Fimela.com, Jakarta Bagi orang awam, memiliki saham identik dengan modal yang besar dan hanya dimiliki oleh kalangan tertentu. Sehingga orang dengan gaji UMR cenderung tidak akan mampu membeli saham.
Padahal, asumsi tersebut salah. Menurut Co-founder Ternak Uang, Timothy Ronald, semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk bermain saham, termasuk mereka yang bermodal gaji UMR. Penasaran dengan caranya? Perhatikan tips menabung saham dengan gaji UMR berikut ini.
1. Sisihkan gaji
Ketika menerima gaji jangan langsung dijajankan. Melainkan sisihkan dana 10-20 persen dari pendapatan bulanan. Hal yang sama juga berlaku jika kamu mendapat tunjangan, bonus, maupun THR. Persentase 10-20 persen ini bisa disesuaikan dengan pengeluaran bulananmu.
2. Dollar Cost Averaging (DCA)
Agar tidak sekadar menabung uang "mati", investasikan 10-20 persen dari gaji UMRtersebut secara berulang, di tanggal yang sama setiap bulannya. Jika dilakukan secara konsisten dan dalam jangka waktu tertentu, niscaya nominalnya akan terus bertambah. Dalam istilah bisnis, cara ini disebut dengan Dollar Cost Averaging (DCA).
Secara marketing, teknik ini membantu kita dalam membeli saham karena mengharapkan keuntungan jangka panjang dari capitan gain serta dividen yang dibagikan oleh perusahaan yang sahamnya dibeli. Dengan metode ini, secara tidak langsung kamu bergabung pelan-pelan setiap bulannya.
3. Pilih saham perbankan
Bagi mereka yang ingin bermain saham yang dana investasinya hanya dari gaji UMR, disarankan untuk membeli saham perbankan. Saham perbankan dinilai lebih aman dibanding yang lain serta cukup sustainable.
4. Pakai aplikasi
Bagi kalangan pemula, apalagi yang bermodalkan gaji UMR, jangan menggunakan intuisi untuk memilih saham. Pasalnya saat ini, terdapat beberapa aplikasi yang akan memandu pemain saham pemula. Pilih aplikasi terpercaya yang bisa membantu membeli dan menjual saham lebih mudah.
5. Kenali risiko
Tidak ada bisnis yang selamanya cuan. Ada kalanya bisnis yang kita jalankan mengalami kerugian. Begitu pula ketika kita bermain saham. Namun untuk meminimalkan, atau bahkan menghindari kerugian, seorang pemain saham harus mengenali risiko dalam dunia investasi saham.
Secara garis besar, ada dua jenis risiko dalam dunia saham, yakni capital loss dan likuidasi. Capital loss adalah penurunan nilai investasi yang menimbulkan kerugian bagi investor yang disebabkan oleh perbedaan harga jual dengan harga beli suatu aset, di mana harga jual lebih rendah dibandingkan dengan harga beli atau harga dasarnya.
Sedangkan likuidasi adalah pembubaran perusahaan oleh likuidator dan sekaligus pemberesan dengan cara melakukan penjualan harta perusahaan, penagihan piutang, pelunasan utang, dan penyelesaian sisa harta atau utang di antara para pemilik. Singkatnya, perusahaan yang menjual sahamnya dinyatakan bangkrut atau tutup.
Simak video berikut ini
#women for women