Fimela.com, Jakarta Invasi Rusia ke Ukraina membuat jutaan orang harus meninggalkan rumahnya dan mengungsi di tempat tertentu. Sejumlah negara Eropa Tengah dan Timur dimintai perlindungan warga Ukraina yang telah kehilangan tempat tinggi.
Memang tidak warga Ukraina memutuskan untuk pergi dari negara tersebut. Ada juga sejumlah warga, termasuk perempuan yang memilih tinggal di negaranya dan turut serta membela negaranya. Pemerintah Ukraina sempat merilis data di mana 15 persen tentara Ukraina merupakan perempuan.
"Saya tidak akan menyerahkan semua penyelamatan dan pertahanan kepada para pria. Saya mungkin seorang perempuan, tetapi saya tidak memiliki anak, dan saya siap untuk bertarung," kata Olga Kovalenko, seorang tentara perempuan Ukraina, kepada USA Today.
Kovalenko adalah satu dari banyak perempuan yang tetap tinggal di Ukraina dan secara sukarela bergabung dengan tim militer negaranya, setelah pemberlakukan militer. Ia menghabiskan waktu dengan pergi ke daerah yang terdampak serangan Rusia, melakukan evakuasi korban, dan menilai kerusakan.
What's On Fimela
powered by
Alasan banyak perempuan turun perang
Kovalenko sendiri merupakan turunan Ukraina-Rusia, di mana sang ibu adalah berkebangsaan Ukraina dan ayahnya berkebangsaan Rusia. Kovalenko menetapkan hati untuk mempertaruhkan nyawa demi negaranya.
"Kami bukan pejuang profesional, kami hanya warga sipil yang tinggal karena kami ingin melindungi rumah kami," jelasnya.
Kovalenko tidak sendiri. Perempuan bernama Aloma Bushynska juga turut menjadi tentara Ukraina, padahal sebelumnya ia merupakan penata rias. Bushynska menginginkan ada rumah bagi orang-orang untuk kembali.
Banyaknya perempuan yang akhirnya terlibat menjadi tentara Ukraina diapresiasi oleh ibu negara Ukraina Olena Zelenska. Ia merasa kagum dan berterima kasih atas kesediaan perempuan di negaranya.
Diapresiasi ibu Negara Ukraina
"Di Ukraina ada dua juta lebih banyak perempuan daripada pria. Hari-hari ini, statistik ini memiliki arti penuh," Zelenska kepada surat kabar Prancis Le Parisien.
"Perlawanan kami, seperti kemenangan kami di masa depan, juga memiliki wajah yang sangat feminin," tambahnya.
Zelenska menyebut perempuan yang menjadi tentara dengan suka rela mendaftarkan diri untuk pertahanan teritorial. Mereka membantu memasok, mengirim, dan memberikan makanan. Beberapa perempuan yang tinggal Ukraina untuk melahirkan.
Tambah 4000 bayi selama perang
Sejak awal perang, kami memiliki lebih dari 4.000 bayi. Mereka lahir di ruang bawah tanah, di kereta bawah tanah, di tempat perlindungan bom dan kadang-kadang di bangsal bersalin yang dibom, seperti yang terjadi di Mariupol," kata Zelenska kepada Le Parisien.
Serangn Rusia ke Ukraina masih terus berlanjut hingga kini sejak akhir Februari 2022. Pertempuran terus terjadi dari hari ke hari dan menyasar warga sipil.