WHO: Covid-19 Terus Berkembang Namun Tingkat Keparahannya Terus Berkurang

Fimela Reporter diperbarui 01 Apr 2022, 17:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa SARS-CoV-2 yang telah menyebabkan pandemi ini kemungkinan akan terus berkembang seiring dengan penularan yang masih berlanjut secara global. Namun, tingkat keparannya akan berkurang karena adanya vaksinasi dan infeksi yang membentuk kekebalan baru pada tubuh.

Dikutip dari Liputan6.com, Direktur Jenderal WHO yaitu Tedros Adhanom Ghebreyesus memberikan 3 kemungkinan bahagaimana pandemi dapat berkembang tahun ini. Skenario yang paling memungkinkan adalah virus terus berevolusi, tetapi tingkat keparahan penyakit yang disebabkannya berkurang seiring waktu karena kekebalan meningkat karena vaksinasi dan infeksi.

Lonjakan kasus dapat terjadi kembali ketika tingkat kekebalan berkurang. Hal ini membutuhkan peningkatan berkala dalam upaya vaksinasi untuk populasi yang dianggap rentan.

2 dari 3 halaman

Rekomendasi untuk Mengakhiri Fase Akut Pandemi

Ilustrasi pandemi Corona | unsplash.com/@adamsky1973

Kepala WHO merekomendasi kepada beberapa negara untuk mengakhiri fase akut pandemi Covid-19 dengan cara berikut. Pertama, pengawasan, laboratorium, dan intelijen kesehatan masyarakat.

Kedua, vaksinasi, tindakan kesehatan masyarakat dan sosial, dan melibatkan masyarakat. Ketiga, perawatan klinis untuk COVID-19, dan sistem kesehatan yang tangguh.

keempat, penelitian dan pengembangan, dan akses yang adil ke alat dan persediaan. Dan kelima, koordinasi, sebagai transisi respons dari mode darurat ke manajemen penyakit pernapasan jangka panjang. 

3 dari 3 halaman

Vaksinasi Alat Paling Ampuh untuk Pandemi

Ilustrasi vaksin COVID-19 (Source: Pexels/Artem Podres)

Kepala WHO mengatakan bahwa vaksinasi COVID-19 tetap menjadi satu-satunya alat paling ampuh untuk menyelamatkan nyawa. Namun, karena negara-negara berpenghasilan tinggi sekarang meluncurkan dosis keempat vaksinasi untuk populasi mereka, sepertiga populasi dunia belum menerima dosis tunggal, termasuk 83 persen populasi Afrika, menurut data WHO.

“Hal Ini tidak dapat diterima oleh saya, dan seharusnya tidak dapat diterima oleh siapa pun," kata Tedros. menurut Tedros ia sudah bersumpah untuk menyelamatkan nyawa dengan memastikan setiap orang memiliki akses ke tes, perawatan, dan vaksin.

 

Penulis : Saffa Sabila

#Woman For Woman