Fimela.com, Jakarta Kombinasi adalah jenis kulit yang paling umum. Seperti kebanyakan jenis kulit, ada lebih dari satu faktor yang berperan dan dalam hal kulit kombinasi, sangat normal untuk menjadi berminyak di beberapa tempat dan kering di area wajah lainnya.
Lantas apa yang dimaksud dengan kulit kombinasi, bagaimana mengenalinya, dan cara terbaik untuk merawat kulit kombinasi? Dilansir dari byrdie.com, ada beberapa karakteristik umum untuk mengenali jenis kulit kombinasi, yang bisa membantumu mengatasi masalah yang muncul.
Karakteristik umum kulit kombinasi
Kulit tidak pernah tetap sama persis karena mudah dipengaruhi oleh perubahan musim dan hormonal. Walaupun ada faktor yang perlu dipertimbangkan, ada juga beberapa ciri yang lebih pasti untuk mengenali jenis kulit kombinasi.
1. T-zone berminyak, yaitu area dahi, hidung, dan dagu. Sedangkan pipi terasa kering.
2. Kulit terasa lebih berminyak saat musim panas dan terasa kering di musim dingin.
3. Saat kamu sedang menstruasi, kulit mungkin memiliki beberapa jerawat yang tumbuh. Tapi, begitu menstruasi selesai, jerawat akan hilang dan kulit bisa menjadi terkelupas.
Apa yang menyebabkan kulit kombinasi?
Ada banyak faktor penyebab jenis kulit dan genetika adalah salah satu faktor utama, bahkan bisa menentukan jumlah minyak yang dihasilkan kulit karena genetika juga mengatur produksi sel. Hormon adalah faktor lain yang harus dipertimbngkan dan mungkin menyebabkan kulit memproduksi minyak secara berlebihan di beberapa area, sementara kering di area lain.
Lainnya adalah faktor lingkungan, seperti panas dan kelembapan. Kulit secara alami akan lebih berminyk dalam suhu panas.
Kondisi lembap yang berkepanjangan menyebabkan kelenjar keringat menghasilkan lebih banyak keringat, membuat kulit lembap dan berminyak. Sedangkan kelembapan rendah menyebabkan kulit mengalami dehidrasi dan meningkatkan sensitivitas kulit, serta iritasi.
Bagaimana cara terbaik merawat kulit kombinasi?
Rahasia kulit kombinasi adalah menemukan keseimbangan antara merawat area berminyak dan kering. Salah satu masalah terbesar adalah bahwa seringkali orang dengan kulit kombinasi takut menggunakan pelembap dan tabir surya, karena kedua produk ini umumnya dikaitkan dengan menciptakan lebih banyak minyak.
Ini tidak benar, karen sebenarnya dalam memilih produk yang tepat dan menggunakannya secara tepat, bisa membantu mengontrol produksi minyak. Inilah pentingnya memiliki rutinitas perawatan kulit yang tepat bisa sangat penting untuk menjaga kulit tetap sehat.
Pertama, hilangkan minyak berlebih dengan produk pembersih yang tepat. Carilah produk dengan asam salisilat, untuk membantu mengurangi penumpukan minyak dan penyumbatan.
Dan kamu harus tetap menggunakan pelembap, apapun jenis kulitmu. Temukan produk pelembap yang non-komedogenik, bebas minyak, dan berbasis air.
Sementara beberapa produk memang bisa membantu menghidrasi, yang lain bisa jadi justru mengeringkan kulitmu, jadi berhati-hatilah saat mencoba produk baru. Pengelupasan kulit harus dilakukan dengan lembut.
Biasanya eksfoliasi cukup dilakukan 2 sampai 3 kali seminggu, menggunakan AHA/BHA atau exfoliant pad, yang lebih lembut daripada pengelupasan fisik. Retinol juga bagus untuk mengurangi produksi minyak, mengobati jerawat, dan masalah kulit lainnya, seperti bintik-bintik hitam dan kerutan halus pada kulit wajah.
Jika kamu memiliki jerawat, toner berkandungn AHA/BHA bisa membantu, tapi berhati-hatilah dengan menggunakannya hanya di area yang bermasalah, hindari area kulit wajah yang kering. Kandungan alkohol produk ini mungkin terlalu tinggi dan bisa lebih mengeringkan kulit.
Di malam hari, ulangi rutinitas pembersihan, diikuti toner, bergantian antara exfoliant AHA/BHA atau retinoid, kemudian pelembap.
Makeup
Yang terbaik adalah tetap menggunakan produk ringan untuk mencegah penyumbatan pori-pori. Selalu persiapkan kulit dengan pelembap, sebelum menggunakan produk makeup apapun.
Produk berbasis mineral bisa membantu mencegah iritasi dan juga memberikan efek mattifying. Selain itu, untuk mencegah jerawat, pilih produk makeup yang bebas minyak dan non-komedogenik.