Fimela.com, Jakarta Sejauh ini stunting masih menjadi problem tersendiri di Indonesia. Stunting merupakan kondisi di mana anak memiliki tubuh yang lebih pendek dari usianya karena kurang gizi. Anak yang mengalami stunting tumbuh kembangnya juga akan kurang maksimal.
Melansir dari laman health.com, anak balita yang mengalami stunting bisa dikatakan stunting setelah diukur panjang atau tinggi badannya dan disesuaikan dengan standar tinggi badan WHO. Balita yang memiliki tinggi badan di bawah standar yang ditetapkan WHO bisa dikatakan mengalami stunting.
Ada banyak hal yang menyebabkan anak stunting. Salah satu hal tersebut adalah ibu yang mengalami anemia.
Anemia Selama Kehamilan Menyebabkan Stunting, Benarkah?
Melansir dari laman klikdokter.com, ibu yang menderita anemia apalagi saat kehamilan berisiko memiliki anak yang stunting. Anemia menyebabkan sel darah merah di tubuh menurun. Padahal, sel darah merah selama kehamilan berfungsi penting menyalurkan nutrisi dari tubuh ibu ke janin. Saat ibu hamil mengalami anemia, tentunya ini akan menghambat distribusi nutrisi ke janin dari tubuh ibu. Kurangnya nutrisi janin selama kehamilan bisa meningkatkan risiko stunting saat anak lahir dan tumbuh nantinya.
Cukupi Nutrisi Tubuh dengan Baik Saat Hamil
Untuk mencegah risiko stunting pada anak, pastikan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dalam tubuh saat hamil. Tak hanya nutrisi untuk ibu, saat hamil kamu juga perlu memperhatikan nutrisi untuk janin di kandungan.
Selain mencukupi nutrisi tubuh selama kehamilan, pastikan untuk memiliki pola hidup sehat saat hamil. Hindari berbagai hal yang bisa membahayakan kesehatan ibu maupun janin di kandungan. Perbanyak konsumsi sayur, buah, ikan dan kacang-kacangan selama hamil. Jangan lupa untuk mencukupi kebutuhan kalsium serta zat besi yang bisa didapat dari susu. Semoga informasi ini bermanfaat dan cegah stunting sejak anak masih di dalam kandungan.
#WomenForWomen