Fimela.com, Jakarta Produk lokal menjadi tuan rumah di negeri sendiri sudah dirasakan oleh industri mode dan kecantikan lewat skincare dan kosmetik. Lini lainnya, juga ikut kecipratan dan menunggu giliran menyusul sebagai produk yang dibanggakan, seperti industri wewangian.
Seperti yang dikecap oleh jenama parfum lokal Alien Objects (AO) yang mulai masuk ke industri sejak tahun 2019. Terbukti, kini wewangian lokal semakin diminati dan memunculkan jenama-jenama baru, tentu saja Alien Objects menjadi salah satu yang disegani dan jadi acuan.
"Ketika saya memulai Alien Objects di tahun 2019, industri parfum di Indonesia masih tergolong sangatlah baru. Saat ini, mulai banyak jenama-jenama lokal baru yang bagus-bagus. Saya yakin industri parfum dalam negeri akan semakin berkembang," ujar Founder Alien Objects Lucky Heng pada Fimela.com.
Lucky masih ingat di awal ia merintis bisnis parfumnya, semua orang mempertanyakan harga yang dibanderol. Keberanian mematok harga di atas rata-rata atau sama dengan harga global membuatnya memikul beban baru.
"Saya rasa AO adalah yang pertama berani memasang harga dengan standar luar negeri. Pada awalnya semua pada nanya "kenapa mahal? ini kan brand lokal". Di sana saya sadar bahwa saya mempunya tugas dan kewajiban tidak hanya membuat parfum tapi juga mengangkat citra parfum Indonesia," lanjutnya.
Way of Life
Tantangan lain yang akhirnya ikut menantang dirinya sendiri adalah bagaimana membuat bisnis parfum miliknya berkelanjutan. Yang tidak hanya terdengar beberapa tahun dari sekarang, namun tetap eksis melampaui dekade-dekade selanjutnya.
Bisa jadi seperti parfum fenomenal Chanel N°5 yang sudah merayakan usia 100 tahunnya. Parfum yang lahir pada tahun 1921 tersebut juga bukan hanya sekadar wewangian mewah namun simbol kebebasan yang mengubah sejarah.
"Saya tidak lagi berada di masa di mana menciptakan sebuah brand parfum hanya untuk sekedar menjual parfum, namun saya sudah menetapkan bahwa ini adalah jalan dan tujuan hidup saya hingga tua. Tantangan pasti akan selalu ada, namun saya selalu beranggapan bahwa kompetisi terbesar saya adalah saya sendiri," sambung Lucky.
Jalan hidup sebagai pembuat parfum dipilih dan memilih Lucky setelah ia melakoni berbagai bidang bisnis dan lintas profesi. Mulai dari dunia IT, musik, sampai profesi di bidang studi yang dipilihnya yaitu arsitektur.
Siapa yang tahu jika kecintaannya pada parfum yang diimpelentasikan dengan hobi mengoleksi wewangian sejak 20 tahun lalu, menjadi jalan hidup bagi Lucky. Berawal dari akun Instagram milik Lucky yang menjual barang preloved bernama @alienobjects, kini menjadi merek parfumnya sendiri.
"Suatu hari ada customer yang membeli Dior J'adore preloved saya. Kebetulan saat itu saya sedang menata rak lemari dan iseng meracik parfum menggunakan bahan-bahan yang sudah lama tidak pernah saya sentuh. Saya pun memberikan sample racikan saya sebagai bonus kepada customer itu," sambung Lucky.
Dari situ cikal bakal Alien Objects 'lahir' dengan cara yang tidak terduga. Sang pelanggan meminta Lucky untuk dibuatkan parfum versi besar yang langsung disanggupi, dari situ parfum menjadi sebuah harapan dan tujuan hidup baru sang pendiri.
Keunikan Kreasi Parfum Alien Objects
Meski dimulai tanpa rencana bisnis dan riset market yang 'kaya', bukan berarti Alien Objects 'miskin' ide dan kreativitas. Justru kreasinya bisa melewati batas, yang menurut Lucky cukup unik untuk standar dunia.
"Mulai dari konsep bespoke kami seperti lewat cerita, foto, musik, film, maupun lukisan, yang saya yakin belum pernah dilakukan oleh brand lain, konsep Face Sanitizer di saat pandemi, konsep parfum "London" yang mengandung tetesan air hujan dari London, hingga rilisan parfum-parfum beraroma pandan, jamu, dan pecel; dan konsep Eau de Bonbon (spray candy yang terinspirasi dari konsep parfum).
Untuk bisa tertarik pada Alien Objects secara cepat, rasanya tak harus dulu mencium wanginya. Karena konsep sekaligus diferensiasi yang ditawarkan dari sisi seni, filosofi, dan arti membuat siapa saja bisa jatuh hati.
Misalnya, seri Black Label yang menjadi seri eksklusif AO, mengangkat 3 tema utama, yaitu People, Time, dan Place. Ketiganya merupakan elemen penting yang menarik.
Seperti People dimulai dari Mother, Father. Time dibagi menjadi Morning, Afternoon, Evening, Night - yang mana semuanya bisa dipakai sesuai sequence. Serta Place yang menjadi memori beberapa kota favorit Lucky di belahan bumi.
"Sangat susah untuk memilih, namun yang best sellers adalah seri Place. Selain Black Label, kami juga masih mempunyai banyak varian-varian lain, seperti Aurora, Xoxo, Metal, Pandan, Morphine, Indonesia, hingga yang terbaru yaitu seri Doraemon yang bekerja sama dengan Jepang," saat ditanya seri mana yang paling laris.
Ajakan untuk Membangun industri parfum di tanah air
Alien Object juga melestarikan tradisi merayakan kemerdekaan Indonesia di bulan Agustus lewat parfum berjudul 'Indonesia'. Di tahun 2020, AO membuat wangi menyerupai pecel yang terinspirasi dari kekayaan rempah .
Serta versi 2021 bertema jamu dan aroma 'Tanah Air' dengan keharuman seperti tanah basah dan air hujan deras. Jadi penasaran, kira-kira Agustus tahun ini, tema apa yang dipilih AO untuk parfum 'Indonesia'-nya? Kita tunggu saja kejutannya.
Sembari menunggu, Lucky pun mengajak kita yang ingin menyeriusi untuk nyemplung di bisnis wewangian. Menurutnya, jika sudah mendapat panggilan hati, "Mulai saja Dulu."
Ia mengatakan jika di dalam hidup, ada pekerjaan, relasi, dan bisnis yang bukan jalan kita, namun mungkin hanyalah sebuah chapter atau jembatan menuju pintu lain. Kita tidak akan pernah tahu apabila tidak berani memulai dan mencoba.
"Saya sendiri juga sudah pernah berkali-kali gagal dalam chapter-chapter sebelumnya. Apabila saya lihat kembali semuanya hari ini, it is true that everything happens for a reason. Jadi, janganlah takut untuk mencoba," tutup Lucky.
#WomenForWomen