Fimela.com, Jakarta Jepang merupakan negara dengan kemajuan teknologi dan disiplin yang luar biasa. Hal itu menjadi salah satu alasan dipilihnya Jepang sebagai negara tujuan para pekerja yang akan diberangkatkan oleh PT Nanotech Indonesia Global Tbk, bekerjasama dengan Sahabat Wakaf.
Salah satu syarat bagi para pekerja yang dipilih untuk diberangkatkan ke Jepang, diutamakan adalah dari keluarga dhuafa. Dengan begitu, para pemuda akan lebih mandiri akan efektif mengentaskan masalah pengangguran dan kemiskinan di Indonesia.
"Pada tahap awal ada 10 pemuda dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang siap diberangkatkan ke Jepang, sebagai tenaga kerja terlatih di bidang teknologi pertanian. Selanjutnya kami manargetkan ada 1000 pemuda desa kita beri kesempatan bekerja di sana," jelas Ketua Pembina Yayasan Sahabat Wakaf Indonesia, Muhammad Rofiq Thoyyib Lubis.
Komisaris Utama Nanotech Indonesia Global Tbk, Nurul Taufiqu Rochman, menambahkan, pentingnya transfer ilmu pengetahuan, teknologi dan disipin bekerja masyarakat di Indonesia di Jepang, dalam menghadapi tahun emas dengan ekonomi terkuat dunia di tahun 2030 mendatang.
"Bagaimana sih bisa merasakan produktivitas yang tinggi, etos kerja yang sangat bagus dan perlu untuk Indonesia yang akan menyongsong tahun emas dengan tingkat perekonomian terkuat di dunia di tahun 2030 pada urutan ke- 7," kata Nurul Taufiqu Rochman.
What's On Fimela
powered by
Kerja 1 Tahun di Jepang = Kerja 3 Tahun di Indonesia
Untuk itu, Nanotech bersama sahabat wakaf Indonesia sejak saat ini, telah mulai mempersiapkan talenta terbaik di Indonesia dengan memberikan pelatihan, pengetahuan dan pengalaman bekerja di Jepang.
"Karena bekerja satu tahunnya mereka sekarang, sama dengan 3 tahun kerjanya kita. Kalau di sana bekerja ya benar - benar full bekerja, istirahat 15 menit, yasudah lanjut bekerja," terang dia yang telah 14 tahun tinggal untuk kuliah dan bekerja di Jepang.
Presiden Direktur PT Nanotech Indonesia Global Tbk, Suryandaru menambahkan jika para pekerja yang diberangkatkan ke Jepang dari Indonesia, juga merupakan pekerja dengan keahlian tertentu (skill worker).
"Kita selama ini melihat orang keluar negeri itu TKW, Tenaga kerja kasar. Kita ingin yang diberangkatkan memiliki skill, karena Jepang itu 20 samai 30 tahun lebih maju daripada kita. Kita ingin anak muda kita bisa masuk ke 14 sektor penempatan: industri, otomotif, keperawatan, pertanian, food industries. Jadi kesana itu dalam rangka mengunjungi masa depan," ungkap Suryandaru.
Kualifikasi
Pihaknya berharap, dengan bekal pengalaman bekerja di Jepang, sebagai tenaga kerja berkeahlian. Warga Negara Indonesia (WNI) yang dipekerjakan itu bisa kembali dengan membawa pengalaman kerja atau menjadi tekno prenuer dengan kedisiplinan yang bagus.
"Pas kembali ke Indonesia setelah bekerja di sana 3 sampai 5 tahun, mereka akan mempunyai etos kerja yang baik. Karena biasanya orang yang habis bekerja dari luar negeri mempunyai etos kerja yang baik, punya kegigihan bekerja,"jelasnya.
Suryandaru menerangkan, sebelum diberangkatkan ke Jepang, para tenaga berkeahlian itu, menjalani masa persiapan paling cepat 6 bulan atau paling lama 1 tahun.
"Kualifikasinya minimal pelajar SMA, berjasmani baik, paling penting penguasaan bahasa Jepang minimal lulus ujian kemampuan bahasa Jepang N4. Karena dengan sudah menguasai bahasa, selanjutnya nanti tinggal penempatan sesuai dengan passion mereka," tutupnya.
#WomenForWomen