Fimela.com, Jakarta Sebagian besar dari kita mungkin beranggapan bahwa kejadian tidak menyenangkan yang pernah terjadi dalam hidup kita kini tidak lebih dari sekedar kenangan. Tapi mungkin tidak bagi sebagian orang lainnya. Kenangan akan kejadian tidak menyenangkan bisa memicu munculnya trauma pada seseorang dan jika trauma tersebut tidak diatasi dengan baik, maka akan berpengaruh buruk pada kehidupan seseorang. Berikut adalah 7 tanda bahwa kenangan buruk tersebut tidak hanya sekedar kenangan, tetapi trauma yang hingga sekarang belum disembuhkan.
1. Sulit menerima perubahan positif
Saat memiliki trauma yang belum sembuh, seseorang akan sulit menerima perubahan positif dalam hidupnya. Alih alih menerima perubahan, seseorang yang masih memiliki trauma akan merasa khawatir dan takut akan perubahan, termasuk perubahan positif. Mereka yang masih terbelenggu dengan trauma merasa bahwa dirinya tidak pantas merasakan kebahagiaan. Oleh karena itu, mereka cenderung sulit menerima perubahan positif, bahkan mungkin saja mereka menolak perubahan tersebut.
2. Merencanakan segala sesuatu
Merencanakan sesuatu agar segalanya berjalan lancar dan sesuai rencana adalah hal yang bagus. Tetapi, orang yang memiliki trauma cenderung terobsesi dengan memegang kendali penuh akan segala sesuatu. Bahkan mereka mengkhawatirkan berbagai hal diluar kendali mereka. Hal ini dapat terjadi karena mereka tidak memiliki kepercayaan dengan diri mereka sendiri karena luka yang ditimbulkan oleh trauma belum sepenuhnya sembuh.
3. Sangat takut akan kegagalan dan kehilangan
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ketakutan dan kekhawatiran berlebihan yang dimiliki oleh mereka yang masih belum sembuh dari trauma dapat berpengaruh buruk pada proses pengembangan diri. Selain menghambat proses pengembangan diri, rasa takut dan khawatir tersebut dapat membuat seseorang menjadi perfeksionis serta selalu merasa tidak aman. Rasa takut kehilangan dan diabaikan juga dapat menjadi tanda bagi mereka yang pernah ditinggalkan atau kehilangan orang yang dicintai pada usia muda.
4. Sulit berkonsentrasi
Trauma yang belum sembuh memiliki dampak negatif bagi kinerja otak, salah satunya adalah membuat penderitanya mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi. Jika kamu merasa ada celah dalam ingatanmu atau mengalami kesulitan dalam mempertahankan fokus dan pikiranmu, maka hal tersebut dapat menjadi tanda bahwa dirimu sebenarnya membutuhkan bantuan untuk mengatasi trauma yang belum sembuh.
5. Sering menyakiti diri sendiri atau orang lain
Pengalaman traumatis, seperti pelecehan atau kekerasan, kerap kali membuat korbannya merasa lemah dan tak berdaya sehingga mereka kesulitan meminta bantuan kepada orang lain. Dalam kasus ini, mereka yang memiliki trauma cenderung lebih suka memendam semuanya sendiri dan hingga akhirnya hal tersebut menyakiti dirinya sendiri. Ketakutan akan ditolak, dipandang lemah, serta dihakimi adalah beberapa hal yang menghambat mereka dari meminta bantuan dari orang lain. Tetapi, dari emosi dan perasaan yang terus dipendam, tak jarang orang sekitar yang menjadi korban atas luapan emosi dan perasaan tersebut. Saat hal itu terjadi, mereka akan menyalahkan diri sendiri dan menarik diri dari orang-orang terdekatnya.
6. Tidak percaya diri
Trauma yang terjadi saat masa anak-anak, seperti kekerasan dan penelantaran, kerap kali membuat korbannya mempertanyakan nilai dan kualitas dirinya. Saat tumbuh dewasa, mereka terus berusaha meyakinkan bahwa mereka berharga dan berhak dicintai. Tetapi, trauma yang disebabkan oleh orang terdekat akan selamanya menghantaui mereka jika tidak diatasi dengan baik. Menurut penelitian, pasien Post-Traumatic Stress Disorder atau PTSD secara umum memiliki harga diri rendah dan perasaan bahwa mereka tidak berharga.
7. Memiliki gejala psikologi
Gangguan psikologis dapat muncul karena mereka yang masih hidup berdampingan dengan trauma biasanya akan kesulitan merasa bahagia atau menemukan kesenangan. Tak jarang mereka juga mengalami perubahan pola makan dan tidur. Beberapa gangguan psikologis yang umum dialami oleh penderita PTSD diantaranya adalah gangguan kecemasan, serangan panik, bahkan depresi.
Jika kamu mengalami tanda-tanda diatas, maka lebih baik kamu membicarakan hal tersebut dengan orang yang dapat kamu percaya dan meminta bantuan kepada psikolog. Tidak ada salahnya membuka diri dan meminta bantuan kepada orang lain demi kesehatan dan kebahagiaan diri sendiri.
Ditulis oleh: Savitri Anggita Kusuma Wardani