Fimela.com, Jakarta Selama dua tahun terakhir, semakin sulit rasanya menghindari COVID-19, terutama karena virusnya terus bermutasi dan menjadi lebih menular. Penggunaan masker dan vaksinasi memang secara drastis mengurangi kemungkinan kita untuk terinfeksi COVID-19 dan mengembangkan penyakit serius.
Namun, jangan lupakan bahwa ada long COVID yang masih sangat mungkin terjadi pada siapapun. Para ahli masih meneliti apa yang sebenarnya menyebabkan long COVID, karena belum ada perawatan kesehatan yang dirancang khusus untuk mencegah long COVID.
Sampai sekarang, cara terbaik untuk mencegah kasus long COVID adalah tidak terinfeksi sama sekali, mendapatkan vaksin saat sudah memenuhi syarat, dan memulai pengobatan sesegera mungkin saat sakit. Jadi, apa sebenarnya penyebab dan cara mencegah long COVID?
Dilansir dari huffpost.com, para peneliti yang mempelajari long COVID umumnya setuju bahwa efek kesehatan yng bertahan lama yang dialami orang setelah terinfeksi, disebabkan oleh peradangan di seluruh tubuh mereka. Sedangkan yang lain menduga bahwa orang dengan gejala yang bertahan lama, masih memiliki sejumlah kecil virus di tubuh mereka, yang bisa memicu berbagai masalah kesehatan, termasuk kelelahan, pusing, brain fog, tremor, dan nyeri di dada atau sendi.
Vaksinasi bisa mengurangi risiko long COVID?
Satu-satunya cara paling efektif untuk mengurangi risiko long COVID adalah dengan menghindari COVID-19 itu sendiri sejak awal. Ini lebih sulit sekarang, karena COVID-19 telah menjadi endemi, namun ingat bahwa endemi tidak berarti virus tidak lagi menyebabkan kerusakan, itu hanya berarti bahwa kerusakan yang ditimbulkan lebih bisa dikelola pada tingkat populasi.
Intinya, selama COVID masih ada, risiko long COVID tidak akan pernah hilang. Vaksinasi mengurangi peluang kamu terkena COVID-19 sejak awal dan berdasarkan penelitian, tampaknya juga mengurangi risiko long COVID.
Bisakah obat yang dijual bebas atau hanya istirahat, membantu?
Mengetahui bahwa peradangan tampaknya menjadi akar dari long COVID, kamu mungkin kemudian bertanya-tanya apakah obat anti peradangan yang dijual bebas bisa membantu mengatasi gejala long COVID. Sebenarnya tidak ada data yang menunjukkan bahwa obat-obatan tersebut bisa mengurangi risiko long COVID.
Dokter akan merekomendasikan istirahat cukup dan tetap terhidrasi jika kamu terinfeksi COVID-19, tapi apakah ini akan mengurangi risiko kamu mengembangkan long COVID, tidak diketahui. Bagaimana menurutmu, Sahabat FIMELA?