Fimela.com, Jakarta Memasuki bulan Ramadan dan juga budaya mudik membuat pemerintah mempertimbangkan kembali syarat perjalanan. Seperti yang kita ketahui beberapa waktu lalu ada pertimbangan mudik bisa dilakukan tanpa antigen asal para pelaku perjalanan sudah melakukan vaksinasi minimal 2 dosis dan juga dosis booster.
Namun, pemerintah mempertimbangkan kembali untuk memberlakukan kebijakan syarat tes usap antigen COVID-19 bagi pemudik yang belum melaksanakan vaksinasi dosis ketiga atau booster.
Dikutip dari liputan6.com, kegiatan ibadah selama bulan suci Ramadan telah diberlakukan kembali normal. Termasuk nanti masyarakat diperbolehkan mudik, di sisi lain kita harus terus menjaga protokol kesehatan COVID-19.
Untuk itu, Kapolri memastikan peningkatan kegiatan vaksinasi COVID-19 akan terus digencarkan, di antaranya saat mudik, di pos-pos pelayanan nantinya akan memberikan fasilitas tambahan berupa vaksinasi COVID-19.
What's On Fimela
powered by
Syarat vaksin 2 kali
Masyarakat yang telah menjalani vaksinasi COVID-19 2 dosis, boleh melakukan mudik, mengingat bahwa tujuan pemudik adalah mengunjungi orang tua di kampung halaman yang mayoritas sudah lanjut usia atau lansia, serta tergolong rentan terinfeksi COVID-19. Karena itu, untuk pemudik walaupun sudah vaksin 2 kali kemungkinan akan ada kebijakan untuk kembali melakukan tes antigen COVID-19, sedangkan untuk yang sudah melakukan booster dapat bebas dari tes antigen.
Kapolri mendorong masyarakat yang telah menjalankan vaksinasi dua kali dosis dan untuk yang sudah waktunya booster untuk segera datang ke gerai-gerai atau fasilitas kesehatan terdekat.
Manfaat vaksinasi
Merangsang sistem imun tubuh
Melansir dari vaccine-safety-training.org, vaksin mengandung bakteri, virus, atau komponennya, yang dengan kemajuan teknologi sudah dikendalikan. Vaksin mengandung antigen yang sama dengan antigen yang menyebabkan penyakit, namun antigen yang ada di dalam vaksin tersebut sudah dikendalikan (dilemahkan).
Tubuh menjadi lebih kebal
Manfaat vaksin bagi manusia berlaku pula ketika antigen serupa datang di masa mendatang. Hal ini dapat diartikan, paparan mikroba serupa untuk kedua kalinya tidak akan mempan, karena tubuh sudah menjadi lebih kebal.
Membunuh virus sebelum terinfeksi
Melansir dari science.org.au, dalam jangka pendek kemanjuran suatu vaksin diukur dari kemampuannya untuk mengurangi frekuensi keseluruhan dari infeksi baru, dan untuk mengurangi komplikasi utama, seperti kerusakan jaringan yang serius dan kematian.
Menciptakan herd immunity
Pemberian vaksin pada kelompok besar bisa menciptakan kekebalan kelompok. Kekebalan kelompok inilah yang disebut herd immunity. Situasi ketika banyak orang lebih terlindungi dari paparan antigen penyebab penyakit mematikan. Melansir dari science.org.au, selain melindungi individu yang tidak divaksinasi, imunitas kelompok bermanfaat bagi sebagian kecil orang yang gagal merespons vaksinasi secara memadai.
Memusnahkan penyakit mematikan
Sejak vaksin ditemukan, sejumlah penyakit yang dulunya mematikan dan membuat kelumpuhan, menjadi sangat jarang, atau punah. Salah satu kesuksesan vaksin yang paling besar adalah saat WHO berhasil menghapuskan cacar dengan cara memperluas cakupan vaksinasi cacar sampai ke seluruh dunia pada 1956, hingga pada tahun 1980 cacar dinyatakan telah tereradikasi.
*Penulis: Saffa Sabila.