaligus mengajak lebih banyak lagi masyarakat untuk bersama-sama menjaga lingkungan dan menjalankan gaya hidup yang eco-friendly secara menyeluruh dan berkelanjutan,” ujar Yolanda Nainggolan, VP Public Relations Blibli.
Keterlibatan Blibli Cinta Bumi di Surabaya X Beauty merupakan wujud komitmen perusahaan menerapkan konsep ESG (Environmental, Social, Governance) di setiap kebijakannya, sejalan dengan prinsip Blibli sebagai e-commerce dengan bisnis berkelanjutan. Blibli sendiri telah menerapkan prinsip ESG di berbagai kegiatan operasionalnya. Diantaranya: daur ulang sampah plastik dan kardus kemasan, penanaman pohon, waste upcycling, pembangunan tank tadah hujan dan mengolahnya untuk keperluan operasional di berbagai gudang Blibli.
“Jika diterapkan secara strategis, prinsip ESG pun dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan produktivitas dan efektivitas operasional, sehingga perusahaan bisa terus tumbuh secara berkelanjutan, baik dari segi bisnis maupun pengaruhnya terhadap komponen di dalam ESG,” paparnya.
Blibli Cinta Bumi menghadirkan tiga lokasi drop box dimana pengunjung bisa menaruh kemasan kosong kosmetiknya. Pengunjung pun mendapatkan insentif berupa token untuk bermain games menarik dengan hadiah berupa produk dan alat kecantikan.
Seluruh sampah kosmetik ini selanjutnya akan diolah kembali menjadi barang baru bersama mitra-mitra Blibli yang turut melibatkan komunitas perempuan, difabel, dan pengungsi, sesuai konsep sustainable business berbasis ESG oleh Blibli, yang dalam hal ini terkait dengan pemberdayaan komunitas.
Menuju Net Zero Emissions
Mendukung Indonesia menuju Net Zero Emissions,saat ini Blibli Cinta Bumi memiliki Collection Boxes yang berada di berbagai lokasi di Jabodetabek untuk mengumpulkan sampah kardus dan plastik.
Selain itu, mendorong pelanggan dan karyawan untuk mengumpulkan kardus dan plastik melalui kurir BES sebagai agen pengumpul sampah saat mengantar produk. Sampah yang terkumpul dikelola kembali untuk didaur ulang menjadi filler material pengganti bubble wrap untuk membungkus produk yang dibeli di Blibli.
Tiap 10 kardus yang dikumpulkan memiliki nilai 1 pohon yang akan Blibli tanam ke depannya. Upaya penanaman pohon ini pun sudah dimulai sejak tahun 2021 melalui penanaman 1.000 pohon di Rembang, Jawa Tengah, yang dilakukan bersama Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) dan pemerintah setempat.
“Blibli juga menyediakan laman khusus untuk mengedukasi pelanggan akan pentingnya gaya hidup yang eco-conscious sekaligus mengajak pelanggan untuk terlibat langsung dalam kampanye Blibli Cinta Bumi. Hal ini merupakan bagian dari konsep ESG dan upaya Blibli untuk mendukung Indonesia menuju Net Zero Emissions,” kata Yolanda.
#women for women