Fimela.com, Jakarta Beberapa pria biasanya tidak terlalu memerhatikan pakaian apa yang akan dikenakan saat pergi kondangan, lamaran, bahkan momen pernikahan. Biasanya ini menjadi tugas para perempuan untuk mendadani pasangan.
Batik pun menjadi salah satu pakaian yang bisa menjadi pilihan ketika ke acara-acara resmi tersebut. Lalu bagaimana cara kita memilihkan batik yang cocok dengan pasangan namun tetep stylish?
Tak perlu bingung, kini sahabat Fimela bisa melirik batik dari Garuda Kencana Batik yang baru saja berkolaborasi dengan Henri Winata Bespoke Menswear.
Dalam kolaborasi ini, Founder Garuda Kencana Batik, Yos Christian Addyputra dan Henri Winata, mengajak masyarakat Indonesia untuk melirik kain batik yang merupakan warisan wastra Nusantara di hari besar mereka, baik saat momen lamaran maupun hari pernikahan.
Oleh karenanya, kolaborasi tersebut menciptkan batik bernuasa orinetal dan Jawa dengan balutan barik tulis.
"Selama ini banyak orang memakai pakaian adat masing masing untuk acara pernikahan. Kami berpikir kenapa tidak pakai kain batik saja yang merupakan kain budaya asli Indonesia," kata Yos.
Menariknya, Yos dan Henri tak hanya menghadirkan pakaian mempelai pria yang biasa, tetapi dalam beberapa pilihan gaya mulai dari Batik Changshan Jacket, Batik Mandarin Collar dan Batik Kerah Koko.
What's On Fimela
powered by
Macam-macam batik
Batik Changsan Jacket sendiri hadir dengan motif batik naga dan mega mendung dengan pilihan warna porcelain, yang cocok dikenakan saat acara sangjit dalam budaya China.
Sementara Batik Mandarin Collar hadir dalam motif burung phoenix berwarna merah yang cocok dikenakan untuk prosesi pernikahan budaya China sebagai pilihan yang lebih simpel namun tetap elegan.
Terakhir Batik Kerah Koko hadir dengan potongan kerah koko, didesain dengan motif batik yang lebih klasik sebagai persembahan untuk budaya tradisional Indonesia.
"Kami ingin membuktikan bahwa batik tidak hanya bisa dibuat menjadi kemeja dengan kerah biasa tapi juga bisa dijadikan Changsan Jacket, Mandarin Collar serta kemeja dengan kerah koko yang mana tidak hanya bisa dipakai untuk bekerja saja, tapi juga momen pernikahan," tambah Henri.
Khusus untuk dikenakan dalam pernikahan, Yos dan Henri sadar bahwa dalam momen pesta pernikahan, batik lebih umum dikenakan oleh keluarga dan kerabat pemangku hajat maupun tamu undangan. Untuk itu, pilihan batik tulis serta potongan gaya yang berbeda sangat diperlukan untuk membedakan mempelai pria dengan tamu yang hadir.
"Kami di sini memikirkan jika baju pengantin sama seperti tamu, menjadi kurang oke apalagi pengantin adalah pusat perhatian di acara itu. Jadi kami hadirkan solusi di mana baju batik mempelai pria akan lebih stand out dan tidak sama dengan tamu di acara," ungkap pengusaha batik berusia 28 tahun tersebut.
Terkait pakem motif dan gaya, Yos mengatakan tidak ada elemen sakral yang coba dilawan atau dihilangkan lewat tiga gaya pakaian pernikahan pria yang mereka tawarkan. Hanya saja Yos dan Henri tetap ingin mempertahan beberapa hal.
Misalnya pakaian Changsan untuk pria biasa dikawinkan dengan Cheongsam untuk wanita. Baik Changsan dan Cheongsam ini umumnya tersedia dalam motif-motif seperti phoenix atau merak.
"Karena Changsan sudah paten terlihat oriental, jadi kami pilih motif batik yang terlihat oriental. Jadi bagaimana caranya kami misalnya mencari naga dari budaya Tionghoa baik dari muka, tangan sampai kaki.” Paparnya.
#women for women