Fimela.com, Jakarta Kekerasan emosional dan psikologis pada anak didefinisikan sebagai perilaku, ucapan, dan tindakan orang tua, pengasuh, atau tokoh penting lainnya dalam kehidupan anak yang berdampak negatif pada mental anak. Meskipun merusak di segala usia, pelecehan emosional sangat berbahaya pada usia yang lebih muda.
Dikutip dari Healthline.com, Kekerasan tidak melulu soal fisik. Kekerasan emosional pada anak dapat meninggalkan bekas yang tidak terlihat pada seorang anak, tanda-tanda pelecehan emosional mungkin lebih sulit untuk diidentifikasi.
Namun, sulit bukan berarti tidak dapat diidentifikasi. Para orangtua juga harus memahami bahwa dampak dari kekerasan emosional pada anak dapat berdampak seumur hidup mereka. Berikut ada dampak dari kekerasan emosional pada anak.
What's On Fimela
powered by
Dampak dari Anak Mengalami Kekerasan Emosional
Kekerasan emosional dapat berpengaruh pada kehidupannya kelak, berikut adalah dampak dari anak yang mengalami kekerasan emosional :
- Menghindari atau kabur dari rumah,
- Citra diri, harga diri, dan kepercayaan diri yang rendah,
- Keterlambatan perkembangan atau penurunan tugas sekolah
- Sering cemas, tertekan atau takut melakukan sesuatu yang salah
- Perilaku yang menuntut, mengganggu, atau tertutup
- Perilaku ekstrem – sangat agresif hingga sangat pasif
- Berusaha terlalu keras untuk menyenangkan atau gagal terhubung dengan orangtua
- Menarik diri atau mengalami kesulitan berhubungan dengan orang lain,
- Merasa tidak berharga, tidak dicintai atau tidak diinginkan
- Meningkatnya rasa takut, rasa bersalah, dan menyalahkan diri sendiri
- Berbohong, mencuri, atau kurang percaya pada orang dewasa
Dampak yang paling parah dari kekerasan emosional pada anak adalah kelak mereka dapat mempunyai pikiran untuk melukai diri sendiri atau bunuh diri atau bahkan menggunakan narkoba dan alkohol.
Ciri Anak yang Mengalami Kekerasan Emosional
- Menarik diri, depresi, dan kurang empati
- Berpegang teguh pada siapa saja yang memberi perhatian padanya
- Bertindak dan sepertinya mereka memiliki masalah perilaku
- Memiliki lebih sedikit rasa takut daripada anak-anak lain pada usia yang sama
- Berpegang teguh pada aturan orang dewasa mana pun dalam peran pengawasan seperti guru, dokter, dan pengasuh anak
- Menderita gangguan yang berhubungan dengan tidur, makan, dan berkomunikasi
- Kembangkan mekanisme menenangkan diri seperti gerakan berulang atau goyang berirama
- Membasahi tempat tidur atau berjuang untuk melatih toilet tanpa kecelakaan terus-menerus
- Menunjukkan kurangnya minat untuk berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain dan kurang memperhatikan detail
- Sering berkomentar seperti, “Mama/Ayah bilang aku selalu jahat.”
Bagi para orangtua, penting untuk memilih kalimat yang baik kepada anak. Beri tau anak secara berkala dan konsisten agar anak mengerti bila hal yang dilakukan mereka itu salah, jangan sampai kita para orangtua tidak menyadari bahwa kita telah melakukan kekerasan emosional pada anak.
Penulis : Saffa Sabila
#Woman For Woman