Fimela.com, Jakarta Tanggal 24 Maret, setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Tuberkulosis Sedunia. peringatan ini dibuat untuk membangun kesadaran tentang TBC serta usaha-usaha untuk mengurangi penyebarannya.
Sebab, Indonesia sendiri menempati top 3 negara kasus penderita tertinggi di dunia setelah India dan Cina. Sebab itu, penting bagi kita untuk ikut meningkatkan kepedulian dengan mengenali gejala TBC, pencegahan, sampai pengobatan agar tidak berpotesi menularkan dan menyebarkannya lagi.
Fimela mengundang Dokter Spesialis Paru dari RS EMC Tangerang dr. Salva Badjarad, Sp.P di program Instagram Live Fimela Talks, 24 Maret 2022 untuk menjelaskan pada kita semua agar semakin kenal dan paham tentang TBC. Berikut beberapa fakta yang harus kita tahu untuk berperan dalam mengeliminasi tuberkulosis;
What's On Fimela
powered by
Penyeragaman penyebutan nama penyakit
Ada yang bertanya-tanya juga, apakah TB dan TBC penyakit yang sama? Jawabannya secara harfiah, ya. Namun beberapa tahun terakhir WHO mengeluarkan statement bahwa harus disebut TBC atau tuberkulosis.
"Orang awam kadang ngomong sebagai pengganti penyakit TBC dengan flek, penyakit 3 huruf, namun secara medis kami bilangnya TBC. Dan sebagai tenaga kesehatan, harus menyampaikan penyakit TBC bukan flek," ujar dr. Salva.
Penyakit infeksi menular pada paru
TBC merupakan infeksi menular pada paru yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut, pertama kali ditemukan pada 24 Maret 1882 oleh Robert Koch.
Indonesia masuk top 3
dr. Salva menjelaskan mengapa Indonesia bisa bertengger pada posisi 3 besar yang bisa jadi banyak penyebabnya. Seperti kurangnya pemahaman apa itu TBC? Lalu sosialisasi yang belum maksimal, dan terakhir stigma dalam masyarakat yang membuat orang-orang malas berobat.
Bukan penyakit turunan
Dari banyak kasus pasien yang berobat, dr. Salva mengatakan masih ada yang menganggap jika penyakit TBC merupakan penyakit keturunan. Sebab saat satu orang di rumah terpapar TBC dan tidak diobati akan menular dan terus menjadi berkesinambungan.
"Jadi anggapan TBC penyakit keturunan itu salah, TBC adalah penyakit menular. Maka jika 1 orang tidak diobati maka semua akan terpapar," lanjutnya.
Simak selengkapnya lewat video ini;
#WomenForWomen